Mohon tunggu...
Heru Andika
Heru Andika Mohon Tunggu... -

Account lama saya di-hack karena saya menulis tentang kebenaran, namun saya tak akan pernah bisa dihentikan dengan cara seperti itu, karena saya amat mencintai menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Abu Vulkanik Gn. Kelud bagi Kesehatan

14 Februari 2014   17:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_322604" align="aligncenter" width="300" caption="Daerah seputar Gunung Kelud yang rawan akibat letusan (www.aktualpost.com)"][/caption]

Abu vulkanik komposisi nya mengandung SiO2/silica yang dikatakan para ahli mirip bahan industri kaca.

Merupakan glass hard yang sangat halus.

Apabila dilihat dengan mikroskop....bagian tepi dan ujung nya runcing.

Bayangkan jika materi seperti ini memasuki paru-paru kita, bayangkan saja daging halus di paru-paru iti kemasukan serpihan "beling". Itu yang akan dihirup dan dikirimkan ke jantung sebagai "tenaga" pemompa darah ke seluruh tubuh.

Berarti materi berbahaya itu juga akan mengalir ke seluruh tubuh.

Jika pun terkena mata, dampaknya sama berbahaya nya.

Sifat debu vulkanin adalah respirable, atau dengan kata lain ukuran debu sekitar 0,1 mikron akan mengendap di dalam ALVEOLI.

Alveoli atau alveolus ini adalah bagian dari paru-paru yang terletak pada ujung saluran paru-paru. Membran alveolaris adalah permukaan tempat terjadinya pertukaran gas. Darah yang kaya karbon dioksida dipompa dari seluruh tubuh ke dalam pembuluh darah alveolaris, dimana, melalui difusi, ia melepaskan karbon dioksida dan menyerap oksigen

Sangat berbeda dengan partikel debu rumah atau debu jalanan biasa, yang bisa ditangkap makrophage yaitu sel-sel tubuh yang memperkuat sistem kekebalan tubuh kita (immnune) . Paling buruk dampaknya hanya bersin atau batuk-batuk ringan.

Ini saran dari seorang dokter yang juga menyebarkan pesannya ini secara berantai dalam Blackberry Messenger yang saya terima hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun