Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ketika Musisi Muda Bangga dengan Lagu Berbahasa Daerah

17 Maret 2019   22:19 Diperbarui: 28 Desember 2019   22:49 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan bahasa daerah saat ini menunjukan penurunan yang sangat drastis.  Bagaimana tidak penggunaan bahasa daerah sebagai bahasa ibu sudah banyak di tinggalkan oleh masyarakat khususnya remaja dan anak-anak dewasa ini.  Ini terbukti dari data yang di lansir oleh badan bahasa nasional sudah ada sekitar 11 bahasa diantaranya adalah bahasa piru, moksela, hoti, serua, nila, tandia mawes, ternateno, hukumina, palumata, dan kajeli.  Padahal Indonesia adalah Negara dengan bahasa daerah terbanyak kedua di dunia setelah papua nugini, lebih tepanya Indonesia memiliki sekitar 700 bahasa daerah yang tersebar di seruluh nusantara.

Miris memang melihat fakta bahwa 11 bahasa asli Indonesia tersebut sudah dinyatakan punah,  jika di biarkan angka tersebut akan bertambah lebih banyak karena generasi muda Indonesia enggan untuk menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu mereka.  Karena rata-rata di Indonesia setiap warga Negara nya menggunakan dua bahasa dalam berkomunikasi setiap hari yaitu bahasa resmi Indonesia dan bahasa ibu mereka masing-masing. 

 Faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa para generasi milenial Indonesia engga menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa ibu adalah mereka menilai jika menggunakan bahasa daerah terkesan kurang keren dan kampungan.  Selain itu juga terkadang banyak orang tua yang tidak mengajarkan kepada anak mereka bahasa daerah sebagai bahasa ibu, orang tua lebih mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama bahkan ada beberapa orang tua yang mengajarkan bahasa asing sebagai bahasa pengantar sehari-hari.

Namun bukan berarti semua milenial Indonesia tidak bangga dan bahkan melupakan bahasa daerah sebagai identitas mereka, buktinya beberapa anak muda Indonesia dengan bangga menjadikan bahasa daerah sebagai karya seni mereka untuk bertujuan lebih bangga dan memperkenalkan bahasa daerah kepada generasi muda lainnya dengan cara seni salah satunya adalah dengan lagu.  Lagu dinilai dapat mereprensetatifkan nilai kebanggaan terhadap bahasa daerah, bahkan beberapa musisi menyanyikan lagu daerah sebagai hits mereka, banyak musisi yang telah aktif mengkampanyekan bahasa daerah dalam sebuah lagu agar kelak para generasi milenial tidak ragu untuk menggunakan bahasa daerah.  Berikut adalah beberapa musisi yang menjadikan bahasa daerah sebagai lagu kebangga mereka.

 

yurayunita.com
yurayunita.com
Yura yunita, Penyanyi bersuara merdu ini telah mengeluarkan sebuah lagu berjudul Kataji atau bisa diartikan sebagai terpikat.  Lagu  ini merupakan lagu yang sepenuhnya berbahasa sunda dibalut irama musik jazz yang menawan.  Yura mengatakan bahwa lagu ini menjadi kebanggaan nya menjadi seorang wanita yang terlahir dari suku sunda.  Dan lagu ini  melambangkan kebanggaan nya terhadap bahasa daerah.

albumbaru.com
albumbaru.com
Ten2Five, band yang digawangi oleh imel sebagai vocalist pernah mengeluarkan sebuah lagu remake dari lagu daerah. Lir ilir menjadi hits ten2five saat itu berbarengan dengan lagu-lagu daerah lainnya yang di kemas dalam album I Love Indonesia.  Irama jazz dan lirik jawa menjadikan harmoni yang indah dimana unsur modern dan etnik tradisional di nyanyikan merdu oleh band ten2five ini.  Mereka ingin semua anak muda untuk berbangga dengan  bahasa daerahnya masing-masing.

wikipidia.com
wikipidia.com
Siantar Rap Foundation, adalah sebuah group music rap dari daerah pematangsiantar, beranggotakan empat orang anak muda.  SRF selalu menampilkan unsur etnik batak dalam setiap lagunya yang di balut irama lagu rap yang modern.  Mereka konsisten untuk memperkenalkan budaya adat batak dengan lagu rap yang mereka nyanyikan seperti sinanggar tulo yang di iringi irama rap.  Meski tak semua lagu berbahasa batak tapi mereka selalu menyisipkan bahasa daerah batak di setiap lagu yang mereka nyanyikan.  Coba deh kita dengarkan lagu-lagu dari SRF pasti kita akan tahu sebesar apa mereka bangga dengan adat dan bahasa daerah mereka.

tribunnews.com
tribunnews.com
Bondan Prakoso,  seorang anak muda yang multitalented ini juga sempat menyanyikan sebuah lagu pada tahun 2007 berjudul kroncol protol yang berirama kroncong yang khas di tambah dengan irama rap dari teman duitnya fade to black.  Perpaduan lagu tradisional dengan modern menjadikan lagu ini dapat diterima para generasi muda selain misi untuk memperkenalkan bahasa daerah.

idntimes.com
idntimes.com
Near dan Dian Sorowea, siapa yang tidak tahu lagu ini, lagu yang sempat booming belakangan terakhir ini merupakan lagu yang semua liriknya berbahasa maumere ini sangat merdu dinyanyakan dan bahkan sudah banyak di cover.  karna su sayang merupakan lagu duet dari dua anak muda berbakat Dian sorowea dan Near sebagai rapper di lagu ini.  lagu yang kental berbahasa timur indonesia ini berhasil menghipnotis banyak orang di indonesia,

Para musisi diatas merupakan sebagian kecil dari usaha para generasi milineal untuk bangga terhadap budaya dan bahasa daerah sendiri.  Karena jika bukan kita yang melestarikan siapa lagi, dari sekarang kita bangga dengan bahasa daerah ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun