Dari awal Kami  menolak jika pemerintah terlalu bebas membuka hak istimewa praktek perdagangan e-commerce. Pelaku penyedia market place melakukan transaksi secara bebas di lapak e-commerce.
Mengapa kami keberatan adanya liberalisasi perdagangan e commerse ?
Keberatan kami adalah  adalah pelaku UMKM hanya akan diambil data base dan juga produk uniknya dan kemudian pihak penyedia market place akan meniru produk UMKM tersebut. Yang paling meresahkan adalah data base pembeli diperkirakan akan dicuri dan dijadikan data base konsumen untuk berbagai kebutuhan riset, merancang pasar baru dan yang paling parah menggeser pembeli tukang lapak lama ke media platform e-commerce baru.
Dipastikan kelangsungan ekosistem UMKM akan hancur baik dari sisi produktivitas dan juga volume penjualan. Tiba -tiba penjualan menurun, omset tereduksi sangat dalam dan tanpa disadari terjadi migrasi pelanggan ke platform e-commerce baru yang lebih murah dan kaya fasilitas tambahan.
Akhirnya kekawatiran Kami terbukti. Saat ini sedang ramai fenomena social commerce yaitu penggabungan platform e-commerce dengan sosial media. Platform baru menjadi momok dan juga hantu bagi pelaku UMKM dan juga pemerintahan terutama Kementrian UMKM dan Koperasi serta Kementerian Perdagangan. Dua post ini menjadi tukang punggung bagi keselamatan dan penyelamatan UMKM nasional.
Platform sosial commerse yang menjadi ancaman UMKM salah satunya di Tiktok, yang disebut dengan Project S yang merupakan fitur yang bertujuan menjual produk buatan mereka sendiri di platform tersebut. Praktek tersebut sangat berbahaya dan mengancam produk lokal. Proyek ini sangat berbahaya terhadap  ekosistem UMKM dalam negeri.
Wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya turun langsung dan secara cepat  telah memberikan tugas baru kepada Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika baru untuk menelusuri fenomena social commerce.
Jauh -jauh hari fenomena sosial commerse sudah menjadi perhatian serius oleh Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki. Platform sosial commerse yang dirancang oleh Tik tok berbahaya sekali. Teten Masduki menyebut Project S TikTok mengancam produk UMKM dalam negeri karena barang yang dipasarkan diduga berasal dari luar negeri.
Mengapa sosial commerse sangat bahaya untuk UMKM ?
Fitur layanan dan produk dari sosial commerse memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen. Fitur tersebut sangat komprehensif dan memicu konsumen lalai dan melupakan merk dan Made in barang yang dibeli. Tidak heran jika mereka sudah melupakan produk yang dibelinya merupakan produk import atau buatan lokal.
Paltform sosial commerse bisa menjelaskan dan wewakili kebutuhan yang nyata atau kebutuhan potensial. Setidaknya ada beberapa fitur yang bisa menjelaskan dan bermanfaat bagi konsumen. Â Fitur tersebut diantaranya berbicara tentang riset produk, menemukan brand, berinteraksi dengan customer support, melakukan pembayaran dan menerima update pengiriman
Platform sosial commerse memanfaatkan penjualan melalui aplikasi chat seperti WhatsApp dan LINE juga dapat disebut sebagai social commerce. Alasannya sudah jelas aplikasi chat juga digunakan sebagai media sosial dimana terdapat fitur seperti stories dan timeline. Sosial commerse memakai  aplikasi chat yang disebutkan di atas juga sudah merilis fitur-fitur untuk melaksanakan social commerce seperti fitur katalog pada WhatsApp dan fitur LINE Shop.
Dengan diketemukan fenomena platform sosial commerse yang diduga merugikan UMKM, pemerintah harus segera bergerak cepat untuk membuat keputusan yang komprehensif melindungi pelaku UMKM. Gerak cepat untuk membuat peraturan dan undang-undang yang dapat segera dilegalkan dan produk legal tesebut betul -betul membela dan juga kepentingan UMKM. Bikin aturan yang memberikan jaminan dan kelangsungan UMKM , sampai UMKM terbunuh di lumbung pasar domestik.
Tidak boleh terjadi negara dan pemerintah justru hadir memberikan karpet merah berkedok investasi asing, terbodohi oleh rezim kapitalis dan serta merta justru mendukung dan memberikan incentif khusus bagi  market place nakal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI