Hegemoni China dalam percaturan politik internasional semakin melejit. Keberhasilan  sebagai juru damai konflik Iran dan Arab Saudi mendapat pujian para pemimpin dunia. Pujian tesebut pantas untuk disandingkan untuk China sebagai negara dengan tingkat kepedulian terhadap perdamaian dan stabilitas  kawasan sangat tinggi .
Berkat mediasi China, Negara Arab Saudi dan Iran sepakat bertemu di meja negosiasi. Iran dan Arab Saudi sepakat bertemu untuk memulihkan kembali hubungan diplomatiknya setelah terputus dalam 6 tahun terakhir. Nota  Kesepakatan pemulihan hubungan keduanya ini disepakati dan dilangsungkan di Beijing, China, pada Jumat (10/3/2023), dengan ditengahi diplomat paling senior negara tirai bambu, Wang Yi.
Xi Jinping Ke RusiaÂ
Prestasi sebagai mediator Arab dan Iran semakin mengucilkan peran Amerika di Timur Tengah. Â Kekalahan diplomasi Amerika kembali terulang khususnya di kawasan Balkan. Lawatan Presiden China Xi Jin Ping ke Rusia semakin membuat gusar penerintahan Amerika Serikat. Presiden Xi JinPing bertemu secara informal di Kremlin pada hari Senin ,20/03/2023 dan langsung disambut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Xi JinPing membawa proposal perdamaian untuk Rusia-Ukrania..  Peran serta China dengan dalih sebagai mediator perdamaian konflik Rusia -Ukrania tidak dera merta diterima banyak pihak terutama Amerika dan sekutunya. China ,Rusia adalah para pihak yang  menjadi tantangan terberat bagi Amerika dan Sekutunya di konflik Balkan.Â
Rusia telah masuk ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 dan sampai saat ini perang terbuka Rusia dan Ukraina. Rusia telah gagal memprediksi jika aneksasi ke Ukraina tidak membutuhkan waktu lama dan Ukraina akan dengan mudah dikuasai dan memaksa Presiden Ukraina Zelennsky segera menyerahkan diri.
Multipolar Tanpa Dominasi AmerikaÂ
Keterlibatan China dalam area geopolitik Balkan akan berubah menjadi arena perang pengaruh dan perubahannya dalam sengketa dua negara ( Rusia -Ukrania) dan juga keterlibatan Negara -negara NATO. Rusia dan China sepakat jika dunia berada dalam fase kekuatan Multipolar dan Amerika tidak bisa menyebutkan diri sebagai negara adidaya yang berhak mengatur dan mengendalikan keamanan dan juga penguatan ekonomi dunia.
Hal yang paling ditakuti adalah kehadiran China di daratan Balkan sesungguhnya bukan untuk kompromi perdamaian akan tetapi justru bentuk dukungan politik serta akan mengarah ke dukungan militer ke Rusia.Â
Prediksinya jika Ukraina jangan berharap banyak terhadap Xi jin Ping untuk merealikan sebuah perdamaian.Sudah jelas jika Presiden China ke Rusia untuk membantu Rusia .China sedang bekerja misi shadow diplomacy bagi Kepentingan Rusia dan tentunya untuk China sendiri.
Saat ini kekuatan militer China menjadi ancaman serius bagi Amerika khususnya di kawasan Indo-Pasifik.China  adalah salah satu negara sekutu setia untuk Rusia.Â
Kekuatan politik China tidak bisa dielakkan lagi. Negara China dan Rusia masuk dalam kelompok Permanent-V yakni kelompok negara adidaya kuasa yang mempunyai hak veto di Dewan Keamanan PBB. Setiap anggota Dewan Keamanan memiliki satu suara, namun hanya lima anggota tetap memiliki hak veto. Hak veto adalah suara negatif yang memungkinkan lima anggota tetap untuk mencegah adopsi resolusi Dewan Keamanan yang substantif.Â
Dalam situasi politik serta ekonomi yang terisolir, kehadiran China sangat membantu dan memberikan kepercayaan diri bagi Rusia tetap eksis memperkuat dan memenangkan perang dengan Ukraina. Pengaruh dan dukungan politik dan ekonomi sangat membantu bagi Rusia di saat negeri beruang merah tersebut mendapat embargo ekonomi oleh sekutu Ukraina dan negara-negara tergabung dalam kelompok masyarakat Eropa( Uni Eropa ).
Momen TepatÂ
Keputusan China untuk segera merapat ke Rusia dirasakan sangat tepat. Presiden Putin sedang mendapatkan tekanan politik dari uji Eropa dimana Putin dianggap telah melakukan kejahatan perang dan akan menjadi bahan untuk diajukan ke mahkamah internasional berpusat di Belanda sebagai penjahat perang. Isu  tersebut semakin menambah panas akan terjadinya perang yang lebih brutal dan meluas ke benua Eropa dan sekitarnya.Â
Rusia  telah memulai sebuah perang dengan menginvasi Ukraina ,sialnya Rusia tidak berhasil menguasai teritorial dan pemerintahannya secara penuh. Peperangan  yang tidak sesuai dengan rencana  membawa Dami negatif bagi Rusia.
Presiden Putin  sedang berada di ancaman saksi internasional yang dimotori oleh negara tergabung dalam Ini Eropa .  Putin dianggap sebagai penjahat perang dan Pengadilan Kriminal Internasional akan  mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin  atas kasus kejahatan perang.
Kedatangan Presiden China Xi Jin Ping betul - betul menjadi ganjalan dan sekaligus pukulan telak bagi para pihak yang akan menjebloskan dan menyeret Putin ke pengadilan kriminal  internasional sebagai penjahat perang.
Waktu sangat telat untuk Rusia. mungkin saja ini sebagai kesengajaan oleh China berkunjung untuk teman setianya Putin yang sedang menghadapi tekanan politik dari berbagai pihak. Prediksi Kita jika Kunjungan Presiden China Xi ke Moskwa sengaja dilakukan beberapa hari setelah Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin atas tuduhan kejahatan perang mendeportasi anak-anak Ukraina secara tidak sah.
Putin mendapatkan amunisi dukungan moral dan tentunya politik dari China. Pihak masyarakat internasional terutama Uni Eropa tidak bisa serta merta memberikan ancaman dan tindakan nyata atas dilakukannya pemaksaan kehendak menjatuhkan Sanksi ke Putin sebagai penjahat perang . Bagi Rusia disebutkan kehadiran Presiden China merupakan kemenangan telak dan sebagai bagian dari perang diplomasi dan saat ini Rusia dinobatkan sebagai juaranya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI