Yah pada zaman ini kita sudah tidak asing di sosial media tentang SDM Indonesia yang di anggap sebagai SDM Rendah. Ada beberapa faktor yang kemudian menjadi alasan slogan ini banyak muncul di berbagai komentar di seluruh sosmed, bahkan pun yang mengatakan SDM rendah juga, yah adalah warga Indonesia juga, apakah ini yang dinamakan tentang toleransi dan menghargai pendapat? Kita telisik dulu alasan mengapa di Indonesia akhir-akhir ini masyarakatnya di katakan sabagai SDM rendah :
1. Menilai secara teks tual.
Nah salah satu alasan mengapa warga Indonesia di katakan sebagai SDM rendah, yah tentu apa yang kemudian mereka lihat baik secara langsung di lapangan ataupun melewati sosial media, mereka kadang langsung mengjust atau menyimpulkan sesuatu tanpa melihat pendapat lain ataupun lebih simplenya melihat sesuatu dengan tidak berbagai referensi langsung mengklaim atau mengjust, seolah-seolah pendapatnya adalah keputusan final.
2. Minim Literasi
Yah ini adalah problem paling sering terjadi di Warga Indonesia, terkhusus warga yang sangat malas dalam membaca sesuatu kejadian dan tanpa meneliti lebih detail baik, kadang mereka menyimpulkan sesuatu dengan hanya membaca sub tema, tanpa membaca isi dari teks tersebut secara menyeluruh, makanya kadang tanpa mereka sadari hanya dengan membaca sub tema sudah seolah-olah mengetahui isi dari teks tersebut.
3. Fanatik terhadap pamor yang kadang berlebihan.
Kenapa ini kemudian menjadi nilai mines bagi warga indonesia sangat ingin di kata dalam hal apapun. Tapi kemudian kapasitas dari mereka tidak di dukung, terutama dalam skill dan kapasitas pengetahuan baik secara pengalaman ataupun secara materi.
4. Sulit untuk berpikir maju dan rasional.
Nah alasan paling sangat sering di kumandangkan oleh warga yang kemudian di katakan rasional, kepada warga yang tidak rasional adalah tidak bisa berpikir maju, dan hanya stak jalan di tempat saja. Terutama dalam segi Teknologi, baik segi fasilitas umum ataupun tranportasi, kadang mereka menganggap itu adalah hal negatif dengan dalil ini adalah bukan budaya kita.
5. Melakukan hal yang kadang tidak terlalu urgent.
Nah yang terkahir ialah kadang warga indonesia, kadang mempunyai pikiran terlalu objektif, terutama ketika di suruh memilih pendidikan gratis atau Makan gratis, kadang warga blunder sesungguhnya yang urgnet tentu saja adalah pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Ini adalah hak tiap warga, tapi mereka lebih objektik dalam mengambil keputusan tentang mengatakan isi perut lebih penting dari pada pendidikan dan sebagainya, tidak bisa di pungkiri kita masih barada dalam masa yang dimana tidak semua warga bisa makak dengan layak, tapi kemudian muncul pertanyaan apakah pendidikan tidak urgent? Tentu urgent sumber segala dari sumber adalah pendidikan, ketika pendidikan baik maka suatu saat makanan dari mereka secara tidak langsung akan membaik.