Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Social Commerce Bikin UMKM Mati Karena Pemerintah Istimewakan Marketplace Nakal

19 Juli 2023   00:59 Diperbarui: 19 Juli 2023   01:13 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari awal Kami  menolak jika pemerintah terlalu bebas membuka hak istimewa praktek perdagangan e-commerce. Pelaku penyedia market place melakukan transaksi secara bebas di lapak e-commerce.

Mengapa kami keberatan adanya liberalisasi perdagangan e commerse ?

Keberatan kami adalah  adalah pelaku UMKM hanya akan diambil data base dan juga produk uniknya dan kemudian pihak penyedia market place akan meniru produk UMKM tersebut. Yang paling meresahkan adalah data base pembeli diperkirakan akan dicuri dan dijadikan data base konsumen untuk berbagai kebutuhan riset, merancang pasar baru dan yang paling parah menggeser pembeli tukang lapak lama ke media platform e-commerce baru.

Dipastikan kelangsungan ekosistem UMKM akan hancur baik dari sisi produktivitas dan juga volume penjualan. Tiba -tiba penjualan menurun, omset tereduksi sangat dalam dan tanpa disadari terjadi migrasi pelanggan ke platform e-commerce baru yang lebih murah dan kaya fasilitas tambahan.

Akhirnya kekawatiran Kami  terbukti. Saat ini sedang ramai fenomena social commerce yaitu penggabungan platform e-commerce dengan sosial media. Platform baru menjadi momok dan juga hantu bagi pelaku UMKM dan juga pemerintahan terutama Kementrian UMKM dan Koperasi serta Kementerian Perdagangan. Dua post ini menjadi tukang punggung bagi keselamatan dan penyelamatan UMKM nasional.

Platform sosial commerse yang menjadi ancaman UMKM salah satunya di Tiktok, yang disebut dengan Project S yang merupakan fitur yang bertujuan menjual produk buatan mereka sendiri di platform tersebut. Praktek tersebut sangat berbahaya dan mengancam produk lokal. Proyek ini sangat berbahaya terhadap  ekosistem UMKM dalam negeri.

Wajar jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya turun langsung dan secara cepat  telah memberikan tugas baru kepada Budi Arie Setiadi sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika baru untuk menelusuri fenomena social commerce.

Jauh -jauh hari fenomena sosial commerse sudah menjadi perhatian serius oleh Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki. Platform sosial commerse yang dirancang oleh Tik tok berbahaya sekali. Teten Masduki menyebut Project S TikTok mengancam produk UMKM dalam negeri karena barang yang dipasarkan diduga berasal dari luar negeri.

Mengapa sosial commerse sangat  bahaya untuk UMKM ?

Fitur layanan dan produk dari sosial commerse memberikan kemudahan transaksi bagi konsumen. Fitur tersebut sangat komprehensif dan memicu konsumen lalai dan melupakan merk dan Made in barang yang dibeli. Tidak heran jika mereka sudah melupakan produk yang dibelinya merupakan produk import atau buatan lokal.

Paltform sosial commerse bisa menjelaskan dan wewakili kebutuhan yang nyata atau kebutuhan potensial. Setidaknya ada beberapa fitur yang bisa menjelaskan dan bermanfaat bagi konsumen.  Fitur tersebut diantaranya berbicara tentang riset produk, menemukan brand, berinteraksi dengan customer support, melakukan pembayaran dan menerima update pengiriman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun