UMKM dan TantanganÂ
Hantu terbesar bagi perkembangan UMKM adalah minimnya SDM yang mumpuni. Kualitas SDM Indonesia terutama literasi bisnis sangat rendah. Padahal usaha  iklim bisnis saat ini tidak bisa dijalankan secara sederhana . Dibutuhkan lompatan innovasi dan adaptasi cepat untuk bisa bertahan dan bahkan bisa tumbuh .
Secara umum ,UMKM kalah innovasi .UMKM berada dalam kasta SDM rendah ,minim kreasi dan inovasi ide dan gagasan.Alhssil UMKM gagal bersaing dan akhirnya berhenti .Â
UMKM Indonesia sangat minim membangun nett working. Â Padahal jejaring bisnis adalah kunci perusahaan untuk pemasaran dan aliansi strategis bisnis. UMKM alergi sekali melakukan membangun kesadaran berbisnis dengan memakai jejaring. Mereka menjalankan bisnis manual dan cendrung eksklusif . Padahal pasar berubah cepat ,butuh kebutuhan big data untuk keperluan jejaring pemasaran produk .
Penyakit UMKM selanjutnya adalah minimnya pengetahuan akses modal dan pembinaan perbankan .UMKM masih mau memakai pinjaman dari rentenir dengan bunga tinggi. Mereka takut atau malu untuk akses ke bank atau lembaga bank lainnya.Â
Penyakit ini menimbulkan dampak inefisiensi usaha dan terbatasnya permodalan. Akhirnya mereka harus membayar bunga tinggi dan  ketercukupan modal terbatas. Kondisi ini akan menjerat hutang dan pada akhirnya  usaha ambruk atau bangkrut .
Saran dan Solusi
 Mau tidak mau UMKM kita harus membuka diri dan memaksakan untuk berubah. Melakukan perubahan dasar manjemen dan juga perubahan mental. Dua instrumen penting untuk persiapan bisnis dan juga mengantisipasi perubahan bisnis yang sangat cepat.Â
Adaptasi mental dan pemberdayaan pengetahuan bisnis dan usaha kekinian sebagai  tindakan yang harus segera diambil dan dilakukan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H