Kondisi itulah yang menyebabkan kekuatannya SBY jika di suatu hari Anas Urbaningrum akan menjadi orang terkuat di Demokrat dan akan mengancam posisinya dan juga gerbong serta keluarganya.
 Jabatan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat tidak sampai tuntas. Anas Urbaningrum harus bertekuk lutut skenario mematikan yang diduga dilancarkan pihak SBY. Anas harus berurusan dengan  KPK yang saat itu menyelidiki kasus Hambalang menyatakan Anas terjerat kasus korupsi terkait proyek Pusat Pelatihan, Pendidikan dan Sekolah Olahraga Nasional itu.
Berakhirnya jabatan sebagai Ketua Umum Partai, serta merta karier politik tamat. Keterlibatan Anas dan kader dalam kasus itu membuat elektabilitas Partai Demokrat anjlok. Ini membuat para petinggi Demokrat meminta SBY yang menjabat Presiden saat itu mendorong Anas untuk turun dari pucuk kepemimpinan.
 Akhirnya  perjalanan politik Anas Urbaningrum betul-betul tamat. Pada tanggal 22 Februari 2013, Anas ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah atau gratifikasi berkaitan proyek Hambalang dan proyek-proyek lainnya oleh KPK. Anas Urbaningrum menjadi tersangka setelah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin membeberkan Anas terlibat dalam proyek Hambalang.
SBY Diminta Maaf Ke Anas Urbaningrum.
Euforia pendukung Anas Urbaningrum semakin berani. Paska berakhir masa hukuman penjara (11 April 2023), Militan Anas Urbaningrum berteriak lantang. Mereka melakukan tekanan publik terutama pendukung Anas Urbaningrum meminta kepada SBY meminta maaf yang ditujukan ke Anas Urbaningrum karena dituduh telah  menggusur Anas Urbaningrum dari pimpinan Partai Demokrat hingga Anas Urbaningrum harus menjalani hukuman 8 di penjara.
Bagi tim Anas Urbaningrum, mereka terus menilik sejarah mundur masa kelam detik akhir Anas Urbaningrum proses  dipenjara. Masih mengingat  pidato Pak SBY yang ditujukan khusus ke KPK dari Jeddah pada waktu itu agar KPK segera menetapkan status Mas Anas.  SBY memberikan rekomendasi ke KPK jika Anas Urbaningrum salah katakan salah. Jika tidak salah kemudian tolong dijelaskan kenapa tidak salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H