Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

UMKM yang Selalu Kalah

12 November 2022   14:17 Diperbarui: 12 November 2022   14:44 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UMKM dan Tantangan 

Hantu terbesar bagi perkembangan UMKM adalah minimnya SDM yang mumpuni. Kualitas SDM Indonesia terutama literasi bisnis sangat rendah. Padahal usaha  iklim bisnis saat ini tidak bisa dijalankan secara sederhana . Dibutuhkan lompatan innovasi dan adaptasi cepat untuk bisa bertahan dan bahkan bisa tumbuh .

Secara umum ,UMKM kalah innovasi .UMKM berada dalam kasta SDM rendah ,minim kreasi dan inovasi ide dan gagasan.Alhssil UMKM gagal bersaing dan akhirnya berhenti . 

UMKM Indonesia sangat minim membangun nett working.  Padahal jejaring bisnis adalah kunci perusahaan untuk pemasaran dan aliansi strategis bisnis. UMKM alergi sekali melakukan membangun kesadaran berbisnis dengan memakai jejaring. Mereka menjalankan bisnis manual dan cendrung eksklusif . Padahal pasar berubah cepat ,butuh kebutuhan big data untuk keperluan jejaring pemasaran produk .

Penyakit UMKM selanjutnya adalah minimnya pengetahuan akses modal dan pembinaan perbankan .UMKM masih mau memakai pinjaman dari rentenir dengan bunga tinggi. Mereka takut atau malu untuk akses ke bank atau lembaga bank lainnya. 

Penyakit ini menimbulkan dampak inefisiensi usaha dan terbatasnya permodalan. Akhirnya mereka harus membayar bunga tinggi dan  ketercukupan modal terbatas. Kondisi ini akan menjerat hutang dan pada akhirnya  usaha ambruk atau bangkrut .

Saran dan Solusi

 Mau tidak mau UMKM kita harus membuka diri dan memaksakan untuk berubah. Melakukan perubahan dasar manjemen dan juga perubahan mental. Dua instrumen penting untuk persiapan bisnis dan juga mengantisipasi perubahan bisnis yang sangat cepat. 

Adaptasi mental dan pemberdayaan pengetahuan bisnis dan usaha kekinian sebagai  tindakan yang harus segera diambil dan dilakukan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun