Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Post-Truth dan Dampaknya pada Dunia Modern

23 Juni 2023   10:46 Diperbarui: 23 Juni 2023   14:37 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Post-Truth (https://dianns.org/)

Fenomena post-truth atau era kebenaran pasca-fakta semakin merajalela di era digital saat ini. 

Post-truth adalah kondisi di mana fakta tidak lagi menjadi faktor utama dalam pembentukan opini masyarakat, melainkan emosi dan keyakinan personal (Muhammad Syarif Hidayatullah, 2019). Hal ini menjadi perhatian serius bagi media modern karena media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi dan membentuk opini masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk membahas dampak post-truth pada media modern agar media dapat memainkan perannya secara efektif dan bertanggung jawab.

Fenomena post-truth bermula dari semakin populernya penggunaan media sosial oleh masyarakat yang membuat akses masyarakat terhadap informasi semakin mudah dan cepat (Rumah Jurnal IAIN Kudus, 2023). Namun, hal ini juga membuka celah bagi penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks. Post-truth juga mengacu pada kondisi di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran dengan memainkan emosi dan perasaan masyarakat (Muhammad Syarif Hidayatullah, 2019). Hal ini menjadi masalah serius karena masyarakat menjadi sulit membedakan mana informasi yang benar dan mana yang tidak.

Media modern memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi dan membentuk opini masyarakat. Namun, dalam era post-truth, media juga menjadi sasaran penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks. Hal ini dapat merusak kredibilitas media dan mempengaruhi opini masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk membahas dampak post-truth pada media modern agar media dapat memainkan perannya secara efektif dan bertanggung jawab (Ruangguru, 2021) (Muhammad Syarif Hidayatullah, 2019).

Definisi Post-Truth

Post-truth adalah era di mana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran dengan memanipulasi emosi dan perasaan masyarakat (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara - Kementerian Keuangan, 2021) (ResearchGate, 2023). Istilah post-truth pertama kali diperkenalkan oleh Steve Tesich pada tahun 1992 dalam tulisannya yang berjudul "The Government of Lies". 

Dalam tulisannya tersebut, Tesich mengungkapkan kekhawatirannya terhadap propaganda yang dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam Perang Teluk pada awal dekade 90-an (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara - Kementerian Keuangan, 2021). Awalnya, fenomena post-truth banyak dimanfaatkan untuk kepentingan politik  Namun, seiring dengan meningkatnya popularitas media sosial, post-truth juga menjadi permasalahan serius dalam penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks (ResearchGate, 2023).

Post-truth pertama kali diperkenalkan oleh Steve Tesich dalam tulisannya pada tahun 1992 yang berjudul "The Government of Lies"(Sumber : Direktorat Jenderal Kekayaan Negara - Kementerian Keuangan, 2021). Dalam tulisan tersebut, Tesich mengungkapkan kekhawatirannya terhadap propaganda yang dilakukan oleh negara-negara yang terlibat dalam Perang Teluk pada awal dekade 90-an. Pada awalnya, fenomena post-truth lebih banyak terkait dengan politik . 

Namun, dengan semakin populer dan luasnya penggunaan media sosial, post-truth juga menjadi masalah serius dalam penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara - Kementerian Keuangan, 2021) (ResearchGate, 2023). Hal ini menunjukkan bahwa media, terutama media yang dikuasai oleh pemilik modal besar, telah mengalami kontraksi dan mengalami perubahan yang signifikan (Media Widina, 2022). Oleh karena itu, penting untuk memahami definisi post-truth serta sejarah dan perkembangannya agar masyarakat dapat membedakan informasi yang benar dan yang tidak benar.

Dampak Post-Truth pada Media Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun