El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi ketika suhu permukaan laut di bagian timur Samudra Pasifik meningkat.Â
Efek El Nino dari perubahan ini adalah pergeseran pola angin dan pola curah hujan, yang dapat mempengaruhi sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Banten.
Salah satu konsekuensi serius dari Efek El Nino adalah kekeringan yang melanda daerah ini, menyebabkan gagal panen pada lahan pertanian seluas 118,9 hektare di Banten, melansir radarbanten.co.id (13/09/2023).
Peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian timur menjadi penyebab utama perubahan iklim ini, yang pada gilirannya berdampak negatif pada pertanian dan ketahanan pangan setempat.
Dampak Kegagalan Panen di Banten
Dampak kegagalan panen di Banten tak hanya pada petani dengan kerugiann yang cukup besar, tetapi juga memengaruhi ketersediaan pangan secara keseluruhan di wilayah tersebut.
Petani yang kena dampak kegagalan panen harus menanggung kerugian yang cukup besar. Para Petani tidak hanya kehilangan hasil panen, tetapi juga harus merasakan dampak finansial dengan modal yang telah mereka keluarkan untuk menanam padi. Selain itu, sebagian petani mungkin telah mengambil hutang untuk membeli benih dan pupuk, sehingga petani juga harus menghadapi beban hutang tersebut.
Nah, tak hanya itu, konsekuensi dari kegagalan panen ini juga berdampak pada ketersediaan pangan di wilayah tersebut. Kelangkaan pasokan pangan dapat mengakibatkan kenaikan harga bahan makanan, yang pada akhirnya dapat memengaruhi daya beli masyarakat secara keseluruhan. Di samping itu, kekurangan pasokan pangan dapat mengakibatkan masalah serius seperti kelaparan dan masalah gizi.
Untuk mengatasi dampak serius ini, solusi alternatif yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada dan memperkenalkan perubahan yang efisien.Â
Beberapa solusi alternatif yang dapat diambil meliputi pemanfaatan infrastruktur irigasi yang ada untuk memaksimalkan penggunaan air pertanian, penggunaan teknologi pertanian yang lebih canggih untuk meningkatkan produktivitas, dan bahkan mempertimbangkan penggunaan lahan yang lebih luas untuk meningkatkan produksi pangan secara keseluruhan.
Mengatasi Efek El Nino
Pemerintah bersama masyarakat setempat telah menjalankan berbagai inisiatif untuk mengatasi dampak Efek El Nino di wilayah Banten. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah, seperti menyediakan air irigasi yang memadai, mendorong penanaman padi varietas yang tahan terhadap kekeringan, dan menggalakkan praktik penghematan air.
Selain itu, aktif dalam pemantauan dan peringatan dini terkait kondisi cuaca, serta merancang rencana pertanian yang adaptif sesuai dengan perubahan iklim. Manajemen sumber daya air yang bijaksana serta teknik modifikasi cuaca juga menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam menghadapi efek El Nino. Dana Alokasi Khusus (DAK) juga telah dialokasikan untuk mendukung upaya ini.
Di samping itu, masyarakat setempat juga memainkan peran yang penting dalam mengatasi dampak efek El Nino. Masyarakat berkontribusi dengan mengurangi penggunaan air tanah, memilih varietas tanaman yang dapat bertahan di tengah kekeringan, menerapkan teknologi irigasi yang efisien, dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Pengamatan secara berkala dan berkesinambungan terhadap kondisi lingkungan juga menjadi bagian dari partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan ekosistem di daerah. Semua upaya ini mencerminkan kolaborasi yang penting antara pemerintah dan masyarakat setempat dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh efek El Nino. (*)
Heru Wahyudi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H