Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketiga Capres Minim Gagasan dan Keberanian Bertindak dalam Pemberantasan Korupsi

13 Desember 2023   00:06 Diperbarui: 13 Desember 2023   00:12 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koruptor Lebih Sayang Nyawa Dari Pada Hartanya Yang Dirampas.

Kesimpulan akhir dalam debat capres malam ini (12/12/2023) terasa  datar dan biasa  saja. Tidak ada statement yang produktif dan visioner.  Ketiga Capres secara normatif menyampaikan perdebatan dalam cakupan terbatas, hanya permukaan pembahasan yang muncul, subtansinya masih lost. 

Dalam pembahasan pemberantasan Korupsi, bahkan tidak satu pun Capres 2024  memberikan  opsi eksekusi Hukuman Mati untuk koruptor. Capres mungkin takut mati juga ketimbang hartanya hilang dan juga bagi penegak hukum. Sebaiknya capres dan cawapres wajib bersumpah dan berikrar untuk menyediakan satu peti mati untuk dirinya dan ratusan peti mati untuk aparat dibawahnya.

Korupsi di Indonesia sudah mendarah daging dan justru semakin meraja lela. Namun produk hukum dan eksekusi justru semakin lemah dan tidak berwibawa. Koruptor semakin berani dan mencelakakan serta melecehkan hukum beserta institusinya.

Parahnya, pelaku koruptor justru banyak melibatkan banyak pejabat tinggi negara dan kepala daerah dan juga anggota dewan terhormat. Untuk itu harusnya permasalahan korupsi harus diterapkan aksi luar biasa / ekstra ordinary. Hasil debat Ketiga Capres hanya bersifat normatif bukan substansi untuk mencabut korupsi dan melumpuhkan koruptor sampai akar -akarnya.

Kekecewaan mendalam dari pengamatan hasil debat para kandidat capres dan cawapres Kritik tajam dilontarkan oleh caleg DPR RI dari PAN Nomor 8 Dapil Indramayu dan Cirebon yang juga sebagi Ketua Umum Relawan Ganjar Pranowo ( RGP2024) berkaitan debat Capres Perdana yang langsung dilakukan oleh pasangan 3 cawapres dan cawapres ( 12/12/2023) berkaitan dengan penegakan dan perlakuan khusus bagi koruptor.

Menurut Heru Subagia, penyampaian visi dan misi berkaitan penegakan hukum bagi koruptor dan juga pemberantasan, ketiga capres hanya berbeda aliran cara pandang perbedaan berkaitan ide dan gagasannya. Ganjar Pranowo condong bersikap moderat , Anies Baswedan paling berani dan Prabowo Subianto Defensif.

Sangat disesalkan karena  tidak ada satupun yang menyodorkan peti mati untuk dirinya ( Capres) jika terlibat korupsi dan peti mati diberikan kepada pejabat dibawahinya yang melakukan korupsi luar biasa. Dalam penegakkan hukum masalah korupsi, ketiga capres  memberikan paparan  visi dan misinya dalam penegakan hukum untuk koruptor sangat normatif.

Apakah ini akibat 3 capres dan stage holder pendukungnya banyak koruptor?? Harusnya jatuhkan hukuman mati pada koruptor dan dirinya  ( presiden ) jika terlibat korupsi 

Contoh Ganjar hanya menyodorkan solusi alternatif koruptor dinusakambangkan. Seperti yang diucapkan di Cirebon. Meredam korupsi dengan memberikan tindakan tegas untuk koruptor di buang ke Nusakambangan. Anies menawarkan permasalahan aset dan memiskinkan koruptor sementara Prabowo Subianto hanya menyetujui kedua pendekatan Capres nomor 1 dan 3.

Disimpulkan jika ke-3 Capres Tidak Berani Tawarkan Hukuman Mati Buat Dirinya dan Koruptor. Tidak ada nyali dan urgensi untuk mengangkat isu hukuman mati bagi koruptor bagi penegakan hukum bagi koruptor dan penuntasan korupsi secara radikal.

Percuma ada perampasan aset dan juga pemiskinan koruptor jika justru yang ditakuti bukan kehilangan berkurangnya  harta benda tetapi  yakin -yakinnya  .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun