Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Mampukah Kita Menjinakkan Alam?

20 Maret 2024   19:47 Diperbarui: 22 Maret 2024   11:15 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cuaca ektrem (foto : asset.kompas.com)

Tahun 2024 merupakan masa pancaroba di Indonesia, di mana masyarakat menghadapi berbagai kejadian cuaca ekstrem yang dapat mengancam kehidupan dan lingkungan. 

Peralihan musim hujan ke musim kemarau berpotensi menimbulkan hujan lebat, petir, angin kencang, angin puting beliung, dan hujan es. Imbas dari kondisi cuaca ekstrem tersebut bukan hanya berdampak pada manusia tetapi juga lingkungan, seperti banjir bandang, tanah longsor, serta rusaknya rumah dan fasilitas umum.

Diperkirakan bahwa pancaroba akan berlangsung dari Maret hingga April 2024. Saat ini Indonesia telah memasuki masa peralihan musim, puncak musim hujan telah berlalu di banyak wilayah, khususnya Indonesia bagian selatan. 

Dari tanda-tanda dimulainya periode perubahan musim dengan pola hujan yang biasanya terjadi pada sore hingga malam hari, didahului oleh udara hangat pada pagi hingga siang hari.

Jadi, kondisi cuaca ekstrem pada masa pancaroba memberikan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. Hujan deras dan petir dapat menimbulkan banjir bandang dan tanah longsor sehingga membahayakan masyarakat, terutama yang tinggal di daerah pegunungan. Peristiwa parah lainnya seperti angin kencang dan angin puting beliung dapat merusak rumah dan fasilitas umum.

Nah, berdasarkan laporan BMKG, sejak 26 Januari hingga 26 Februari 2024, di tanah air mencatat sedikitnya 350 bencana alam, termasuk 221 banjir dan 86 bencana akibat kondisi cuaca ekstrem, seperti dilansir kompas.id (27/02/2024) .

Pentingnya Mitigasi di Indonesia

Mitigasi bencana alam ekstrem di Indonesia penting dilakukan karena Indonesia merupakan negara yang sangat rentan terhadap bencana alam akibat aktivitas tektonik yang intens. 

Aktivitas tersebut menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang berisiko tinggi terjadinya bencana alam, termasuk kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, kebakaran hutan, dan badai. 

Namun upaya pengurangan risiko bencana di berbagai wilayah di Indonesia masih kurang optimal, baik dari segi pengetahuan maupun kemampuan menganalisis risiko bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun