Mohon tunggu...
Heru Wahyu Prasetya
Heru Wahyu Prasetya Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri 018 Tenggarong

Berolahraga merupakan kegiatan rutin setiap sore, tentunya olahraga yang ringan asal berkeringat, jejaring sosial tetap harus sebagai media informasi buat saya, untuk mengatahui apa yang sedang berkembang trending dan viral, agar tidak ketinggalan berita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi 2.3

28 Maret 2023   15:35 Diperbarui: 28 Maret 2023   15:44 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh dan salam sejahtera bagi kita semua, 

Tidak terasa kegiatan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan-7 Kabupaten Kutai Kartanegara telah sampai pada modul 2.3. Modul 2.3 "Coaching untuk supervisi akademik".

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

Sebelum mempelajari tentang coaching saya berpikir coaching adalah sebuah kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang coach dalam merubah mindset atau pola fikir dari coochee mengikuti pola fikir coach. Setelah mempelajari coaching ternyata coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang membangun kemitraan antara seorang coach dan coachee sehingga dari hubungan kemitraan ini dapat menggali dan mengidentifikasikan masalah agar coachee dapat terbantu dalam mencari solusi atas permasalahannya melalui diskusi efektif dengan alur T-I-R-T-A. Setelah mempelajari modul ini saya mengetahui bahwa dalam proses coaching seorang coach tidak memberikan solusi akan tetapi coach membantu coachee melalui pertanyaan-pertanyaan berbobot dan terbuka yang diberikan untuk menstimulus coachee menemukan dan mendapatkan solusi atas permasalahannya sendiri. Itu berarti kegiatan coaching secara tidak langsung memberikan gambaran bahwa sesungguhnya tidak ada Batasan antara coach dan coachee sehingga baik coach maupun coachee saling terbuka tidak ada rasa canggung dan lainnya.

Pengalaman belajar mengenai materi coaching merupakan pengalaman yang sangat bermakna bagi saya, mengapa demikian karena dengan mempelajari coaching ini saya sebagai CGP pada Angkatan 7 mendapatkan ilmu dan wawasan baru bahwa dalam supervisi akademik salah satu teknik yang dapat digunakan adalah dengan coaching. Selama ini supervisi akademik yang dilakukan belum sepenuhnya dapat mengidentifikasi atau menggali permasalahan dari guru sehingga belum merefleksi pembelajaran yang dilaksanakannya dan menggali solusi permasalahan yang dihadapi dari dirinya sendiri. Dan itu pastinya bagi seorang Guru ketika mendengar Supervisi maka yang ada di fikirian adalah sebuah beban berat yang akan menimpa dan membuat guru merasa tersakiti dan tertekan, untuk itulah gunanya kita mempelajari coaching untuk supervisi akademik. Sebagai seorang pendidik tentunya memiliki kompetensi secara pribadi dan profesional sehingga melalui proses coaching ini diharapkan dapat menggali mengembangkan ide-ide kreatif dari guru. Supervisi akademik dilakukan untuk memastikan bahwa pembelajaran yang berpihak pada murid dan untuk pengembangan kompetensi diri dalam setiap pendidik di sekolah. Coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya (Whitmore, 2003). Coaching sebagai "...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif." (International Coach Federation -ICF). Artinya coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, di mana seorang coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan dari coachee. Hal penting yang harus dibangun dalam proses coaching adalah kemitraan. Dengan kemitraan yang baik, antara coach dan coachee dapat saling berkolaborasi untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif. Dalam melakukan coaching coach dapat melakukan percakapan dengan alur T-I-R-T-A yaitu menanyakan tujuan, mengidentifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab.

Perasaan yang saya rasakan selama proses belajar pada modul ini sangat senang, bersemangat, dan antusias, inspiratif, menantang, memberikan ruang yang cukup bagi saya untuk lebih menggali potensi dan kreatifitas serta mencoba memenuhi kebutuhan peserta didik dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap materi yang dipelajari yaitu coaching supervisi akademik. Dalam proses belajar yang sudah baik dari diri saya sebagai seorang coach di sekolah adalah saya berusaha untuk menjadi pendengar aktif dan meningkatkan kesadaran penuh (mindfulness) ketika murid maupun rekan sejawat yang mengungkapkan permasalahannya kepada saya. Hal yang masih harus saya tingkatkan adalah kompetensi menanyakan pertanyaan berbobot memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar dapat mengidentifikasi dan menggali permasalahan serta dapat menstimulus coachee untuk menemukan solusi dari permasalannya tersebut. dan bisa melakukan coaching bagi siswa dan rekan-rekan dilingkungan saya berada.

B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

Dalam coaching ini secara sadar maupun tidak sadar guru membantu peserta untuk belajar dan bertumbuh kembang sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Bagaimana caranya? Yaitu dengan kehadiran penuh, menjadi pendengar yang aktif lalu mengajukan pertanyaan. Tentu saja bukan sembarang pertanyaan. Tetapi sebuah pertanyaan yang berbobot, pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri dan memprovokasi tindakan kreatif, menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid kuat secara kodrati, dengan demikian diharapkan guru dapat menuntun peserta didik untuk menemukan solusi di setiap permasalahan dan meraih prestasi terbaik dengan kekuatan yang dimilikinya.Terutama berdasarkan lokasi tempat saya mengajar yang berposisi ditengah-tengah kota dan tentunya itu semua menghasilkan jutaan pertanyaan dan tantangan yang dihadapi untuk semua pemelajar dan sudah tentu tehnik coaching ini bagian yang tepat untuk menggugah mereka untuk mengembangkan bakat dan potensi yang ada dalam diri mereka. Salah satu referensi yang dapat kita gunakan untuk mengajukan pertanyaan berbobot hasil dari mendengarkan aktif yaitu RASA yang diperkenalkan oleh Julian Treasure.

RASA merupakan akronim dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask. 

Dimana R (Receive/Terima), yang berarti menerima/mendengarkan semua informasi yang disampaikan coachee. Perhatikan kata kunci yang diucapkan.

A (Appreciate/Apresiasi), yaitu memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda bahwa kita mendengarkan coachee. Respon yang diberikan bisa dengan anggukan, dengan kontak mata atau melontarkan kata. Bentuk apresiasi akan muncul saat kita memberikan perhatian dan hadir sepenuhnya pada coachee tidak terganggu dengan situasi lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun