Banyak tuduhan yang sedang dilayangkan Presiden RI Joko Widodo saat ini Mereka menuduh jika Jokowi sepantasnya Cawe-Cawe dalam urusan pencalonan presiden dan wakil 2024. Jokowi dituduh mengarahkan pilihannya ke Capres tertentu.Â
Sebagai presiden aktif, mereka menyarankan Jokowi agar netral dalam urusan Pencapresan dan menyarankan agar Jokowi fokus melanjutkan kerja dalam akhir periode kedua pemerintahan yang akan selesai di akhir 2024.
Keterlibatan cawe-cawe politik patut diduga juga sedang dilakukan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)dan juga Megawati. Â Hanya mereka bukan lagi presiden sehingga lepas dari sorotan publik.Â
Dua mantan presiden ini sedang sibuk dan aktif menjadi mentor khusus bagi anak -anaknya. Kasus terakhir mereka terlibat basah kuyup ketika mempersiapkan sebuah acara khusus, Megawati dan SBY terlibat penuh mempertemukan Puan Maharani selaku Ketua DPP PDIP dan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) yang sedang menjabat Ketua Umum Demokrat.Â
Dan akhirnya sebuah momen politik paling  istimewa terjadi hari ini, Ahad ( 18/06/2023). Pertemuan politik antara elite politik yang konon baru terjamin setelah 20 tahun lepas komunikasi dan kerja sama Politik. Babak baru terjalinnya benih -benih kesukaan mulai bersemi kembali. Itulah perjodohan politik dan kemungkinan besar direstui oleh kedua orangtuanya.
Sebuah pertemuan politik dimana dalam Pertemuan Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono diwarnai banyak senyum. Ternyata Puan Maharani sudah mendapatkan nasehat jika bertemu dengan AHY jangan tegang -tegang, warnai dengan banyak senyum. Dikutip dari berita online tempo.co.id ( 18/06/2023) Â "Pesannya dari Ibu Mega, ya ketemu hari ini senyum," ujar Puan seusai pertemuan dengan AHY di kawasan Hutan Kota Plataran, Gelora Bung Karno.
Dari informasi berita di berbagai media, yang menjadi episentrum pembuatan antara Mbak Puan dan Mas AHY berkaitan eksistensi penguatan bernegara dan berbangsa. Mereka sepakat untuk melakukan pembukaan kembali wacana rekonsiliasi politik nasional dengan besar harapan masyarakat Indonesia tidak terpecah -pecah dalam konsep dan berpikir bernegara dan berbangsa. Pikiran Puan ternyata sepaham dengan AHY.
Ketua Umum Partai Demokrat ini mengungkapkan hal yang sama dengan Puan bahwa mereka sepakat jika  pelaksanaan Pemilu 2024 bisa berjalan dengan damai dan tidak terjadi perpecahan.
"Tidak terjadi polarisasi atau benturan yang sangat keras antara masyarakat atau bangsa Indonesia sendiri," katanya.
AHY menekankan kembali  bahwa dirinya dan Puan sudah  sepakat agar pelaksanaan Pemilu 2024 bisa berjalan dengan damai dan tidak terjadi perpecahan.
Dampak politik dari pertemuan anak -anak  elite partai tersebut akan memicu terjadinya perubahan peta politik terutama bagaimana partai atau koalisi partai akan menata kembali manajemen isu yang akan dipakai untuk kampanye atau pun propaganda. Angin segar bagi semua pihak jika pertemuan AHY dan Puan akan meredakan isu-isu panas berkaitan pro dan kontra dengan pemerintah kemudian akan juga merelai isu politik identitas.
Perilaku politik yang dipertontonkan oleh AHY dan Puan akan membawa dampak positif bagi kenyamanan para pendukung kedua partai. Sesungguhnya Demokrat dan PDIP itu sudah lama berada dalam kolam yang beda.
Akibat friksi dan ketegangan pribadi antara Megawati dan SBY menyebabkan hubungan politik kandas dan beku selama 20 tahun. Waktu sangat panjang untuk sebuah perjalanan suatu partai. Pengaruh memburuknya hubungan elite tersebut sangat berdampak pada konstituen akar rumput. Minimal Puan dan AHY sudah membuka kode persahabatan yang menyambungkan tangan Bapak dan Ibunya.
Awal politik rekonsiliasi yang digagas Puan dan AHY membawa peta jalan baru bagi politik nasional mendatang. Kedua politisi muda ini akan menjadi  arah politik yang semakin matang dan lebih mendahulukan berjualan ide serta gagasan dari sekedar politik identitas. Kedua partai membuktikan pernah merasakan menjadi partai penguasa dan juga partai yang berada di luar kekuasaan.
Puan dan AHY akan menjadi mediasi untuk menyamakan frekuensi tentang bagaimana idealnya berpolitik dalam kondisi ideal dan paten.
Lantas siapa yang akan banyak merugi adanya awal normalisasi hubungan politik antara Demokrat dan PDIP?
Adakah perubahan peta pencapresan 2024, bagaimana nasib Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan? Masihkah konsisten PDIP pertahankan Ganjar Pranowo sebagai cawapres dan apakah Demokrat akan segera tinggalkan Koalisi Perubahan ? Bagaimana nasib Pencapresan Anies Baswedan jika Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan?
Yang pasti banyak opini yang melahirkan pemikiran apakah perjodohan politik Puan dan AHY mengganggu proses pencapresan Ganjar Pranowo oleh PDIP dan hal tersebut semakin memperlihatkan dugaan jika PDIP menjalankan politik setengah hati bagi Ganjar Pranowo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H