Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Melihat Fenomena Warung Madura yang Bikin Ketar-ketir Toko Modern

18 Juli 2023   07:56 Diperbarui: 18 Juli 2023   08:47 2159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persaingan bisnis kian sengit dirasakan. Waktu sudah tidak menjadi halangan untuk meraih target yang diinginkan. Kalau dulu masyarakat menginginkan waktu jam belanja harus menunggu jam buka toko. Biasanya toko buka mengikuti jadwal kerja jam kantoran atau jam kerja PNS. Kisaran buka jam delapan lagi dan tutup jam empat sore.

Banyak hal yang mempengaruhi pergeseran bisnis dan juga perilaku konsumen itu sendiri. Dulu jaman tahun 1990-an merasa bangga ketika bisa belanja di Mall atau Toko Swalayan. Dua hal yang dibutuhkan yakni gengsi dan ketersediaan barang yang ada.

Menjadi barang istimewa dan punya gengsi tinggi ketika membeli produk di swalayan atau mall tertentu. Barang yang dibelinya juga bermerek. Strata sosial menjadi naik dan dianggapnya sebagai orang kaya dengan mobilitas perkotaan. Maklum waktu jaman 1990-an swalayan dan mall hanya ada di kota  besar dan biasanya terletak di ibukota kabupaten atau kota madya.

Transformasi digital menjadikan perubahan di segala kehidupan . Hal paling banyak bersentuhan ada terjadinya dunia bisnis dan perilaku konsumen. Teknologi smartphone begitu cepat tumbuh dan berkembang hingga di era 2000-an menjadi pijakan pertama memasuki dunia baru. Dunia ini disebutkan era digitalisasi dimana semua informasi dan pergerakan atau mobilisasi masyarakat banyak terbantu oleh teknologi dan industri informasi.

Akhirnya masyarakat mengalami perubahan perilaku dan menjadi budaya baru untuk memaksimalkan kegiatan hidupnya memakai teknologi. Belanja barang tidak lagi ke pasar atau harus menempuh jauh ke kota besar. Belanja barang  tidak lagi harus membutuhkan waktu lama dan juga bolak -balik melihat selera memilih langsung barang yang diinginkan. Belanja barang tidak lagi harus membayar tunai dengan antre di kasir. Semuanya fasilitas dan  fitur layanan dan jasa aplikasi tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan raya kenyamanan masyarakat berbelanja.

Warung Madura atau dipelesetkan menjadi AlfaMadura menjadi fenomena dan juga tranding yang unik di dunia bisnis retail. Skema bisnis orang Madura ini bahkan digadang -gadang akan meruntuhkan bisnis retail modern yang sudah berjamur dan bertebaran di level desa atau kecamatan. Semisal Alfa Mart dan Indo Mart adalah peritel modern yang sengaja didesain dengan volume kecil untuk memasuki wilayah  pasar paling bawah.

Alfa Madura sudah banyak bertebaran dimana- mana  Bahkan di wilayah tertentu penyebaran dan  jumlahnya sudah mengalahkan Indomaret dan Alfamart.  

Keunggulan yang dimiliki oleh AlfaMadura adalah sistem  penjualan yang dipakai sebagian mengadopsi yang dimiliki peritail besar. Dari sisi dagangan, AlfaMadura hadir menyediakan kebutuhan dari paling utama hingga kebutuhan pelengkap. Meskipun hanya terbatas di segmen kebutuhan keseharian, gerai tersebut kenyataan membuat puas konsumennya karena barang yang  dicarinya tersedia.

AlfaMadura  tidak mengandalkan kemewahan tempat dan juga fasilitas pendukungnya. Jika Alfamart memilih tempat strategis di suatu wilayah dan harus menyewa mahal , Alfa Madura memilih tempat padat penduduk dan tidak banyak pernik -pernik layanan tambahan.

Nilai tambah dari AlfaMadura ini adalah jam waktu belanja 24 jam. Batas waktu maksimal satu hari untuk melayani konsumen dan tidak dikerjakan oleh toko tradisional dan retail lainnya. Konsumen akan bebas dan dalam waktu urgensi mencari kebutuhan barang akan terlayani di AlfaMadura.

Setidaknya waktu buka 24 jam ini akan banyak memakan serta menggerus jumlah pembeli dan menurunkan volume kembali yang berbelanja di Alfamart atau Indomaret. Inilah yang menjadi ketakutan para peritail atau toko tradisional akan banyak hilang jumlah pembelinya karena sudah diambil alih jam dan waktunya oleh Alfa Madura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun