Mohon tunggu...
Heru Pranata
Heru Pranata Mohon Tunggu... Seniman - Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah

Saya lulusan sarjana seni Institut Seni Indonesia Padangpanjang, sekaran melanjutkan studi s2 di Pasca Sarjana ISI Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Pestisida Sintetik dan Pupuk Kimiawi serta Dampaknya terhadap Lingkungan

6 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 6 Desember 2020   22:10 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, penggunaan pestisida sintetik dan pupuk kimia ini juga berdampak negatif, karena zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya dapat merusak unsur tanah, di mana tanah menjadi cepat kering dan tingkat keasaman tanah menjadi tinggi yang menyebabkan tanah mudah longsor dan lingkungan menjadi rusak atau tercemar. Dampak tersebut tidak berhenti sampai di situ saja, air juga ikut tercemar ketika hujan membawa zat-zat kimia tersebut ke dalam tanah yang akhirnya berimbas kepada manusia dan lingkungan sekitar. Begitu juga terhadap udara, partikel-partikel ketika penyemprotan pestisida menyebar akan menyebabkan udara juga ikut tercemar,apabila terhirup oleh manusia atau hewan akan menimbulkan keracunan.

Lebih bahaya lagi masyarakat atau petani di daerah ini belum sepenuhnya memahami bagaimana tata cara penggunaan pestisida agar terhindar dari keracunan baik itu sebelum penyemprotan, waktu penyemprotan, dan setelah penyemprotan. Proses keracunan ini bisa terjadi melalui saluran pencernaan (tertelan), saluran pernapasan(terhirup),dan penetrasi terhadap kulit. Secara epidemologi proses terjadinya keracunan yang paling berbahaya adalah melalui pernapasan (terhirup), hal ini dikarenakan racun yang masuk kedalam tubuh dalam bentuk partikel kecil atau gas yang memudahkan racun tersebut masuk ke peredaran darah sehingga sulit untuk dikeluarkan. Berbeda halnya apa bila pestisida masuk melalui saluran pencernaan (tertelan) dapat dimuntahkan dan terkena kulit dapat dicuci menggunakan sabun.
 

Menurut (Afriyanto, 2008) secara garis besar efek bahan kimia terhadap organ-organ pada tubuh manusia yaitu:
1.Paru-paru dan system pernafasan
Terjadinya iritasi yamg menyebabkan bronkhitis atau pneumonitis, terjadinya reaksi alergik dalam saluran pernafasan yang dapat menimbulkan bunyi sewaktu menarik nafas, dan nafas pendek. Lebih bahaya lagi dalam jangka panjang (kronis) akan terjadi penimbunan debu bahan kimia pada jaringan paru-paru sehingga menyebabkan fibrosis atau pneumokoniosis.
2.Hati
Penyakit hati yang disebabkan oleh bahan kimia disebut hipotoksik. Efeknya secara jangka pendek dapat menyebabkan inflamasi sel-sel (hepatitis kimia), nekrosis (kematian sel), dan penyakit kuning. Sedangkan efek jangka panjang berupa kanker hati.
3.Ginjal dan saluran kencing
Kerusakan ginjal yang disebabkan oleh bahan kimia disebut nefrotoksin, efeknya terhadap ginjal berupa gagal ginjal, gagal ginjal kronik, kanker ginjal, dan kanker kandung kemih.
4.Sistem syaraf
Bahan kimia yang dapat menyerang syaraf disebut neurotoksin. Efeknya dapat memperlambat fungsi otak., mati rasa dan kelelahan.
5.Darah dan sumsum tulang
Beberapa dari bahan kimia dapat merusak sel-sel darah merah yang menyebabkan anemia hemilitik, dan merusak sumsum tulang dan menimbulkan kanker darah.
6.Jantung dan pembuluh darah
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan gangguan fatal terhadap ritme jantung serta menyebabkan peningkatan penyakit pembuluh darah yang berakibat terjadinya serangan jantung.
7.Kulit
Kebanyakan bahan kimia dapat menyebabkan dermatitis atau dapat menyebabkan sensitisasi kulit, alergi, kepekaan terhadap sinar matahari atau kanker kulit.
8.Sistem reproduksi
Beberapa bahan kimia dapat mempengaruhi ovarium dan testis yang mengakibatkan gangguan menstruasi dan fungsi seksual.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan pestisida maupun pupuk kimia dalam industri pertanian di zaman sekarang ini memang tidak bisa dihindari karena pestisida dan pupuk kimia menjadi andalan bagi petani dalam meningkatkan hasil produksi mereka secara cepat dan pasti. Namun dilain pihak penggunaannya tentu sangat berisiko baik bagi kesehatan manusia serta dampaknya terhadap lingkungan.

Hal yang mendasar perlu dipahami oleh para petani khususnya pada objek penelitian ini bahwa perlu dilakukan sosialisasi terutama oleh dinas pertanian dan kesehatan tentang tingkat pengetahuan serta bahaya pestisida dan penggunaan alat pelindung diri agar masyarakat sadar serta paham akan bahaya pestisida bagi kesehatan dan lingkungan.

Berdasarkan hasil tulisan ini penulis melihat bahwa penggunaan pestisida sintetik dan pupuk kimia ini memang dampak negatifnya lebih tinggi dari dampak positifnya, karena tindakan yang dilakukan seseorang memiliki dampak buruk baik dirinya, keluarganya, masyarakat, dan alam. semoga tulisan singkat ini bisa menjadi renungan serta pembelajaran kita bersama, perlu kita sadari bahwa “ketika kita memelihara alam, maka alam akan memelihara masa depan kita”.

Literatur
Afriyanto. (2008). Kajian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Cabe Di Desa Candi Kecamatan Bandunan Kabupaten Semarang. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8 (1).
Marina, F. O. S., & Deidy, Y. K. (2019). Bahaya Pestisida Sintetik “Sosialisasi dan Pelatihan Bagi Wanita Kaum Ibu Desa Koka Kecamatan Tombulu Kabupaten Minahasa”. Jurnal Perempuan dan Anak Indonesia, 1 (1), 5-12.
Kementrian Pertanian. (2011). Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Jakarta: Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Kementrian Pertanian.

Website:
https://www.google.com/amp/s/makassar.tribunnews.com.
http://langgam.id/data-lahan-kecamatan-sungai-pua-agam/.
http://www.google.com/amp/s/economy.okezone.com/.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun