Rezim reformasi tidak mampu dalam basis dukungan  peningkatan ketahanan ideologi.  Bangsa Indonesia mengalami  blunder pemahaman  ideologi bernegara dan ideologi berbangsa. Indonesia  berada dalam pusaran perang ideologi transnasional.
Kita berkutat perdebatan vertikal dan horisontal tamoa henti. Membuang jam produktifitas kerja masyarakat Indonesia.  Lapisan masyarakat digiring untuk berbicara dan memperdebatkan ideologi dan ancamannya bagi  bangsa.
Seharusnya masyarkat kita sudah berhenti berbicara berkaiatan ideologi komunis ,khilafah atau idelogi liberal.  Konsistensi berpegang teguh pada ideologi PANCASILA dan memaknai dan menjalankannya  ideologis bangsa sendiri sudah  tumpah dan tercecer  kemana- mana. Bangsa ini sudah gagal fokus pada ideologinya sendiri.
Secara umum dapat disimpulkan jika saat ini negeri ini saat ini sedang terjadi sakit,  terjadi krisis karakter dan identitas politik. Terjadi pengkafiran ideologi pribumi. Manusia Indonesia lupa akan keindonesiaannya dan haluan kehidupan  ekonomi dan  budaya  Indonesia  .
Dalam  kondisi ideologi yang tidak jelas Saat ini dan mendatang  dibutuhkan terobosan pencarian dan  penemuan  ideologi baru sebagai manifesto politik yang mengikat dan menyeluruh  bagi Indonesia .
Bangsa Indonesia harus berani berfikir membutuhkan regenerasi peradaban baru. Peradaban reformasi dan rezimnya yang sudah berjalan 24 tahun harus dihentikan ,diganti dengan peradaban baru dan rezim baru juga. Itu yang hari ini sedang kita pikirkan dan bahas sebagai wacana kebangsaan ,  diskursus /wacana bagi kepentingan  segenap anak bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H