Mohon tunggu...
hertiyenisanainggolan
hertiyenisanainggolan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Kristen IAKN Tarutung Ajak Anak PAUD Belajar Moderasi Beragama dengan Metaverse

19 November 2024   14:08 Diperbarui: 19 November 2024   14:18 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan ; Keceriaan siswa PAUD belajar nilai-nilai moderasi;/dok. pri

Mengajarkan moderasi beragama kepada anak usia dini memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan. Usia dini adalah masa kritis dalam membentuk pola pikir dan karakter anak. Jika sejak kecil anak-anak diajarkan untuk menghargai perbedaan, mereka akan tumbuh menjadi individu yang toleran dan mampu hidup dalam masyarakat yang plural.

Menurut Dr. Sandy, moderasi beragama bukan hanya tentang pemahaman teoretis, tetapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. “Kami ingin menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, agar ketika mereka dewasa, mereka sudah terbiasa hidup dalam keberagaman dan dapat menjadi agen perdamaian di masyarakat,” jelasnya.

Pengabdian Masyarakat: Komitmen Mahasiswa IAKN Tarutung

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang menjadi salah satu kewajiban akademik mahasiswa IAKN Tarutung. Dengan tema “Mengajarkan Moderasi Beragama Melalui Media Inovatif,” kegiatan ini tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak PAUD, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar menerapkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah, tetapi juga mempraktikkan kemampuan komunikasi dan pengajaran yang efektif.

Kegiatan ini juga sejalan dengan visi dan misi IAKN Tarutung sebagai institusi pendidikan tinggi Kristen yang berkomitmen untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter Kristiani yang inklusif. Melalui pengabdian masyarakat seperti ini, mahasiswa diajak untuk menjadi agen perubahan yang mampu membawa nilai-nilai Kristiani ke dalam kehidupan nyata.

Antusiasme Guru dan Orang Tua

Tidak hanya siswa yang menunjukkan antusiasme, para guru dan orang tua juga memberikan respons positif terhadap kegiatan ini. Mereka mengapresiasi pendekatan inovatif yang digunakan dalam mengajarkan moderasi beragama. Salah satu guru di PAUD Anak Ceria, Ibu Tambunan, menyatakan, “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk anak-anak. Mereka belajar banyak hal baru, dan kami, sebagai pendidik, juga mendapatkan inspirasi untuk menggunakan metode yang lebih kreatif.”

Orang tua siswa juga merasakan dampak positif dari kegiatan ini. Beberapa dari mereka menyatakan harapan agar pembelajaran berbasis moderasi beragama seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. “Saya sangat senang anak saya bisa belajar menghargai perbedaan sejak kecil. Ini sangat penting untuk masa depan mereka,” ujar salah satu orang tua siswa.

Langkah Ke Depan: Membangun Generasi Toleran

Kegiatan ini menjadi contoh konkret bagaimana pendidikan dapat berperan dalam membangun masyarakat yang toleran. Dengan memanfaatkan teknologi seperti metaverse, mahasiswa PAK IAKN Tarutung telah menunjukkan bahwa pendidikan moderasi beragama dapat dilakukan dengan cara yang relevan dan menarik bagi generasi muda.

Ke depan, diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan, tidak hanya di lingkungan PAUD, tetapi juga di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat diperlukan untuk memperluas dampak positif dari pendidikan moderasi beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun