Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Konspirasi Politik ,Hantu Di Balik Isu Penundaan Pemilu

6 Maret 2023   09:16 Diperbarui: 6 Maret 2023   09:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu penundaan pemilu jauh+ jauh hari sudah digelembungkan oleh elite politik. Luhut Binsar Panjaitan pernah mengutarakan pendapatnya berdasarkan komunikasi atau percakapan penundaan pemilu yang didapatkan di big data percakapan media sosial. Luhut memberikan argumen jika masyarakat melalui data big data tersebut disimpulkan secara umum masyarakat memberikan lampu hijau penundaan pemilu.

Isu penundaan pemilu kembali viral ketika sejumlah elite parpol mendukung penundaan pemilu dilaksanakan. Ketua partai seperti Muhaimin Iskandar ,Airlangga Hartato dan Zulkifli Hasan juga memberikan sinyal jika mereka setuju pemilu ditunda. 

Sejumlah petinggi partai dan juga pejabat tinggi negara tersebut berdalih jiga pemilu layak ditunda minimal 2 tahun untuk memberikan perpanjangan waktu bagi pemerintah laksanakan program dan agenda kerjanya yang terpotong akibat Pandemi Covid -19.

Pertanyaanya ,mengapa para pihak pro penundaan pemilu pelakunya adalah elite politik yang sedang bekerja dalam lingkaran pemerintahan Jokowi ? 

KPU Melakukan Mal Praktek 

 Kali ini KPU kena getahnya. Dituduh melakukan malpraktek administrasi . Dituduk melakukan kesalahan putusan tidak meloloskan salah satu parpol sebagai penggugat yakni Partai Prima. Tuntutan penundaan pemilu sebagai produk hukum yang wajib dilaksanakan dan  menyasar pihak KPU yang diduga melakukan kesalahan administrasi yang menyebabkan salah satu calon parpol peserta pemilu gagal maju sebagai bagian partai yang akan berlaga di pileg 2024. Dalam hal ini Partai Pelita sebagai korbannya dan KPU sebagai pihak yang dipersalahkan. 

Diberitakan sebelumnya, PN Jakpus memenangkan Prima atas gugatan perdata mereka terhadap KPU, Kamis (2/3/2022).

Dengan keputusan memenangkan gugatan dari partai Prima  tersebut KPU dihukum untuk  tidak melaksanakan sisa tahapan Pemilihan Umum 2024 sejak putusan ini diucapkan dan melaksanakan tahapan Pemilihan Umum dari awal selama lebih kurang 2 (dua ) tahun 4 (empat) bulan 7 (tujuh) hari," bunyi diktum kelima amar putusan tersebut.

Teori Konspirasi 

Secara umum pengertian teori konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan sering kali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat

Yang sangat aneh dalam kasus isu penundaan pemilu adalah dimenangkan Partai Prima olek PN Jakarta Pusat dan berakhir dengan putusan penundaan pemilu 2 tahun 4 bulan 7 hari. Ada yang aneh ? Pertama Partai Prima bukan bagian dari partai pro pemerintahan . Justru partai ini ketuanya mantan petinggi partai PRD. Partai ini seakan akan didorong dan dijadikan proxy pro penundaan pemilu di luar radar dan pengaruh mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun