Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Katakan

28 Mei 2022   12:18 Diperbarui: 28 Mei 2022   12:48 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kelompok berikutnya yakni mereka para  eksekutif/ CEO perusahaan . Dengan gaji besar dan banyak kemewahan yang diterima di tempat kerjanya    membuat hidup dan semua kebutuhannya terpenuhi secara berkelimpahan . Para  CEO tersebut tentu lebih paham dan mampu memprediksi apa yang akan terjadi baik untuk dirinya atau untuk perusahaanya. Dampak dahsyat sepertinya mereka lebih tahu secara detail.

Ketika mereka lebih awal  paham ,merekalah yang justru pertama akan panik, resah dan  energi mereka akan banyak terbuang  untuk berfikir keras menyelamatkan dirinya dan perusahaanya. Oleh karenanya tingginya tekanan kerja  membuat stres ,oleng dan banyak diantaranya mereka mengundurkan diri atau bahkan memutuskan bunuh diri.

Mereka menjadi mendadak miskin mental dan dibarengi oleh kejatuhan finansial dan status sosial . Yang paling menyakitkan adalah hilangnya zona nyaman ,harga diri sebagai profesional menurun .Status derajat  sosial akan terperosok . Kondisi ini bagi mereka sangat menyakitkan dan dibarengi oleh pandemi covid ini golongan ini banyak yang meninggal akibat serangan covid 19.

   Mereka sangat mudah terinfeksi covid dan karena psikologi yang terganggu imun  turun dan banyak  diantaranya  terkena covid berakhir pada  kematian yang cukup tinggi. Mental mereka untuk bangkit dari keterpurukannya jauh lebih  susah dan baginya mengurung diri dari pergaulan adalah solusi terbaik baginya. Mereka sedang sakit mental akut.

Kelompok masyarakat profesional  menengah  yang menempati jabatan level manager ke bawah sampai golongan pekerjaan serabutan. Bagian kelompok  demografi sosial yang paling hancur. Banyak perusahaan atau instansi formal dan non formal ambruk  dan memutuskan harus tutup  selamanya atau sementara. Dampak dahsyat  covid yang  berjalan hampir 1,5 tahun membuat siklus dan ekosistem ekonomi hancur .

Tidak sedikit  perusahaan yang tadinya sehat   dan merekrut banyak karyawan saat  ini sudah menurun tajam kinerjanya. Sebut aja salah satu perusahaan otomotif ternama mengharuskan memecat banyak pegawai kontrak / dan sebagain karyawan tetap dirumahkan atau diperkerjakan secara berfikir/ shift.

 Diantara mereka yang saat ini kena PKH akan banyak dampak negatif muncul baik dampak psikologis atau finansial . Sebagainya golongan pekerja belum siap untuk   terima kenyataan pahit yakni terkena PKH. Mereka belum berfikir antisipasi dan prediksi .Rutinitas sehari- hari  selama bekerja tidak memberi ruang mempersilahkan diri jaga -jaga jika terjadi kondis terjelek terjadi. Mereka tidak punya aset dan tabungan cukup bahkan justru sebaliknya mereka banyak terjerat hutang dan banyak beban finansial kainnya yang harus ditanggung.  
Dampak psikologi ketika mereka harus kena PHK rasa frustasi dan minder dalam ruangan pribadi,keluarga dan masyarakat / lingkungan .mereka tidak bisa bertahan dan bangkit karena memang tidak ada ruangan dan potensi seperti modal dan jaringan.   Lebih banyak akan merasa kecewa ,sendirian dalam menghadapi  kenyataan hidup. Pesimisme meningkat ,hilangnya kendali  emosi .

 Banyak  di antara memutuskan bercerai diminta ceraikan pasangan karena ketidakmampuan penerimaan kenyataan dan tekanan finansial yang hebat.   Mudah baginya untuk tersulut emosi ,provokasi .  

Golongan terakhir adalah masyarakat bawah/ miskin . Mereka dengan adanya pandemi covid  ini justru banyak mendapatkan banyak berkah .Kelompok yang paling  diperhatikan dan  menjadikan rujukan konsumsi politik ,pencitraan sekaligus proyek oleh oknum kelompok tertentu.  

Akibat Covid ini banyak diantaranya tidak bisa bekerja di pabrik sebagai butuh , bekerja di pasar sebagai tukang pukul sayuran  ,kerja di majikan   sebagai pembantu dan bekerja di sawah dan lantai sebagai buruh padi atau garam.  

Kelompok dengan kuantitas terbesar saat ini dan menjadi bagian parameter politik dan kebijakan partai atau pemerintah. Bagi dibekali dengan rendahnya pendidikan golongan ini cukup moderat,menerima dan menyerahkan semua pada pemerintahan  untuk meminta perhatiaan khusus saat pandemi berlangsung. Ketidakmampuan berfikir kritis ,akan gampang dijadikan juga pihak pihak yabg mengambil keuntungan dari projek bantuan pemerintah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun