Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gelagat Gaya Pin Ping Diplomasi Cak Imin

13 Juli 2023   08:41 Diperbarui: 13 Juli 2023   09:02 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengatakan PDIP telah mengajak partainya untuk berkoalisi dan mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan Huda merespons rencana pertemuan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Yang menarik disimak jika  ajakan berkoalisi ini telah disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat berkunjung ke DPP PKB beberapa waktu lalu. Jadi PDIP lah yang berinisiasi lebih dulu membuka komunikasi politik. Ini benar juga asumsi awal jika PDIP memulai membuka diri untuk mencari dan menambah mitra koalisi partai.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda mengungkapkan, ada ajakan dari PDI Perjuangan (PDIP) melalui Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto agar PKB kembali dalam satu koalisi.

Menurut Huda, rencana pertemuan kedua ketua umum Muhaimin Iskandar dan Megawati Soekarnoputri merupakan hasil tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan antara PKB dan PDIP sebelumnya.

Betul juga PKB sudah koalisi dengan Gerindra,  namun demikian menurut Huda koalisi PKB  dengan Gerindra memang tidak menutup PKB untuk bisa komunikasi dengan partai politik lain.

Kerugian besar akan diterima Gerindra jika PKB justru pertama yang melakukan kesalahan langkah yakni meninggalkan Gerindra. Sudah jelas jika  Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sangat menentukan calon wakil presiden (Cawapres) yang akan diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Artinya tindakan manuver PKB untuk bertemu dengan PDIP tidak akan mengubah posisi tawar sebagai pihak yang memberikan persetujuan siapa yang akan dipilih Pendampingnya.

Hubungan PKB dan Gerindra itu sangat serius. Kata Prabowo, PKB dan Gerindra juga sudah meneken kesepakatan politik.
Tidak bisa satu atau dua pihak bersama- sama melanggar dan meninggalkan satu sama lainnya, kecuali mereka sepakat untuk membubarkan KKIR.

Apa yang menjadi keyakinan Prabowo benar jika Prabowo menegaskan masalah bangsa bukan hal sepele dan sebuah harga komoditi . Oleh karena itu, penentuan cawapres yang akan mendampinginya perlu pembahasan dan perhitungan matang.

Setidaknya PKB tidak banyak bereuforia cepat -cepat mendapatkan tiket wakil presiden. Dengan melakukan manuver yang salah justru PKB tidak akan mendapatkan posisi politik mapan.

Idealnya PKB tidak harus menyeberang atau menjadi partai genit melakukan cubit sana -sini ke partai atau koalisi lain. Apa yang dikatakan oleh  Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hasanuddin Wahid sudah benar dan harus diyakini oleh entitas PKB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun