Jangan biarkan Pandemi Covid 19 membuat murtad keyakinan dan kepercayaan  diri kita. Pastikan Covid 19 bukan suatu penyakit peradaban ,tidak berhasil menghancurkan jasad dan rohani kita. Saat tepat sekarang meninggalkan Covid dalam alam fisik dan alam psikis kita . Saat ini dunia telah mereda dan banyak negara yang sudah tidak konsen dan membubarkan diri dari kesiagaan dan kewaspadaan covid.  Indonesia termasuk negara yang sudah berdamai dengan covid.Â
Sejenak kita mencoba merefleksikan gambaran keganasan dan ngerinya amukan  Covid yang telah menghancurkan dan membunuh identitas individu dan kolektif masyarakat berbagi sektor  seperti ekonomi ,sosial ,politik dan budaya Â
 Sebagai  pelaku di bidang di otomotif,  Toko Variasi Mobil,bengkel saya banyak dikunjungi konsumen terutama mereka yang sedang berkecukupan dan kelebihan kekayaan finansial.  Golongan kaya dan dengan minimum pendapatan di atas 25 juta  Antara senang karena dipercaya  orang tajir dagangan saya  laku ,lumayan untuk subsidi silang  usaha kuliner yang lagi tiarap dan terus terjadi  penurunan omset harian . Sungguh  berbeda bisnis kukinervdan bisnis di variasi mobil .Â
Pasar kuliner selama pandemi covid mati, terjadi penurunan daya beli akibat pemberlakuan PPKM dan peralihan perilaku berbelanja  konsumen. Secara umum masyarakat sangat ketat membelanjakan di sektir makanan .Shifting perilaku konsumen berdampak signifikan banyaknya bisnis kuliner tutup. Golongan masyarakat menengah dan bawah terdampak sekali .
Masyarakat yang paling  aman disaat masa pandemi covid yakni golongan yang mapan secara kedudukan jabatan dan kedudukan finansial. Mereka yang bekerja di BUMN atau PNS dengan jababatan tinggi tidak merasakan dampak apapun ,kecuali ketakutan kesehatan mereka terinfeksi Covid .Â
Dari hati kecil merasa tidak nyaman . Untuk kalangan swasta masih ada golongan ini yang aman dan nyaman secara kesiapan keuangan . Usaha mereka masih jalan khususnya usaha di sektor pangan ,kesehatan ,ekspedisi ,komunikasi dan energi. Usaha dibidang tersebut justru lagi moncer saat pandemi. Â
 Lapisan masyarakat baik karena dukungan jabatan dan usaha yang masih jalan  membuat mereka bertaburan uang dan kemampuan  daya beli tetap tinggi. Menggunakan keuangan mereka masih bebas dan sesuka mereka. Situasi inilah kadang membikin  marah atau kesal melihat banyak orang masih  konsumsi  barang mewah seperti mobil ,rumah dan perhiasaan.  Saat banyak kejadian pahit ,masyarakat berduka dan  sedang terjadi kondisi yang mengerikan di negeri ini saat.
Siapakah mereka yang dinyatakan sebagai masyarakat kelas mapan  ? Para usahawan ,pelaku bisnis yang sudah  mapan .  Rata- rata mereka dari jabang bayi sudah kaya raya. Mereka dari golongan pengusaha  profesional yang berhasil membangun kerajaan bisnis. Ada juga pengusaha yang sudah tajir dari kejayaannya leluhurnya  diwariskan turun temurun baik aset dan perusahaan .Â
Ada juga pejabat tinggi di BUMN atau PNS atau mereka yang sudah pensiun .ada juga golongan malan yang misterius dan bisa jadi orang orang ini sebagai pedagang saham atau mafia jaringan politik atau makelar ekonomi.Â
 Banyak konsumen misterius yang tidak mau menjawab latar belakangnya karena alasan privasi. Â
Saya berfikir negatif orang sama orang kaya dari pejabat dan para mafia kebijakan . Tuduhannya kekayaan mereka dari uang anggaran pemerintah pemerintah. Saat ini mereka sedang panen nyolong anggaran  terutama dari anggaran  bansos dan dana  kesehatan  .