Mohon tunggu...
Mas Heru
Mas Heru Mohon Tunggu... Wiraswasta - Swasta

Menikmati jadi diriku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menilik Kegagalan PAN Pertahanan Spirit dan Nilai Reformasi

16 Agustus 2024   15:35 Diperbarui: 16 Agustus 2024   16:59 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini dipersembahkan untuk mengkritik dan juga memberikan wacana komprehensif terhadap pencapaian politik khusus nya Partai Amanat Nasional ( PAN) dalam politik kekinian. Menjadi sebuah catatan kritis Kongres PAN VI yang akan digelar akhir Agustus ini. Pelaksanaan Kongres tersebut dianggap sebagai sebuah jalan "Lilin Kematian Partai Reformasi".

Kongres PAN VI

Seperti diketahui jika subtansi pokok dari acara Kongres PAN VI adalah pergantian Ketum Baru atau meneruskan kembali Zulkifli Hasan dan memberikan panggung politik bagi Jokowi dan juga Prabowo. Dikatakan jika Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi di partai berlambang matahari putih tersebut.
"Digelar 23-24 Agustus," kata Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/8).

Sekjen PAN Eddy mengatakan salah satu agenda Kongres VI PAN adalah menetapkan dan mengukuhkan Zulkifli Hasan (Zulhas) kembali sebagai ketua umum periode 2024-2029. Eddy menjelaskan hal ini sudah diputuskan dalam rapat kerja nasional beberapa waktu lalu.

"Sudah diputuskan aklamasi bahwa Pak Zulhas akan jabat sebagai ketum PAN kembali untuk 2024-2029. Karena itu yang kami laksanakan penetapan, pengukuhan ketum PAN 2024-2029 [di kongres]," ujar dia.

Kemudian, kata Eddy, di dalam kongres akan ada forum penguatan kader PAN menjelang Pilkada Serentak 2024. Ia menyatakan susunan kepengurusan PAN periode 2024-2029 akan ditetapkan usai kongres oleh Zulhas.

Persembahan Untuk Jokowi

Pada akhirnya, Kongres PAN hanya akan dijadikan panggung bagi elite puncak  yakni Zulkifli Hasan untuk berjualan, bargaining dan juga melakukan agresi kepentingan politik lainnya. Panggung kedua yang menikmati acara Kongres PAN adalah Jokowi serta Prabowo. Dua elite politik ini adalah king maker politik kemarin dan yang akan datang. Sebagai polisi gaek, Zulkifli Hasan sangat paham untuk menggelar karpet merah bagi mereka.

Jokowi bagi Zulkifli Hasan dianggap mempunyai kekuatan dan pengaturan politik yang memadai. Jokowi juga dalam detik-detik terakhir bisa menjadi dewa mabuk yang menyerang dan membunuh karir Zulkifli Hasan dengan melakukan tekanan dan operasi khusus. Zulkifli Hasan bisa mati dalam hitungan hari, seperti yang sudah dialami oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang disinyalir dipaksa mundur oleh kekuatan siluman dengan ancaman-ancaman khusus.

Karena Zulkifli Hasan paham jika menempatkan tema keberlanjutan Proyek IKN dalam Kongres PAN kali ini menjadi ajang merebut simpati dan menyakinkan diri baik secara pribadi dan. Kepartaian mendukung penuh pembagunan IKN berkelanjutan. Simbol dan seremonial dukungan adalah bagian acara suci yang disukai oleh Jokowi dan Zulkifli Hasan tahu semuanya.

Rangkul Prabowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun