Lembata adalah sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lembata, memiliki keindahan alam dan pantainya yang sangat menawan. Kebanyakan pantai di Lembata belum dikunjungi oleh banyak orang dan bukan merupakan destinasi wisata sehingga kebersihan dan panorama akan keindahan pantainya masih alami.
“Kembang api” terbesar di Pulau Lembata bersumber dari puncak sebuah kerucut besar yang memiliki ketinggian 1.319 m dpl. Ya! Sebuah Gunung api, yang membuat gaduh masyarakat sekitar Lembata karena pada tanggal 27 November 2020 erupsi untuk pertamakalinya setelah erupsi terakhirnya pada tahun 1920.
Tahun ini menjadi tahun pertama saya menginjakkan kaki di tanah Lembata. Menjadi hal yang mendebarkan ketika seorang volcanologist junior seperti saya bertemu objek penelitian baru yaitu, Gunung api. Banyak orang bilang bahwa Gunung api itu mirip seperti perempuan, kalau saat marah jangan coba – coba mendekatinya. Namun, ketika tiba masa tenangnya Gunung api akan memberikan manfaat untuk sekitar dengan tanahnya yang subur. Perumpamaan yang aneh memang.Erupsi tipe Stromboli seperti gambar dapat di lihat dari puncak Gunung Ile Lewotolok ketika malam hari, seperti kembang api yang sangat indah. Stromboli seperti ini dapat terjadi pada Gunung api yang memiliki magma/lava yang sangat encer, memiliki kedalaman dapur magma yang cukup dangkal, dan juga memiliki tekanan gas (viskositas) yang sedang.
Erupsi Gunung Ile Lewotolok pertama kali tercatat pada tahun 1660. Menurut vsi.esdm.go.id yang menjelaskan tentang sejarah erupsi Gunung Ile Lewotolok, pada tahun 1660 ini terjadi erupsi di kawah pusat. Data – data erupsi ini terdapat pada ‘Wouter Schout’s Reistogt naar en door Oostindien 1775’.
Pada tahun 1819 terjadi lagi erupsi dikawah pusat, selanjutnya 30 tahun berikutnya yaitu tahun 1849 terjadi lagi erupsi di kawah pusat. Kawah Gunung api kebanyakan terletak di Puncak Gunung, namun ada juga beberapa Gunung yang memiliki erupsi menyamping sehingga kawah aktif tidak berada di puncak seperti Gunung Lokon (Sulawesi Utara). Erupsi kembali terjadi pada tahun 1852, 1864, 1889, dan terakhir pada tahun 1920.
Pada tahun 1939, 1951 dan 2017 sempat terjadi kenaikan aktivitas namun tidak sampai terjadi erupsi.
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok ini dipantau di Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok yang ada di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata. Dipantau 24 jam oleh Pengamat Gunung Api Ile Lewotolok. Hasil dari pengamatan Gunung Api ini di laporkan secara berkala ke stake holder setempat.
Lalu apa yang di lakukan oleh para volcanologist ? adalah kami yang mengolah dan menganalisis data lapangan yang terekam kontinyu di Pos Pengamatan Ile Lewotolok. Tidak jarang lho kita naik ke Gunung Api yang sedang aktif hanya untuk memperbaiki peralatan yang rusak atau trouble dilapangan.
Laporan aktivitas Gunung api ini juga diteruskan ke bagian penerbangan. Karena Kabupaten Lembata memiliki Bandara Wonopito yang cukup dekat dengan Gunung Ile Lewotolok sehingga untuk alasan keselamatan penerbangan aktivitias Gunung Api ini sangat diperhatikan oleh pihak penerbangan. Abu vulkanik dari Gunung api dapat merusak mesin pesawat sehingga sangat membahayakan untuk penerbangan. Meskipun Bandara Wonopito hanya melayani 1 jalur penerbangan yaitu dari Kupang – Lewoleba maupun sebaliknya, namun jika terjadi apa – apa dapat fatal akibatnya.
Pada waktu menjalani tugas Tanggap Darurat, tim kami melakukan perbaikan repeater yang mengalami gangguan. Dilokasi kejadian ini sangat terdengar jelas gemuruh erupsi Gunung Ile Lewotolok.Selain perbaikan repetear tim juga menerbangkan drone untuk melihat visual ke arah puncak, namun sayangnya tim belum berhasil mendapatkan visual dari drone karena masih terlalu jauh jarak ke arah puncak dan jalur pendakian belum aman untuk mendaki sampai ke arah puncak Gunung Ile Lewotolok.
Selain mengamati dengan metode visual tim juga melakukan pengukuran harian dengan menggunakan EDM (Electronic Distance Measurement) sehingga dapat di amati perubahan deformasi Gunung Api.
Sejalan dengan pengukuran monitoring di lapangan dan di Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, tim Tanggap Darurat juga melakukan koordinasi dengan stake holder setempat terkait aktivitas Gunung Ile Lewotolok.
Merupakan sebuah impianku memiliki pekerjaan yang tidak hanya berguna bagi diri sendiri, namun juga dapat bermanfaat untuk orang lain. Dan, menjadi tabungan di akhirat nanti untuk dapat bermanfaat bagi sesama melalui pekerjaan monitoring Gunung Api untuk mitigasi erupsi demi keselamatan masyarakat sekitar. Stay safe and stay healthy good people, anywhere !
SALAM MONITORING !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H