Mohon tunggu...
Mas Heru
Mas Heru Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Menikmati jadi diriku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengembalikan Ekonomi Koperasi Sebagai Soko Guru Ekonomi Indonesia

16 Januari 2025   06:53 Diperbarui: 16 Januari 2025   06:53 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. PribadiInput Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Sementara Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop), Ferry Juliantono mengatakan, aset seluruh koperasi di Indonesia hanya sekitar Rp281 triliun. Jumlah ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sekitar Rp10 ribu triliun.

Ferry ingin mendorong aset koperasi terus berkembang, sehingga mampu menyaingi jumlah aset BUMN. "Inilah yang menjadi hal penting bagi Kementerian Koperasi," kata Ferry lewat keterangan persnya, Rabu (13/11/2024).

Kontribusi Koperasi

Dilihat dari perjalanan debut koperasi Indonesia dikatakan Kontribusi koperasi terhadap PDB cenderung meningkat setiap tahunnya, hingga pada tahun 2020 dan 2021 koperasi memberikan kontribusi sebesar 6,20% dari PDB Indonesia. Besaran potensi koperasi  mampu memberikan manfaat dan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.

Dalam 5 tahun terakhir, kontribusi koperasi terhadap PDB sudah melampaui 6,2% pada 2024. Sedangkan angka kontribusi koperasi terhadap PDB yang ditargetkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah sebesar  5,7%.

Sektor Penyumbang PDB

Dari sisi lapangan usaha, dicontohkan  penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan II-2024 adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan, dengan kelima sektor ini berkontribusi sekitar 63,70 persen dari PDB.
Sedangkan lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi antara lain, sektor akomodasi dan makanan minuman yang tumbuh 10,17 persen, didorong oleh event berskala nasional maupun internasional.

Dari sisi sumber pertumbuhan, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar, dengan porsi 0,79 persen. Kemudian diikuti oleh konstruksi sebesar 0,67 persen, perdagangan 0,63 persen, dan informasi dan komunikasi 0,50 persen.

Konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 54,53 persen. Jika dilihat dari pertumbuhannya, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,93 persen (yoy) pada triwulan II-2024. Ini mengindikasikan masih kuatnya permintaan domestik dan daya beli masyarakat.

Sementara pengeluaran yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 9,98 persen (yoy) pada triwulan II-2024. Pada saat yang sama, komponen ekspor dan impor juga tumbuh masing-masing sebesar 8,28 persen dan 8,57 persen.

Investasi Atau Penguatan Ekonomi Domestik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun