Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menghitung Peranan Indonesia dalam KTT G20 Tanpa Kehadiran Rusia- Ukraina dan Elon Musk

14 November 2022   07:00 Diperbarui: 15 November 2022   11:29 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Elon Must melihat Krisis Perang Rusia Ukraina justru sangat menguntungkan dalam skala peluang bisnis . Perang tersebut akan semakin mendukung manajemen geostrategi Elon Must mengelola sumber dayanya menguasai dunia tanpa senjata dan militer. Dengan Twitter menguasai dunia.

Hubungan bisnis dengan Elon Must cukup dilakukan oleh dua negara atau mungkin hanya dua orang yang terlibat ,seperti halnya pernah dilakukan ketika Presiden Jokowi mengunjungi Gedung Stargate SpaceX  pusat milik Elon Must di Amerika.

Sudah jelas, Elon  Must butuh Indonesia karena  sebagai negara dengan deposit nikel terbesar di dunia . Nikel sebagai bahan dasar baterai listrik yang akan mendukung bisnis inti Tesla Motor. Elon Must cukup bertemu dengan Presiden Jokowi atau Menteri  Investasi dan Maritim Luhut Binsar Panjaitan. Semua bakal  beres semua.

Dampak Politik dan Ekonomi  

Ketidakhadiran dua orang penting tersebut membuktikan   Indonesia belum dianggap penting dan berpengaruh . Menjadi tuan rumah dan juga sebagai Presidensi G20 belum secara penuh memberikan legitimasi politik sebagai pihak yang punya daya tawar tinggi. Undangan yang diantarkan langsung ke Putin dan Zelenskyy tidak mampu memberikan dorongan psikologis dan politik  bagi kedua kepala negara.

Perlu dicatat ,Rusia sebagai negara dengan segala  hegemoni yang dipunyainya akan hati -hati dan berkikir cermat melakukan tindakan dan mengeluarkan kebijakan politik luar negerinya. Indonesia belum bisa menawarkan negosiasi yang menguntungkan buat Rusia dan belum berhasil merubah hati Putin. 

Sementara Ukraina terus mendesak Indonesia untuk menolak kehadiran Rusia di KTT G20. Ukraina terus meminta pihak Indonesia dan anggota G20 melakukan aksi mengutuk dan merumuskan keputusan politik untuk memerintahkan pasukan Rusia undur dari Ukraina.

Tentunya sangat berat permintaan politik dari Ukraina  dan sangat membebani bagi Indonesia dan negara G20 lainnya. Kedua belah pihak memposisikan dalam negosiasi yang ektrim dan hal itulah yang menyebabkan Rusia membatalkan di  KTT G20.

Penulis melihat  jika KTT G20 Bali sebagai ajang tempat dan  pembahasan  politik-ekonomi paling keras dan rumit. Banyak isu ketegangan ,perebutan pengaruh dan tindakan saling memboikot .

 Melihat ketegangan isu tersebut,   Setidaknya ada  sedikit pembenaran  mengapa Rusia dan Ukraina tidak hadir.  

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun