Mohon tunggu...
Herumanto Moektijono
Herumanto Moektijono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cil-CIl Craft

arsitek, desainer interior, desainer produk anak-anak, traveller, fotografer pemula

Selanjutnya

Tutup

Money

Mental Berjalan

21 Agustus 2010   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:50 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba kita amati bagaimana seorang bayi mulai belajar berjalan, pertama-tama belajar duduk-duduk dulu, kemudian setelah badan bisa tegak dan seimbang, ia akan belajar merangkak, begitu setelah koordinasi tangan dan kaki mulai lancar, dia mulai belajar jongkok, atau naik turun, memanjat ke sana ke mari,dengan sesekali terjerambab atau terantuk sesuatu.Meskipun terjengkang atau terjatuh berulang kali si anak akan terus mengulangi dan mengulangi lagi apa yang pernah dia lakukan sebelumnya. Setelah fasih menjelajah, mulailah ia belajar berdiri di tempat, kemudian berdiri dengan bersandar di suatu tempat dan belajar beringsut merambat perlahan. Dan puncak pencapaian dari semua proses itu adalah berjalan.Bila kita tidak mengikuti proses itu tahap demi tahap, kita kadang terheran-heran, kok tiba-tiba dia bisa berjalan begitu saja Saya mengamati bahwa dalam setiap proses itu seringkali terlihat, tangan yang goyah atau kaki yang bergetar karena belum cukup kokoh dan terlatih digunakan.Atau acapkali si anak sudah berdiri, tapi karena takut ia jongkok lagi dan malahan merangkak kembali..

Dalam proses untuk bisa berjalan, saat yang paling genting dan sangat menentukan apakah ia akan berjalan lancar atau tidak adalah saat kemauan mental si anak untuk membuat keputusan dan keberanian untuk berjalan. Dari semua proses itu , sekali lagi, yang terpenting adalah kemauan dan mental untuk memutuskan kapan melangkah. Berjalan membutuhkan keberanian dengan menyingkirkan segala keraguan dan ketakutan akan jatuh dan terantuk.Peristiwa yang sebenarnya sudah biasa sering dialami selama proses belajar berjalan sebelumnya namun sering dibesar-besarkan dengan imajinasi kita sendiri sehingga tampak menjadi luar biasa menakutkannya. Bagi kita yang saat ini tengah membangun usaha, membuat usaha berjalan lancar sesunguhnya hanya membutuhkan kemauan dan mental untuk memutuskan kapan kita akan membuatnya berjalan lancar.

Keharusan menambah modal atau keberatan melatih karyawan baru yang direkrut, persoalan yang timbul karena konsekwensi hal-hal itu kadang menakutkan lebih dari yang semestinya.

Sampai titik ini kita sebenarnya telah mengalami banyak hal dalam perjuangan untuk membangun usaha, yang dibutuhkan sekarang hanyalah ketetapan hati untuk lebih fokus dan cermat, karena kalau sudah mulai berjalan apalagi berjalan dengan cepat, terantuk atau terjerambab pun akan lebih terasa sakitnya.

Singkirkan ketakutan-ketakutan yang dibesar-besarkan karena kita pernah mengalaminya meskipun dalam takaran ukuran yang lebih kecil, karena kita tahu cara menyiasatinya yaitu dengan meningkatkan takaran ukuran cara mengatasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun