Mohon tunggu...
Herton Maridi
Herton Maridi Mohon Tunggu... -

mari kembangkan budaya literasi di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gila

9 Juli 2011   15:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:48 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lihat penebangan hutan yang meraja lela, asap-asap yang meninggi dari knalpot kendaraan juga cerobong pabrik-pabrik itu memenuhi biru langit. Dasar kalian manusia sudah keblinger. Gila!!!

Akibatnya kami semua bangsa burung menjadi terganggu karena asap-asap polusi itu. Makin lama mata kami makin merah dan perih karena asap yang kotor beterbangan di langit, paru-paru kami sesak dan penerus-penerus kami yang masih muda banyak yang berguguran karena tidak sanggup melawan asap polusi.

Tiba-tiba hujan mengguyur seluruh tubuh lelaki itu. Tatkala dia terbangun. Ternyata ada seseorang yang sedang menyiram pagar tanaman disampingnya. Dia melihat di sekitarnya. Ada seekor burung yang sedang mencari makanan di sela-sela helai rerumputan liar dan sesekali burung itu bercicit.

Buru-buru dia mengambil sampah yang dibuangnya tadi. Dalam perjalanan pulang lelaki itu mengingat-ngingat tentang mimpi yang merasukinya tadi. Siang-siang bolong kayak gini ko sudah mimpi yang aneh-aneh. Kemudian dia melihat ke sekitar. Benar-benar terjadi. Benar adanya. Kemudian dia berkata. Gila!!!

Cakung, Jakarta timur 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun