Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketika Rakyat Menggugat Partai Politik

26 Juli 2023   12:19 Diperbarui: 26 Juli 2023   12:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah negara dan bangsa ini sedang sakit ? Apa yang menjadi kesakitan bangsa ini? Siapa yang telah berbuat jorok menyakiti negara ini? Lantas bagaimana sikap dan tindakan kita yang harus diambil ?

Negara dan bangsa ini sedang sakit mental yang paling dalam. Saking dalamnya borok dan bobroknya hingga nampak biasa-biasa saja. Wujud fisik negara dan bangsa aman dan damai namun sejatinya ruh dan jiwanya tersakiti dan teraniaya.

Pada akhirnya beban dan hutang psikologis bangsa ini kepada pahlawan nasional kita terlalu banyak. Entitas politik sudah membinasakan harapkan dan kemuliaan perjuangan Pahlawan.

Indonesia sangat kaya dan negeri dengan potensi SDM berjibun  Konon 350 tahun pernah dijajah dan dihisap kekayaan oleh Belanda. Indonesia konon juga 99,9 persen penduduk beragama dan sangat taat menjalankan ajaran beserta syarikatnya. Bahasa Indonesia berdiri atas dasar dan ideologi UUD 45 dan Pancasila yang berisikan aturan dasar bernegara dan pemerintahan. Dasar-dasar filosofis bahasa sangat jelas dipertegas dalam 5 sila Pancasila.

Baik UUD 45 dan Pancasila sangat ideal memberikan  acuan dan landasan bagi tatalaksananya negara dan berdirinya sebuah negara. Bangsa ini sudah cukup aturan dan peraturan yang kokoh dan adil untuk dapat dilaksanakan dan ditegaskan, bukan untuk dilanggar apalagi dianeksasi untuk memperkuat rezim.

Dari rezim ke rezim telah dan sedang membuat dosa - dosa baru dan menjurus terjangkitnya  penyakit kronis yang sama . Maraknya korupsi korporasi dan individu dan juga penganiayaan demokrasi dalam level sangat akut. Rakyat dan rezim sudah terputus dan dipertegas dengan hukum ketiadaan atau nihilnya proses demokrasi dan bertanggung jawabnya.

Produk hukum dan politik serta merta diketuk dan disahkan dalam bayang -bayang untuk merampas dan melindas kepentingan dan haknya publik. Hebatnya lagi banyak produk dibuat patung hukum untuk melindungi dan juga melancarkan kelentingan partai dan golongannya.

Saat ini juga dan kemarin, Indonesia sudah kering akan  minimnya atau bahkan matinya nurani dan fisik dari sebuah pilar politik. Demokrasi dan institusi nya sudah mati dan sekarat. Bukan tidak tumbuh namun sengaja dibunuh dan dibinasakan.

Siapa yang harus disalahkan ditunjukkan apa saja kesalahan yang sudah mereka perbuat ?

Jika boleh pendapat dan mungkin pendapat kita 90 benar maka  mari kita tunjuk dan salahkan saja partai politik sebagai produk dan alat konstitusional untuk menjadi saluran dan juga diraihnya hak warga sebagai pemilih dan juga tanggung jawab sebagai anggota dewan terpilih. Dua subjek yang wajib bertanggung jawab yakni anggota dewan dan Entitas partai politik. Partai politik mana , warnanya la dan siapa ketua umunya saat ini?

Sebagian besar partai politik saat ini  telah menjelma menjadi korporasi dan konglomerasi kapitalis, bukan lagi organ atau badan sebagai saluran dan juga produk kebijakan publik.

Parpol menjadi Institusi kapitalis bukan Institusi politik  orisinil arti dan hakekatnya sudah diperkosa dan di paksa berubah wujud. Sebagian besar parpol menjadi kelompok kepentingan dalam relasi dan implementasi pro pemegang kekuatan kapital.

 Kekuasaan dan hegemoni  parpol untuk pemilik modal dan  saham . Partai politik menjelma menjadi badan usaha milik golongan elite dan juga kelompoknya.

 Partai politik bukan lagi bagian kelembagaan politik yang idealnya kental dengan harapan, pembelaan dan juga  aksi propagabda besar untuk melakukan perubahan dan inovasi ide, ideologi bahkan menelurkan sebuah peradaban baru bagi negara dan bangsa.

Sangat jijik dan hina ketika Parpol politik sedang memperkaya dan juga mengkapitalisasi jabatan dan kekuasaannya lada saat mereka berada atau sebagai penopang sebuah rejim.

Mereka dengan sengaja terafiliasi dalam gerombolan berat merampas dan menindas serta memperkaya institusional partai dan menjurus terjadinya pengkultusan elite politik .

Kejayaan kekuasaan dan kekuatan modal yang dimiliki pada akhirnya menciptakan banyak Monster politik. Mereka ada dalam kerumunan atau gerombolan serikat  partai politik.

Bagiamana rejim partai dan juga rejim berkuasa saat ini bekerja atas nama rakyat atau penjahat ? Masihkan parpol dipercaya sebagai saluran aspirasi dan juga harapan
tumbuh dan berkembangnya  demokrasi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun