Mohon tunggu...
Herumanto Moektijono
Herumanto Moektijono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cil-CIl Craft

arsitek, desainer interior, desainer produk anak-anak, traveller, fotografer pemula

Selanjutnya

Tutup

Money

Sandal Jepit Merah dan Sandal Jepit Biru

30 Juli 2010   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:27 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari-hariku belakangan ini agak terusik.Perjalananku di rumah menjadi tidak lancar.Karena sandal jepit kesayangan yang biasa menggendong kaki ku selama di dalam rumah tiba-tiba putus talinya.Ah..si Biru, putus talinya di sisi kaki kiri.

Sejenak aku tertegun, kok bisa-bisanya...kok tidak ada tanda-tanda...kok tidak ada firasat apa-apa,mimpi pun tidak.

Jadilah salah satu hariku itu, menjadi agak merepotkan.Kaki begitu mudah menjadi kotor, dan setiap kali - karena merasa risih, aku harus ke kamar mandi mencuci kaki.

Dan untuk tidak memperpanjang masa sulitku itu, aku memutuskan dan merancang waktu untuk segera membeli sandal jepit baru di tempat terdekat.Sementara itu aku segera memarkir sandal Biru kesayanganku, yang sudah di ujung tanduk untuk pensiun itu di ujung pintu menuju garasi.

Pada hari H, jam H juga, menit dan detik H juga , saat aku ke garasi untuk memakai sandal lain yang biasa dipakai untuk keluar rumah, tiba-tiba mataku tertumbuk pada seonggok sandal jepit merah yang sudah berdebu dan kusam, tersimpan di ujung rak yang nyaris tidak terlihat.

A ha! aku teringat, itu si Merah, dia lebih dahulu bertugas dibanding si Biru, namun sayangnya, belum begitu lama ku pakai, salah satu talinya pun putus.Praktis belum ada seminggu sudah putus talinya di sisi kaki sebelah kanan.

Segera teringat juga, aku menyimpannya karena sayang, bodi masih terlihat sexy dan segar tapi kok sudah tidak bisa bertugas lagi.Terus aku simpan dengan pertimbangan, siapa tahu, karetnya bisa dipotong untuk sesuatu lain suatu waktu nanti, entah ganjal pintu, meja, dsb. dsb.

Sejenak-dua jenak , sambil aku mengamati si Merah, tiba-tiba aku teringat akan si Biru.Dan kemudian aku pun mengambil si Biru, hmmm...motifnya hampir sama, ukurannya juga nyaris sama, sayang......

Tapi..eeiit sebentar,si Biru masih oke untuk bertugas di kaki sisi kanan dan si Merah eh..bisa bertugas pula untuk kaki sisi sebelah kiri.Kalau begitu yang kiri bisa pakai si Merah dan yang kaki kanan bisa pakai si Biru.Berarti klop bukan?

‘Membuang’ seseorang dalam sebuah organisasi karena alasan sudah tidak mampu lagi menunjukkan kinerja yang diinginkan dalam bidangnya, patut dipertimbangkan sebagai langkah yang paling akhir yang boleh dilakukan.Sederetan pertanyaan refleksi untuk evaluasi unjuk kerja yang bersangkutan sudah selayaknya kita renungkan dan dijawab dengan sejujur-jujurnya.Apakah benar ia sudah tidak dapat memberikan sumbangsih dan pengabdian lain di luar apa yang biasa kita ketahui dan catat sebagai kemampuannya.

Manusia tentu lebih berharga dibanding sandal jepit.Kalau sandal saja bisa disiasati untuk digunakan lagi, terlebih manusia, tentu jauh lebih berharga untuk tetap dipertahankan, dicari kelebihan dan kebaikannya untuk dikembangkan dan didukung agar masa pengabdiannya bisa lebih lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun