Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

PDI-P Dinilai Kecolongan Telak, Jokowi Nyata-Nyata Berkhianat

29 April 2024   11:55 Diperbarui: 29 April 2024   12:02 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Gibran itu sudah bukan kader partai lagi. Saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu," kata Komarudin di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (22/4) malam.


Terjadinya pisah jalan Jokowi - PDIP makin jelas dan kentara pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDIP, 10 Januari 2024, jelang pelaksanaan pemilu. Jokowi yang setiap tahun hadiri HUT PDIP, kali ini tak nampak, tak kirim karangan bunga, pun tak berikan ucapan selamat melalui video atau media massa.


Hanya saja Jokowi ngotot mengagendakan ke luar negeri, meski tentu sudah tahu kalau partai-nya itu akan anniversary. Bisa dikatakan jika  adanya unsur  kesengajaan dilakukan oleh Jokowi untuk menghindari  acara HUT PDI P tesebut. Jika benar itu bagian kesengajaan berarti sudah terbukti satu realitas politik yang turut berkontribusi kian memburuknya hubungan Jokowi dengan PDIP.

Kecewa berat PDIP bertambah semakin parah ketika Jokowi justru menyodorkan anak sulungnya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Jokowi memberi restu kepada putranya Gibran Rakabuming Raka hingga mendapatkan dukungan politik pencalonan dari Golkar dalam kandidat pilpres melawan PDIP. Tidak berhenti begitu saja , PDIP menuduh Jokowi sudah melukai proses demokrasi ,  mengiris rasa keadilan publik. 

Terjadinya Skandal di Mahkamah Konstitusi (MK) yang melibatkan Anwar Usman, adik ipar Jokowi, atau paman Gibran, hingga diturunkan dari Ketua MK dianggap sebagai betul kesalahan konstitusi terberat disamping juga karena melanggar etik adalah biang kerok keresahannya demokrasi. 

Ketika Pemilu 2024 dimenangkan oleh Paslon 02 hanya sekali putaran menjadikan momen politik nasional tambah panas. PDIP menganggap  terjadinya Kecurangan Pemilu terjadi dan menuntut adanya pemilu ulang tanpa kehadiran Paslon 02. 

Kekalahan dalam sengketa pemilu 2024 di Mahkamah Konstitusi ( MK) menjadi peristiwa akhir kemarahan dan kekecewaan puncak dari PDIP  ke Jokowi. Jokowi didepak total berserta anak dan menantunya . Segala kemungkinan rekonsiliasi politik secara utuh tertutup bagi Jokowi dan Megawati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun