1. Â Â Menjadi Pemimpin Pembelajaran.
Menurut penulis pemimpin pembelajaran memiliki arti luas, Seorang pemimpin adalah kepala. Ibarat pepatah orang tua kepala busuk maka bawahan busuk juga. Arti nya jika pemimpin pembelajaran tidak dapat menjadi teladan bagi peserta didik maka apa yang dikatakan akan menjadi hambar dan hanya sebatas lips service. Hal yang pertama yang harus diperhatikan sebagai pemimpin pembelajaran adalah dilihat dari kedisplinan waktu. Seorang guru harus mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu. Guru tidak menunda waktu untuk masuk ke kelas. Ketika bel masuk/pergantian les maka tanpa alasan klasik disibukan dengan aktivitas yang lain, pembelajaran harus dimulai.  Peserta didik akan menilai si pemimpin pembelajaran jika dari segi waktu saja tidak on time. Hal yang ke dua penulis akan memaparkan kegiatan apa saja yang akan dikerjakan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal akan penulis rancang untuk kegiatan sehari hari sebagai guru pemimpin pembelajaran yaitu : merancang rencana pembelajaran dengan baik yaitu berinovasi dengan mengkaitkan kondrat zaman peserta didik. Zaman yang disertai dengan kecanggihan teknologi. Penulis kelak dalam 3 tahun kedepan akan tetap konsisten berjuang untuk mendesain pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang berbasis digital. Seperti : pembuatan bahan ajar  melalui web smojo.al dari Eropa, pembuatan vidio pembelajaran yang menarik, pembelajaran dengan aplikasi tiktok dll. Selain itu penulis belajar untuk memahami tipe belajar siswa. Tipe belajar yang berbeda ini yang menyebabkan penulis melakukan perlakuan yang berbeda dalam mencari solusi akar penyebab minat belajar anak tidak ada. Seperti yang dikutip dalam laman resmi  Rasmussen University dan Kemdikbud bahwa gaya belajar siswa ada 4 gaya yaitu :Â
1. Â Â Gaya belajar audiovisual yaitu gaya belajar yang menyukai gambar, tulisan, atau video.Â
    Penulis harus bisa membaca situasi    karakteristik siswa di dalam kelas mana yang dominan gaya belakar yang di miliki siswa
2. Â Gaya belajar auditoria yaitu gaya belajar yang hanya mendengarkan guru dan menuliskan apa yang didengarkan ke buku
3. Â Â Gaya belajar kinestetik dengan gerakan. Orang yang memakai gaya ini biasanya belajar dengan cara melakukan sesuatu atauÂ
    terlibat langsung dengan sebuah persoalan.
4.  Gaya belajar membaca/menulis yaitu dengan membaca/ menulis dari pada
   audiovisual. Tipe ini lebih dominan untuk menulis buku/buku harian/ membaca artikel dll
   Karakteristik tipe belajar peserta didik yang berbeda ini penulis harus memahami dan memberikan perlakuan yang berbeda
   sesuai  tipenya. Ketika guru mampu menyelami karakteristik tipe belajar maka akan terwujud kemaksimalan dalam proses
    pembelajaran  dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Apa yang menjadi indikator tujuan pembelajaran tercapai salahÂ
   satu bisa dilihat  dari  nilai evaluasi hasil belajar siswa selain itu peserta didik mampu memaparkan secara lisan dengan baik.
    Pemimpin pembelajaran yang  berhasil adalah membuat pembelajaran yang menyenangkan.
2. Menggerakkan Komunitas Praktisi.
Penulis akan menjalin komunikasi dengan teman teman satu komunitas atau diluar komunitas. Sebagai anggota MGMP (majelis guru mata pelajaran) di Kab.Serdang Bedagai harus aktif untuk berbagi informasi pendidikan/ilmu pengetahuan/ kemampuan dalam berteknologi. Ketika diadakan pertemuan mata pelajaran maka ini merupakan kesempatan untuk saling berbagi,berdiskusi bersama.
3. Â Menjadi Coach Bagi Guru Lain
Penulis harus mampu menjadi coach bagi guru lain  baik yang berhubungan dengan merancang model pembelajaran/kemampuan teknologi. Menjadi guru pengerak berarti mampu mengerakkan dan memotivasi rekan rekan guru. Walau terkadang terjadi kendala gesekan karakter namun hal tersebut tidak menjadi kendali.Mengambil hikmah dari sebuah konflik untuk saling mengenal karakter masing masing dan belaja dari segala kesalahan diri. Coach artinya pelatih bagi orang lain. Dengan penuh kesabaran dan penuh kerendahatian tanpa ada rasa sombong dalam hati. Menjadi guru pengerak sudah memasuki tahun ke 3 masih terhitung muda namun pengalaman menjadi guru selama ini merupakan modal dasar untuk melakukan refleksi atas kesalahan/ kekurangan selama ini.
 4. Mendorong Kolaborasi Antar Guru.
Kolaborasi berarti bekerja sama dengan orang lain.Sebagai makhluk sosial artinya bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Sebagai guru pengerak penulis harus mendorong kolaborasi antar guru dalam lingkungan sekolah. Mengerakkan guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, tetap konsisten meningkatkan kompetensi dengan tetap mengajak untuk mengikuti diklat/seminar pendidikan dll.
Walau kadang miris hati melihat kondisi sekolah fasilitas kurang memadai tidak semua kelas memiliki saluran listrik, infokus terbatas, speaker hanya 1 buah ditambah dengan sinyal internet tidak stabil dll. Permasalahan sarana yang terbatas ini kadang menghambat guru berkreasi dalam pembelajaran. Jika berbicara dengan pembelajaran berbasis digital maka fasilitas digital juga harus mendukung. Kondisi yang ada di lapangan ini membuat keresahan penulis  namun mencoba memanfaatkan kondisi yang ada terlebih dahulu kiranya pemerintah/praktisi pendidikan kelak bisa memantau mendarat ke lapangan melihat kondisi real yang terjadi. Mengajak komunitas guru untuk berinovasi dengan bijak melihat peluang yang ada di lapangan.
5. Â Mewujudkan Kepemimpinan Peserta didik
 Sebagai seorang pengerak penulis harus mampu mengenali potensi dari peserta didik. Salah satu peran guru pengerak adalah  mewujudkan kepemimpinan peserta didik. Seorang anak akan menjadi pemimpin bangsa ini dimana pun kelak Tuhan     menempatkan mereka minimal mereka akan menjadi pemimpin dalam keluarga kecil ketika menikah. Menjadi ayah dan ibu untuk
anak anak yang dimiliki. Proses menjadi pemimpin di mulai di bangku sekolah. Mengkader menjadi seorang pemimpin yang memiliki karaker yang baik dan mampu mengembangkan bakat/potensi yang dimiliki. Sebagai guru pengerak penulis harus memberikan motivasi, dan menjadi motivator sejati bagi peserta didik. Menjadi pemimpin yang diteladani adalah langkah yang harus ditempuh. Guru memiliki power yang kuat ketika menghidupi jiwa kepemimpinan sebagai pemimpin pembelajaran di dalam di kelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H