Selain itu saya juga bisa mengetahui tempat baru yang mungkin saja selama ini belum pernah saya datangi. Secara umum dari ribuan orang yang pernah saya antar, orang Indonesia umumnya baik baik dan ramah, mungkin hanya dua atau tiga orang saja yang kurang ramah atau cenderung merendahkan profesi ojol, yang mungkin itu menjadi sedikit dukanya.Â
Dukanya yang lain bila antar barang atau pesanan makanan alamat yang dituju kurang lengkap atau alamat yang dituju susah dicari melewati gang-gang sempit yang terkadang nomor rumahnya pun tidak urut. Selain itu pesanan makanan antriannya terkadang panjang memakan waktu lama, itulah suka dukanya menjadi driver ojol.Â
Dari segi penghasilan lumayan untuk tambah tambah biaya hidup, biaya sekolah anak dan syukur syukur bisa ada sisa untuk di tabung meski saya hanya di rumah menunggu penumpang diantar, balik lagi ke rumah bila  di jalan tidak dapat penumpang lagi. Saya tidak menyengaja keliling mencari penumpang atau ngambil makanan di resto. Itulah sedikit berbagi pengalaman menjadi driver ojol yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ketika zaman saya dulu semasa remaja atau sekolah. Hidup terkadang penuh misteri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H