Mohon tunggu...
Mas Heru
Mas Heru Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Menikmati jadi diriku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Zulkifli Hasan dan Jihad Untuk Petani

15 Januari 2025   08:15 Diperbarui: 15 Januari 2025   08:15 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zulkifli Hasan Antara  Kemerdekaan Petani dan Swasembada Pangan, akankan terealisasi?

Tekad kuat Indonesia untuk membebaskan diri dari ketergantungan impor  pangan. Indonesia mau tidak mau harus kembali Indonesia di jaman Soeharto dimana sektor pangan menjadi program prioritas. Jaman Orde Baru justru membuktikan Indonesia berhasil swasembada pangan terutama padi.

Pada waktu itulah Indonesia berhasil melakukan ekspor beras . Dikutip dari Badan Pusat Statsitik (BPS), Indonesia sempat tidak mengimpor beras sama sekali pada 1985-1986. Pada tahun itu, Indonesia justru mengekspor beras masing-masing 106.000 ton pada 1985 dan 231.000 ton pada 1986.

Setahun kemudian ekspor beras mencapai jumlah tertinggi, yakni 231.000 ton. Setelah ini ekspor meredup, tidak pernah lagi di atas 100.000 ton dan yang terjadi justru Indonesia kian parah menjadi impor beras terbesar di dunia.

Jumlah beras yang diimpor sangat  fantastis. Berdasarkan catatan Bulog, impor yang sudah terealisasi mencapai hampir 3 juta ton. Impor tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Impor beras itu bervariasi dari berbagai negara, tercatat RI mengimpor beras dari tiga negara Asean dengan jumlah yang besar mencapai jutaan ton, yakni Thailand sebesar 1,04 juta ton, dan Vietnam mencapai 1,02 juta ton, Myanmar sebesar 451 ribu ton serta luar Asean yakni Pakistan sebesar 388 ribu ton.

Mengapa pada akhirnya Indonesia menjadi negara importir beras, sedangkan Indonesia negara agraris dengan porsi penduduk tinggal pedesaan mata pencaharian sebagai petani?

Pertanyaan selanjutnya , sejauh mana keterlibatan pemerintah dalam mendukung sektor pangan, masalah apa yang dihadapi petani Indy, apa yang sudah diperbuat untuk meningkatkan kesejahteraan petani, memungkinkan Indonesia kembali lagi meraih swasembada  pangan?

Petani Selalu Menjadi Korban

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), per Agustus 2022, dari 135,3 juta penduduk yang bekerja, 29,96% persennya bekerja di sektor pertanian. Data angka tersebut menginformasikan kalau jumlah petani negara kita mencapai 40,64 juta orang. Sementara jumlah petani pengguna lahan pertanian di Indonesia sebanyak 27.802.434 petani, sedangkan jumlah petani gurem di Indonesia sebanyak 17.251.432 petani.

Selama ini, petani hanya dijadikan korban kebijakan ketimbang pihak yang sejahtera. Setiap kali pembahasan obyek pangan, petanilah sebagai sumber perhatian. Hanya saja berbagai situasi dan juga kondisi tidak banyak memihak ke petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun