Dari Indonesia Untuk  Perdamaian Rusia- Ukraina  dan Pencegahan Krisis  Pangan Dunia _____
Ditulis Oleh  Heru Subagia
Ketua RGP 2024
Indonesia di undang dalam KTT G 7 yang akan dilaksanakan di Jerman pada tanggal 26-27 Juni 2022. Menlu Luar Negeri RI Retno Marsudi memastikan Jika Presiden Joko Widodo akan diundang selalu Ketua Presiden G 20.
Kelompok G7 ( Group of Seven) yang dibentuk tahun 1975 ,merupakan kelompok negara maju 7 negara yang didirikan untuk solusi makro masalah - masalah dan  isu -isu perekonomian dunia terkini.
Agenda penting dalam KTT tersebut fokus  pembahasan invasi Rusia ke Ukraina dan dampaknya pada perekonomian dunia serta rantai pasokan makanan dunia. Dalam KTT tersebut akan dihadiri juga Presiden Zelensky secara daring sebagai salah satu pembicara.Â
Isu pangan menjadi topik utama dan menjadi target untuk mencapai kesepahaman dalam tata kelola ekonomi dunia ditengah perang Rusia - Ukraina .Â
Keseriusan dunia akan memasuki krisis pangan juga dikuatirkan oleh Sekjen PBB Â Antonio Guterres.Â
Orang nomer satu  di PBB ini membeberkan kekuatiran dunia saat ini dan ke depan akan mengalami krisis pangan. Dampak serius Perang Balkan menjadikan malapetaka dunia di sektor pangan dan energi.
Ancaman tsunami pangan sudah menjadi kenyataan pahit yang harus dihadapi baik mereka yang sedang berperang ,negara tetangga dan bahkan negara yang jauhkan terkena imbas .Â
Dampak yang sudah terjadi krisis Rusia- Ukraina seperti kenaikan harga pupuk dan energi. Kedua belah bersengketa saling memboikot dan melakukan blokade perdagangan .
 Ukraina menghentikan ekspor pangan terutama gandum ,Rusia juga melakukan penghentian ekspor pupuk dan pangan ke pasar dunia.Â
Boikot dan sangsi ekonomi unilateral yang dilakukan negara Barat seperti  Amerika dan Inggris mengakibatkan sanksi balasan pihak Rusia.Â
Tindakan balasan dendam Rusia tersebut telah menjadi hantu kegelapan ekonomi di Eropa dan belahan ekonomi dunia lainnya. Â
Badai ancaman krisis pangan dunia mengakibatkan Menteri Luar Negeri Amerika Antoni Blinken mengingatkan tidak ada alasan Rusia melakukan boikot ekonomi atas produk berkaitan pangan ,pupuk dan energi. Â Â
 Presiden Joko Widodo  mempunyai potensi peranan penting dalam membuat peta damai yang berkelanjutan dan pencegahan serta penyelesaian ancaman krisis pangan dunia.
Ada informasi jika Indonesia sengaja diminta Sekjen PBB untuk bisa mengambil peran aktif dalam penyelesaian krisis Rusia- Ukraina.
 Tantangan bagi Indonesia agar bisa memaksimalkan perannya di kancah proses perdamaian dunia .
Tentunya banyak alasan yang menjadikan Indonesia menjadi harapan dunia menyelesaikan perang Rusia dan Ukraina melalui jalan damai .Â
Saat ini Indonesia sedang menjabat sebagai Presiden Kelompok G 20. Indonesia juga didaulat sebagai tuan rumah KTT G 20 akhir tahun ini.Â
Kehadiran presiden dalam pertemuan KTT G 7 akan menjadi jalan awal proses perdamaian lanjutan .
Sesuai agenda KTT G 7 akan banyak membicarakan krisis dan dampaknya perang Rusia - Ukraina.
 Indonesia akan mendapatkan bekal penting dari pertemuan G7 tersebut untuk dibawa ke Presiden Putin dan Presiden Zelensky .Â
Adanya kesamaan agenda antara G7 dan tujuan Presiden Jokowi ke Rusia dan Ukraina akan menambah amunisi mencari solusi komprehensif .
Indonesia dapat menjadikan pertemuan G7 sebagai agenda dukungan multilateral menuju proses dan langkah perdamaian berikutnya.Â
Indonesia harus memanfaatkan pencarian dukungan politik negara - negara tergabung  G7. Keberhasilan penggalangan dukungan kolektif ini  akan memberikan dampak kekuatan legitimasi khusus yang akan efektif sebagai bargaining negosiasi dan resolusi perdamaian.Â
Dengan keberhasilan kiprah peran serta di KTT Â G7 akan memberikan angin segar bagi keberhasilan pencapaian diplomasi RI bagi penyelesaian perdamaian Rusia - Ukraina.
 Indonesia sedang membawa tugas berat dalam  menjalankan politik bebas dan aktif,  terlibat penuh untuk menciptakan  perdamaian berkelanjutan sekaligus Indonesia selaku Presiden G 20 ,mewajibkan peranan penuh melakukan  Diplomasi Kemanusian untuk  pencegahan terjadinya Krisis Pangan dan Energi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H