Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pelecehan dan Perseteruan Lapak Online Dengan Pedagang Offline

2 Januari 2023   09:59 Diperbarui: 2 Januari 2023   11:31 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan Bersama Pelaku UMKM Cirebon Raya dan Kagama Cirebon 2022  . Dok.Pribadi 

Bagi penjual offline merasakan jika mereka menjual barang dagangannya harus menyertakan atribut ongkos produksi ( HPP). Wajar jika harga yang dibandrol mahal . 

Tidak hanya menjual  barang semata tetapi mereka berpikir jika diharga yang tertera sudah termasuk biaya -biaya lain  yang harus ikut sertakan. Jika tidak ,mereka akan rugi dan tidak bisa melangsungkan ekosistem penjualannya. 

Blunder Rantai Penjualan 

Ketidakadilan  sistem penjualan atau manajemen distribusi tejadi sehingga menyebabkan kondisi parah yang menyudutkan toko -toko offline. Hal yang sangat menyedihkan adalah para importir barang dan juga sebagai distributor pertama ikut serta memperdagangkan barang impornya melalui sistem online. 

Dampak yang sangat terasa adalah toko -toko offline yang dulunya adalah mitra  distributor barang impor harus berkelahi  memperebutkan pasar yang sama . Celakanya mereka berdagang dua arah,memasok barang ke toko -toko offline  dan juga berdagang online .

Penyebab ketidakadilan adalah harga yang dijual oleh distributor  melalui penjualan online  sama dengan yang dijual di toko offline..Akibatnya  toko offline terpuruk ,tidak bisa bersaing harga dengan empunya ( distributor ). 

Harga yang dijual oleh toko offline semakin mahal karena harus memperhitungkan faktor tambahan seperti sewa toko ,membayar karyawan dan juga bunga bank . Sementara distributor banyak tidak berfikir mempunyai karyawan ,sewa tempat atau harus juga membayar pajak sehingga dengan mudah tampa pertimbangan panjang memasang harga murah .

Bersaing Dengan Trading 

 Persaingan dagang para penjual offline tidak hanya berhadapan dengan distributor. Lapak offline harus berkelahi  keras dengan para trader lokal atau makelar yang hanya bermodalkan sistem penjualan online atau bermodalkan gambar atau brosur yang dipasang di platform penjualan media sosial seperti FB,IG dan Twitter. 

Mereka dapat berjualan tampa modal banyak ,bisa dikerjakan sendiri ,tampa sewa tempat dan yang pasti mereka tidak membayar pajak .

Golongan trader ini biasanya menjajakan barang dagangannya melalui strategi penjualan gerilya  (tersembunyi ) di group -group media sosial ,WA dan aplikasi sosial lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun