Bagi penjual offline merasakan jika mereka menjual barang dagangannya harus menyertakan atribut ongkos produksi ( HPP). Wajar jika harga yang dibandrol mahal .Â
Tidak hanya menjual  barang semata tetapi mereka berpikir jika diharga yang tertera sudah termasuk biaya -biaya lain  yang harus ikut sertakan. Jika tidak ,mereka akan rugi dan tidak bisa melangsungkan ekosistem penjualannya.Â
Blunder Rantai PenjualanÂ
Ketidakadilan  sistem penjualan atau manajemen distribusi tejadi sehingga menyebabkan kondisi parah yang menyudutkan toko -toko offline. Hal yang sangat menyedihkan adalah para importir barang dan juga sebagai distributor pertama ikut serta memperdagangkan barang impornya melalui sistem online.Â
Dampak yang sangat terasa adalah toko -toko offline yang dulunya adalah mitra  distributor barang impor harus berkelahi  memperebutkan pasar yang sama . Celakanya mereka berdagang dua arah,memasok barang ke toko -toko offline  dan juga berdagang online .
Penyebab ketidakadilan adalah harga yang dijual oleh distributor  melalui penjualan online  sama dengan yang dijual di toko offline..Akibatnya  toko offline terpuruk ,tidak bisa bersaing harga dengan empunya ( distributor ).Â
Harga yang dijual oleh toko offline semakin mahal karena harus memperhitungkan faktor tambahan seperti sewa toko ,membayar karyawan dan juga bunga bank . Sementara distributor banyak tidak berfikir mempunyai karyawan ,sewa tempat atau harus juga membayar pajak sehingga dengan mudah tampa pertimbangan panjang memasang harga murah .
Bersaing Dengan TradingÂ
 Persaingan dagang para penjual offline tidak hanya berhadapan dengan distributor. Lapak offline harus berkelahi  keras dengan para trader lokal atau makelar yang hanya bermodalkan sistem penjualan online atau bermodalkan gambar atau brosur yang dipasang di platform penjualan media sosial seperti FB,IG dan Twitter.Â
Mereka dapat berjualan tampa modal banyak ,bisa dikerjakan sendiri ,tampa sewa tempat dan yang pasti mereka tidak membayar pajak .
Golongan trader ini biasanya menjajakan barang dagangannya melalui strategi penjualan gerilya  (tersembunyi ) di group -group media sosial ,WA dan aplikasi sosial lainnya.Â