Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Berebut Pengaruh Elektoral Jokowi di Panggung Politik Nasional

28 April 2024   19:39 Diperbarui: 28 April 2024   20:05 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu yang beredar saat ini jika Jokowi sudah tidak dianggap sebagai bagian dari Kader PDI-P. Alhasil, jika keputusan PDI-P mendepak Mantan Walikota Solo ini menuai kontroversi sangat sangat serius. PDI-P sudah terlanjur basah kuyup untuk terus menyerang dan menekan Jokowi di publik. 

Bisa jadi, aksi brutal PDI-P dianggap sebagai bagian menyembelih Jokowi secara tuntas . Jokowi dijadikan korban politik tanpa pengadilan partai .

 Bagiamana respon elite partai mengetahui jika PDI-P benar -benar sudah menceraikan dari  keanggotaan PDI-P?

Jokowi saat ini masih mempunyai tingkat elektoral yang cukup tinggi dengan indeks kepuasan masyarakat di atas 70 persen. Jokowi memiliki daya magnet personal dan juga kekuatan politik yang masih mencengkram kuat baik di birokrasi pemerintah ataupun pengaruhnya dalam lobi dan pembuatan keputusan di lingkungan partai politik terutama partai pendukung pemerintah.

Ditambahkan jika umur pemerintah Jokowi masih lama yakni berakhir di Bulan Oktober 2024. Cukup waktu Jokowi untuk merapatkan barisan kekuatan politik internal ataupun  eksternal untuk berjaga -jaga paska lengsernya dari kursi RI.

Pengaruh Jokowi akan langgeng, setidaknya  cawe-cawe Jokowi dalam Pilpres 2024 membuahkan hasil. Paslon 01 ( Prabowo -Gibran) memang telak satu putaran. Jokowi sanggup menjaga performa politik dengan cantik. Melalui Putranya Gibran Rakabuming Raka sebagai orang nomor dua ( R2) setidaknya Jokowi masih mempunyai harapan besar untuk berkiprah Politik berkelanjutan.

Bagiamana idealnya posisi Jokowi saat ini yang tidak memiliki kendaraan partai? Akankan Jokowi memilih Golkar atau PAN sebagai kendaraan politiknya di kancah politik nasional mendatang?

Dua partai yakni Golkar dan PAN, partai tersebut didaulat pendukung setia Jokowi ini digadang-gadang sudah menawarkan secara halus kepada Jokowi untuk masuk sebagai kader dan mendapatkan jabatan khusus bagi Jokowi. 

Golkar sudah ngebet banget agar Jokowi segera berbaju serba kuning . Bahkan Golkar sudah terang benderang mendukung Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden dari Golkar. 

Artinya bidikan Golkar sudah mengikat Gibran Rakabuming Raka, tinggal tugas khusus berikutnya adalah menaklukkan Jokowi agar segera bergabung partai berlogo beringin tersebut.

Bagiamana dengan PAN? Berbagai rumor politik yang digaungkan oleh PAN terhadap Jokowi seperti Jokowi diisukan sudah menjadi keluarga PAN, Jokowi sudah nyaman dengan PAN dan Jokowi dianggap sebagai panglima perangnya PAN.

Kedekatan Jokowi dengan PAN terasa gemoy sekali ketika Zulkifli Hasan ikut bergabung dalam koalisi pendukung pemerintah Jokowi jilid 2. Sebagai imbalan politik, Jokowi memberikan 1 menteri bagi PAN dengan menunjukkan langsung Ketum PAN Zulkifli Hasan sebagi Menteri Perdagangan Baru.

Dansa politik Zulkifli Hasan semakin mujarab ketika Zulkifli Hasan berhasil membuat harga minyak goreng mendadak turun secara cepat. Prestasi gemilang yang diakui Jokowi dan diamini oleh masyarakat Indonesia khususnya emak-emak akibat penurunan harga migor secara cepat dan signifikan.

Ikatan emosional yang dibangun Ketum PAN Zulkifli Hasan sangat besar pengaruhnya dalam hubungan  kontruksi politik personal Jokowi dan Zulhas. Sebagai Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai, Zulhas memainkan peran strategis yakni sebagai bagian corong pemerintah dan selalu membela program kerja serta kebijakan presiden Jokowi. Hal ini yang membuat Jokowi terpesona dan pada akhirnya melahirkan hubungan intim secara personal . Zulhas dijadikan salah satu menteri paling dipercaya oleh Jokowi dan dalam berbagai momen perjalanan dinas selalu hadir di sebelah Jokowi.

Kekuatan politik Zulkifli Hasan semakin menjadi-jadi ketika PAN berpindah haluan dukungannya dari semula melirik Ganjar Pranowo sebagai salah satu Capres andalan dan bergeser dukungannya ke Prabowo Subianto. Keputusan politik ini menjadikan PAN menjadi partner politik paling setia di mata Jokowi. Pada akhirnya bersama Golkar sebagai partner setianya  berhasil mencapai kesuksesan kemenangan dalam pilpres 2024.

Dengan menelusuri perjalanan politik Jokowi dan PAN, harusnya jika memang  Jokowi pingin pindah partai atau memilih partai, setidaknya PAN akan menjadi kendaraan politiknya yang paling ideal dan membahagiakan keduanya baik PAN dan juga Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun