Setelah pemberian materi dan diskusi selesai, maka peserta beristirahat untuk sholat dan makan siang, sambil masih menunggu kukusan kain. Dengan demikian waktu yang terpakai selama pelatihan cukup efisien.
Setelah gulungan kain dikukus selama waktu 2 jam, kukusan kain diangkat dan didinginkan. Lalu masing-masing gulungan kain dibuka. Saat pembukaan gulungan inilah saat yang ditunggu-tunggu oleh peserta karena semua penasaran dengan hasilnya seperti apa. Ketika melihat hasilnya para peserta cukup puas, karena pada kain terlihat cetakan daun dan bunga yang cukup jelas. Kain ini nanti akan diangin-anginkan terlebih dahulu selama beberapa hari untuk membiarkan proses oksidasi berlangsung. Terkadang hasil cetakan warnanya semakin lebih kuat.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilakukan ini semoga menambah wawasan para pengrajin batik tulis Lampung untuk membuat produk ecoprint sebagai produk inovasi selain kain batik tulis yang mereka buat selama ini. Harapannya penjualan produk kain mereka meningkat setelah sebelumnya turun drastis akibat pandemi Covid 19, yang imbasnya masih terasa selama lebih dari satu tahun. Produk kain ecoprint, adalah produk yang menarik karena memiliki nilai lebih yaitu menggunakan kain berserat alami dan pewarna alami. Jika bahan pakaian ini sudah tidak digunakan maka tidak mencemari lingkungan karena mudah terdegradasi. Selain itu dalam prosesnya yang menggunakan pewarna alami tentunya lebih ramah terhadap lingkungan. Semoga langkah-langkah kecil yang dilakukan berkaitan dengan produk ecolable ini akan berguna dan memberi kebaikan buat bumi kita.
(Terimakasih kepada Universitas Lampung atas dana kegiatan pelatihan ecoprint dari DIPA BLU TA 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H