[caption id="attachment_130602" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber gambar: reformata.com"][/caption] Akhir bulan lalu, si A dan si B menerima gaji pertama sebagai pegawai baru di perusahaan tempat keduanya bekerja. Keduanya lantas bergegas ke warung tegal untuk merayakan gaji pertamanya. Di warung tegal itu, keduanya makan dan minum sambil mengobrol ngalor-ngidul. Setelah puas dan membayar makanan dan minumannya, si A dan si B pun berjalan menuju ke halte bus. Sambil menunggu bus datang, keduanya mengisi waktu dengan main tebak-tebakan. "Gaji apa yang bisa bikin sial tapi orang selalu menunggunya?", tanya si A. Si B menggeleng tidak tahu. "Gaji ketiga belas", jawab si A. "Lho kok bisa", tanya si B. "Iya, soalnya angka tiga belas kan angka sial tapi berhubung yang bagikan menjelang bulan puasa maka mereka pasti menunggunya", jawab si A. Si B tampak manggut-manggut. "Sekarang giliranku". "Apa persamaan antara gaji pertama dengan malam pertama?', tanya si B. "Sama-sama yang pertama", jawab si A. "Masih kurang benar", sahut si B. "Lha terus apa?", tanya si A. "Persamaan antara gaji pertama dengan malam pertama itu sama-sama nikmat". "Lihat saja, ketika sedang asyik menikmati, muka orangnya tampak ceria dan bahagia dan akan bilang ah...nikmatnya", jawab si B cengengesan. Si A hanya tersenyum. Tak lama kemudian, bus yang ditunggu datang dan keduanya pun segera naik. Semoga bisa menghibur. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H