Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudik dan Sejarahnya

2 Juni 2019   13:03 Diperbarui: 2 Juni 2019   13:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: inovasee.com

Mungkin mudik menjadi sebuah rangkaian tradisi yang dilalui banyak orang ketika fase ramadhan akan berakhir.  Tradisi tahunan ini menjadi sebuah momen yang di tunggu oleh semua masyarakat yang merantau jauh dari kampung halaman. 

Mudik menjadi sebuah momentum berkumpul bersama keluarga, menjadi ajang bercengkrama mempererat tali silaturahmi bukan hanya dengan keluarga namun dengan sanak saudara sahabat juga.  Selain itu juga nilai yang terkandung dalam tradisi mudik ini adalah sebagai ajang napak tilas bagi kita untuk mengenang masa kecil dimana tempat kita dilahirkan dan di besarkan di kampung halaman.  Tapi sebetulnya apa sih makna mendalam dari mudik itu sendiri?

Secara harfiah mudik di ambil dari bahasa jawa ngako yang berarti "mulih diilik" yang berarti pulang sebentar yang menjadi momentum pulang kampung.  Namun menurut bahasa betawi mudik sendiri diartikan sebagai mulih ke udik atau penyederhanaan kata udik menjadi mudik karena suku betawi beranggapan bahwa tradisi mudik ini ditandai dengan dengan pulangnya para pekerja dari Jawa ke kampung halaman masing-masing. Dalam situs wikipidia indonesia arti mudik sendiri merupakan sebagai kegiatan perantau atau pekerja migran untuk kembali ke kampung halaman

Dalam kacamata sejarah kita akan menelusuri jejak awal tradisi mudik ini terjadi.  Menurut dosen sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno dilansir dari halaman kompas mengatakan bahwa mudik sudah ada sejak zaman Majapahit dan Mataram islam.

Dulu, wilayah kekuasaan Majapahit hingga ke Sri Langka dan semenanjung Malaya.  Oleh karena itu, pihak kerajaan Majapahit menempatkan pejabatnya keberbagai wilayah untuk menjaga daerah kekuasaannya.  Suatu ketika, pejabat itu akan balik ke pusat kerajaan untuk menghadap raja dan mengunjungi kampung halamanya.  Hal ini kemudian dikaitkan dengan fenomena mudik.

Selain berawal dari Majapahit, mudik juga dilakukan oleh pejabat mataram islam yang berjaga di daerah kekuasaan.  Terutama mereka balik menghadap raja pada idul fitri.  Istilah mudik sendiri menjadi tren pada tahun 1970-an.  Mudik merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh perantau di berbagai daerah untuk kembali ke kampung halamannya untuk berkumpul dengan keluarganya di kampung.

Seiring berkembangnya waktu mudik yang dahulu menjadi tradisi untuk mengunjungi sanak saudara di kampung secara natural, namun saat ini menjadi pergeseran nilai menjadi bukti eksistensi para migran.

Dalam tradisi mudik sendiri terkandung nilai dan norma yang tertanam dimana mudik menjadi sebuah tradisi untuk mempererat tali persaudaraan antar keluarga, saudara dan sahabat selain itu juga mudik di nilai menjadi proses napak tilas seseorang dalam menghargai perjalanan hisup seseorang selain itu juga mudik menjadi sebuah momentum untuk mengunjungi sanak keluarga yang telah berpulang dan menjadi ajang ziarah kepada keluarga.

Tradisi mudik bukan hanya dilakukan oleh masyarakat indonesia atau untuk umat muslim saja, di beberapa negara terdapat tradisi mudik yang kerap kali dilakukan setiap tahun.  Seperti tradisi thanksgiving di ameraka yang sebagian masyarakatnya melakukan tradisi mudik, tradisi festival songkran di thailand, perayaan diwali atau deepavali di india dan perayaan natal di sebagian negara di eropa.

Selamat hari raya idul fitri untuk semua, selamat mudik untuk semua.  Semoga dengan momen mudik ini menjadikan kita pribadi yang semakin giat untuk berkerja dan selalu bersemangat.  salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun