Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menghitung Peranan Indonesia dalam KTT G20 Tanpa Kehadiran Rusia- Ukraina dan Elon Musk

14 November 2022   07:00 Diperbarui: 15 November 2022   11:29 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mitigasi 

Indonesia kehilangan  kesempatan sebagai juru  damai level dunia . Indonesia belum maksimal   mengelola kerjasama bisnis yang saling melengkapi diantara pebisnis anggota G20. Elon Must harus dikejar dalam kesempatan berbeda untuk  bisa hadir di Indonesia .

 Indonesia harus belajar banyak dalam memahami tatacara berdiplomasi yang cerdas ,smart  dan juga belajar bagaimana menempatkan diri secara bijak dalam tata cara pergaulan internasional.

 Kasus batalnya Elon Must ke Bali menunjukkan lemahnya Indonesia memahami kebutuhan  utama  yang dibutuhkan seorang pengusaha kelas kakap dunia. Elon Must lebih tertarik berbicara banyak masalah Ekspedisi Planet Mars atau Mobil Listrik  ketimbang berpikir krisis Rusia -Ukraina.    

Tantangan dan Hambatan

 Presiden Jokowi sudah bekerja maksimal dalam persiapan KTT G20. Tidak gampang mendatang semua anggota G20,tetapi Jokowi berhasil  meyakinkan 17 negara anggota hadir. Dua Presiden negara Super Power ,China Xi Jinping  dan Amerika Joe  Biden dipastikan hadir.

Penulis melihat keberhasilan mendatangkan 17 kepala negara merupakan prestasi . Persoalan timbul ketika dua negara subjek Ukraina ) dan objek( Rusia ) sebagai para pelaku   pembahasan inti tidak hadir . Substansi tema pokok   isu sentral pembahasan dalam KTT G20 adalah Isu perdamaian dunia dan revitalisasi ekonomi . Ketidakhadiran dua negara tersebut berdampak Chemistry l acara berkurang.  

 Indonesia terlalu percaya diri untuk bermain sebagai "negosiator dunia',juru damai internasional .  Indonesia butuh penguatan internal menuju negara besar dan berkelas .  Menaikkan daya tawar dahulu baru berbicara hegemoni ( pengaruh ). "Ojo Kesusu "berbesar diri di forum  internasional.

Menuju Negara Besar

Kritik buat para pengambil kebijakan, terutama Presiden selaku kepala pemerintahan dan negara agar lebih  perkuat landasan politik luar negeri dan tingkatkan kemampuan dan  penguasaan politik internasional dan wawasan diplomasi sehingga dalam setiap langkah keputusan politik menghasilkan keputusan tepat dan akurat serta mengikat.  

Indonesia tidak dianggap rendah dan setiap kedatangan dalam  agenda pertemuan tinggi / KTT, dibutuhkan perannya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun