Mohon tunggu...
Heru Prasetiyo
Heru Prasetiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Masyarakat Biasa

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Makassar Raya DAN Anggota: Lembaga Advokasi Dan Pendidikan Anak Rakyat ( LAPAR SULSEL)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Melawan Doktrin Xenophobia Masyarakat Nusantara

8 Januari 2025   02:24 Diperbarui: 8 Januari 2025   02:42 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Masyarakat Nusantara yang dahulunya di Kenal sebagai bangsa Maritim

6. Membuang - buang waktu dan mengulang kesalahan yang sama.

Ini adalah kebiasan yang bahkan masih sering kita lakukan yaitu ketika ada sesuatu hal kasang kita memakai prinsip nanti, dan sebentar. Nah ini yang menjadi kebiasaan buruk ketika ada sesuatu yang sering kali di tunda, dengan alasam yang kadang tidak logis. Dan sering melakukan hal serupa yaitu mengulang kesalahan tersebut terus menerus, ini kadang menjadi penilaian mulai cara kita untuk belajar agar disiplin dan tidak membuang buang waktu dan lambat.

Inilah alasan mengapa kadang kita dikatakan sebagai SDM Rendah oleh beberapa kalangan, walaupun tidak semua, tapi rata-rata warga yang mungkin dalam pendidikannya kurang beruntung mungkin akan menimbulkan 6 hal perlakuan tersebut. Ini adalah salah satu alasan yang bisa kita nilai bahkan menjadi intropeksi diri kita sendiri.

Kemudian muncul petanyaan apasih Xenophobia? Dan kenapa harus di lawan? Nah Xenopuobia merupakan nama pemberian dari Belanda pada saat masa kolonial, yang berarti rasa yang akan malu terhadap warga luar negeri dan menganggap mereka terlalu berlebihan baik secara fisik, bahasa dan stayle atau gaya berbusana.

Nah Doktrin ini sudah ada sangat lama, yang kemudian di tanamkan di pikiran kepala kita oleh Kolonial Belanda, dengan menghilangkan pikiran rasional masyarakat nusantara pada saat itu dengan doktrin ini, doktrin ini sacara tidak langsung ketika Belanda menjajah kita masyarakat nusantara dengan senang hati menerima Belanda dan secara tidak langsung sedikit demi sedikit menjajah kita dengan mengeksplor habis habisan hasil Bumi kota, mulai dari Rempah, hingga minyak bumi.

Kita menelisik sedikit ke Belakang dimana dulu di Nusantara di Kenal dengan berbagai macam kerajaan. Nah kita tidak asing lagi dengan nama kerajaan seperti Sriwijaya kerajaan Bercorak Budha, Kemudian kita mengenal kerjaan Majapahit kerajan bercorak Hindu, dan Gowa Tallo sebagai kerajaan bercorak Islam.

Nah sebelum masuk Kolonial di Nusantara kita dahulunya mempunya mental Baja dan pemberani, dan terkenal dengan tokoh-tokoh yang mempunyai wawasan yang luas, berpikir rasional, dan mempunyai jiwa-jiwa pemimpin dan petarung. Kita mengenal tokoh di kerajaan seperti Sultan Alaudin ( Gowa Tallo), Raja Balaputradewa ( Sriwijaya), Prabu Hayam Wuruk ( Majapahit ). Mereka adalah salah satu sedikit contoh pahlawan nasional yang sebelum dimasuki Kolonial adalah Raja-raja yang memiliki sejarah yang panjang dan tidak hanya Nusantra saja yang mengenal bahkan hampir seprtiga Dunia, seperti Sriwajaya dan Majapahot yang mempunyai daerah kekuasan yang sepenuhnya di Asia Tenggara.

Ini membuktikan bahwa para tokoh kerajaan ternama pada saat itu sangat dikenal gagah dan berani dalam menghadapi segala tantangan sebagai pemimpin di kerajaan masing-masing yang bahkan kisahnya di kenal hingga sekarang menjadi sejarah terbesar di Nusantara. Kemudian setelah masuk Belanda, kita di kenalkan dengan doktrin doktrin yang kemudian menghilangkan identitas kita di masa lalu, mulai semangat dan pemikiran yag maju serta rasional dalam menjadi pemimpin. Ini yang kemudian menjadi Doktrin yang terbawa hingga sampai saat ini, dokrin Xenephobia iti, selain doktrin Xenophobia, ada juga doktrin seperti deathlock atau terkunci di dalam, adalah doktrin yang mengatakan agar kita sebagai masyarakat Nusantara agar tidak pergi berlaut di karenakan di laut ada banyak hal - hal mistis contoh kecil di pantai timur di kenal pengan penkaganya yaitu Nyirorokidul. Ketika kita berlaut maka kita akan celaka di karenakan Nyirorokidul selalu mencari tumbal ketika ada yang berlaut di wilayah kekuasaannya. Ada pula beberapa doktrin lain seperti hal-hal Bid-ah, kuravat, kolot dan sebagainya.

Sebelum ada doktrin itu kita sudah di kenal sebagai warga maritim, yang di kenal sebagai bangsa yang kuat dan handal dalam berlayar, bahkan penemu kapal yang terkenal adalah salah satu warga Bangsawan Wajo, Sulawesi Selatan yang bahkan hasil penemuannya di ikuti oleh beberapa Negara, hingga ia di panggil untuk membuat kapal-kapal di berbagai negara. Yang membuat terkenal di karenakan letak geografis daerah Wajo sangat minim Pesisir Pantainha. Yang kemudian kapal tenaga uap yang di kenal hingga manca negara.

Ini salah satu contoh sejarah di masa kerajaan. Kemudian sempat hampir terpatahkan ini Doktrin pada masa awal tahun 19000 san hingga 2000 an, kita mengenal yang namanya BJ. Habibie yang di kenal sebagai orang Indonesia yang berhasil menciptakan Peswat N250 Gatotkaca, yang ia ciptakan di Jerman, dan kemudian yang sedikit membuat kita kecewa ialah hasil karya warga terbaik di Indonesia malah di Nikmati oleh negara luar dan di klaim sebagai hasil penemuan mereka. Nah setelah itu Doktrin Xenophobia ini terus masih berlanjut hingga sekarang.

Kadang saya merasa sedikit kecewa dengan menulis tulisan ini. Kenapa di zaman sekarang kita lebih bangga dengan dengan produk dan makanan dari luar dari pada makan lokal dari Indonesia, kita lebih sering mengposting di sosial media, ketika makan di luar Seperti KFC, Pizza Hut, hingga produk busana dari luar dan mengidolakan orang luar dari pada pahwalan di Negara kita sendiri yang dahulu memperjuangkan tanah kelahiran kita tanah nenek moyang kita. Sedangkan kita merasa malu ketika makan dan minum dari UMKM produk dalam negeri, seperti Warteg, Rumah Makan Padang, Coto Makassar. Kadang kita menganggap makan di tempat tersebut sebagai hal yang kurang baik dan spesial. Inilah kemudian doktrin yang terbawa hingga sekarang Doktrin Xenophobia mengapa kita mempunyai mental malu terhadap produk dalam negeri dari pada produk luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun