Baca juga: Melirik Makna Lagu Lathi, Karya Weird Genius
Di penggalan tersebut kita dapat menyimpulkan sebuah analogi ketidak adilan anatara anak sapi yang di analogikan sebagai kelemahan dan tanpa kekuatan menerima takdir untuk di bantai dan burung walet yang memiliki kekuatan serta kebebasan.Â
Di bait kedua, "angin menertawakan sapi tersebut dengan sangat puas, tertawa terus sepanjang hari hingga setengah musim panas". Â Ini dianalogikan kelemahan yang dimiliki anak sapi tersebut yang kemudian di tertawakan oleh lingkungannya sendiri yang semakin membuat anak sapi itu terpuruk dan ini berlangsung sangat lama dimana lingkungannya menertawakan kelemahannya.
Di bait ketiga berbunyi, "berhentilah mengeluh kata petani, siapa suruh kau jadi anak sapi. Â Kenapa kau tak punya sayap dan terbang seperti burung walet". Â
Dalam bait ini kita tidak diperkenankan untuk mengeluh seperti dalam kata "siapa suruh kau jadi anak sapi" yang menegaskan bahwa kita mempunyai pilihan, kita yang menentukan ingin menjadi burung walet atau anak sapi, yang menentukan kita akan bebas dan merdeka atau terikat dan lemah seperti anak sapi. Â Â
Apa yang kita pilih adalah itu lah yang kita tentukan, ingin menjadi kuat atau lemah, terkekang atau merdeka, mudah atau susah merupakan pilihan yang kita ambil dan tentukan sendiri yang berkorelasi dengan takdir. Â
"kenapa kau tak punya sayap dan terbang seperti burung walet" kata tersebut menggambarkan bahwa kita harus berusaha untuk tidak berdiam diri menerima takdir, namun harus berusaha untuk mendapat sebuah kebebasan dan menentukan pilihan.
Secara garis besar lagu ini menggambarkan akan kelemahan diri dalam menentukan pilihan yang kita ambil, terkadang tekanan memang selalu hadir bahkan dalam lingkungan kita sendiri. Â
Baca juga: Makna Lagu Arirang dan Mendaki Gunung Yongmunsa di Korea
Namun kita di berikan pilihan untuk menentukan dan memperbaiki apa yang telah terjadi. Â Kelemahan memang menjadi sebuah masalah yang menghalangi kita, namun bukan hanya dengan mengeluh tapi kita harus mengambil tindakan bukan hanya menerima takdir.Â
Sekali lagi lagu ini memang di ciptakan kala situasi di jerman kala itu, tekanan dan kelemahan yang di terima kaum yahudi kala itu menjadi sebuah masalah besar. Â