Fenomena post-truth memiliki dampak signifikan pada media modern. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi pada pola konsumsi berita masyarakat, pola kerja jurnalis, dan pola bisnis media.
Era post-truth telah mengubah pola konsumsi berita masyarakat. Masyarakat cenderung lebih memilih berita yang sesuai dengan pandangan mereka daripada berita yang berdasarkan fakta (Sekretariat Kabinet, 2018). Hal ini menyebabkan munculnya media-media alternatif yang menyajikan berita tanpa mempertimbangkan kebenaran fakta. Selain itu, masyarakat cenderung mudah terpengaruh oleh informasi yang viral di media sosial tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu (Media Widina, 2022).
Post-truth juga mempengaruhi pola kerja jurnalis. Jurnalis harus lebih berhati-hati dalam memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya ke publik (Nuhdi Futuhal Arifin, A. Jauhar Fuad, 2023). Mereka juga harus mampu membedakan antara berita yang benar dan hoaks. Namun, di sisi lain, jurnalis juga harus mempertimbangkan kecepatan dalam menyajikan berita agar tidak tertinggal dengan media lainnya.
Post-truth juga berdampak pada pola bisnis media. Media mainstream yang sebelumnya dianggap sebagai sumber kebenaran harus menghadapi kenyataan bahwa batas antara kebenaran dan kebohongan, kejujuran dan penipuan, fiksi dan nonfiksi semakin tipis (Sekretariat Kabinet, 2018). Hal ini mendorong munculnya media-media alternatif yang menyajikan berita tanpa mempertimbangkan fakta. Media juga harus mempertimbangkan kecepatan dalam menyajikan berita agar tetap bersaing dengan media lainnya.
Dalam era post-truth, penting bagi media untuk memainkan peran mereka dengan efektif dan bertanggung jawab. Masyarakat juga perlu meningkatkan literasi digital agar dapat membedakan antara informasi yang benar dan yang salah (Sekretariat Kabinet, 2018). Sinergi dari semua pihak diperlukan untuk mengurangi penyebaran kebohongan yang menjadi ciri utama dari post-truth (Media Widina, 2022) .
Penanganan Post-Truth pada Media Modern
Fenomena post-truth yang semakin merajalela di era digital saat ini menjadi perhatian serius bagi media modern. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan yang tepat agar media dapat memainkan peran mereka secara efektif dan bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa peran yang dapat dilakukan oleh jurnalis, media, dan masyarakat dalam menangani post-truth.
Jurnalis memiliki peran penting dalam menangani post-truth. Mereka harus lebih berhati-hati dalam memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya ke publik (Sekretariat Kabinet, 2018). Jurnalis juga harus mampu membedakan antara berita yang benar dan hoaks. Selain itu, mereka juga harus mempertimbangkan kecepatan dalam menyajikan berita agar tidak tertinggal dengan media lainnya.
Media juga memiliki peran penting dalam menangani post-truth. Media harus memastikan bahwa informasi yang disajikan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan (ResearchGate, 2022). Mereka juga harus memperkuat literasi digital masyarakat agar masyarakat dapat membedakan antara informasi yang benar dan yang salah. Selain itu, media juga harus mempertimbangkan kecepatan dalam menyajikan berita agar tetap bersaing dengan media lainnya.
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menangani post-truth. Masyarakat harus meningkatkan literasi digital agar dapat membedakan antara informasi yang benar dan yang salah (Sekretariat Kabinet, 2018) . Mereka juga harus lebih kritis dalam memilih sumber informasi dan melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi ke publik.
Dalam era post-truth, sinergi dari semua pihak diperlukan untuk mengurangi penyebaran kebohongan yang menjadi ciri utama dari post-truth (Nuhdi Futuhal Arifin, A. Jauhar Fuad, 2023). Jurnalis, media, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa informasi yang disajikan adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan.