Salah satu tempat yang menjadi prioritas untuk kami kunjungi selama di Istanbul adalah Topkapi Palace (atau disebut dengan bahasa Turki: Topkapi Sarayi), selain Hagia Sophia dan Blue Mosque. Dari tempat-tempat ini ada sesuatu yang bernilai bukan hanya sekedar perjalanan wisata. Ada suatu perasaan yang timbul di dalam hati entah itu keharuan atau kebanggaan akan jejak-jejak yang ditinggalkan oleh kejayaan Islam di masa lalu.
[caption id="attachment_268554" align="aligncenter" width="590" caption="The Gate of Salutation, gerbang ke dua masuk Topkapi Palace (Dok. Herti)"][/caption]
Topkapi Palace atau istana Topkapi adalah istana tempat tinggal kekhalifahan Ottoman selama kurun waktu hampir 400 tahun. Lokasi istana ini masih di kawasan Sultanahmet yang merupakan old city Istanbul, yang dekat dengan Hagia Sophia dan Blue Mosque. Jika naik tram dapat turun di tram stop Gulhane, dengan berjalan kaki sudah tidak begitu jauh. Kami menginap di sekitar Sirkeci, untuk mencapai Topkapi ini juga cukup berjalan kaki saja dari hotel.
[caption id="attachment_268559" align="aligncenter" width="590" caption="Antrian tiket masuk, syukurlah masih sepi (Dok. Herti)"]
Saya memilih judul artikel di atas karena saya sendiri pernah menduga bahwa barang-barang peninggalan Nabi Muhammad SAW, sahabat dan keluarganya berada di museum Hagia Sophia, tapi ternyata di Topkapi Palace. Hagia Sophia meskipun sekarang menjadi museum hanyalah bangunan megah layaknya masjid atau katedral, bukan berisi barang-barang yang dipajang seperti halnya museum pada umumnya.
[caption id="attachment_268562" align="aligncenter" width="420" caption="Masuk gerbang Topkapi mulai antri (Dok. Herti)"]
Ada dua buah jalan untuk memasuki Topkapi. Dari Hagia Sophia ke arah kiri, jalan agak menurun, searah dengan jalur tram, lalu masuk menuju gerbang taman Topkapi. Masuk pada jalan yang sebelah kanan karena yang sebelah kiri adalah jalan menuju Gulhane Park. Namun jalan untuk masuk ke gerbang utama istana Topkapi jalannya agak menanjak, sehingga lumayan capek jika kita lewat melalui jalan ini (kami waktu masuk melalui jalan ini). Tapi jangan khawatir ada sebuah kendaraan yang bisa mengantar ke gerbang utama dengan gratis kalau tidak mau berjalan kaki. Tiket masuk ke Istana Topkapi ini adalah 25 Lira (Juni 2013) dan setiap hari Selasa tutup.
Sedangkan jalan lainnya adalah dari Hagia Sophia ke arah kanan melewati bangunan yang berisi makam-makam Sultan, lalu belok kiri, dan masuklah ke area taman Topkapi untuk menuju gerbang utama istana Topkapi. Jalannya tidak menanjak, sehingga tidak perlu energi ekstra jika berjalan kaki (waktu keluar dari Topkapi kami melalui jalan yang ini).
[caption id="attachment_268563" align="aligncenter" width="590" caption="Maket istana Topkapi (dok. Herti)"]
Setelah memasuki gerbang pertama, lalu melewati taman dengan pepohonan hijau (karena musim panas) di kiri dan kanan jalan. Lalu kami membeli tiket, untung saja tidak antri lama. Karena tidak lama kemudian banyak rombongan tour yang datang dan pengunjung semakin ramai saja. Oleh karena itu sangat baik jika kita datang lebih awal sehingga tidak buang-buang waktu untuk antri membeli tiket masuk.
[caption id="attachment_268568" align="aligncenter" width="590" caption="Bangunan dapur yang ditutup dengan deretan prasasti pada bagian terasnya (Dok. Herti)"]
Istana Topkapi ini merupakan istana terbesar peninggalan kerajaan Turki Ustmani atau disebut dengan Ottoman dan merupakan tempat tinggal Sultan selama kurun waktu hampir 400 tahun antara tahun 1465 hingga 1853. Kepentingan istana Topkapi ini memudar, setelah Sultan lebih suka menghabiskan waktu di Istana baru yaitu di Dolmabahce Palace yang berada di tepi selat Bosphorus. Pada tahun 1856 Sultan Abdul Mecid I memindahkan kediaman di Dolmabahce Palace merupakan istana dengan gaya bangunan Eropa. Selama kurun waktu tahun 1856-1924, Topkapi Palace ini digunakan untuk akomodasi para pejabat pemerintah, dan berdasarkan dekrit pemerintah tanggal 3 April 1924 istana ini dijadikan museum dan pada tahun1985 merupakan salah satu World Heritage Site oleh UNESCO.
[caption id="attachment_268569" align="aligncenter" width="420" caption="Ada rombongan berbatik dengan latar bangunan The Audience Chamber (Dok. Herti)"]
Istana Topkapi ini mulai dibangun pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II. Selain sebagai tempat tinggal juga merupakan tempat untuk acara-acara kenegaraan. Beberapa bangunan mengelilingi lapangan istana dan kebun. Bangunan-bangunan tersebut mencakup tempat senjata, ruang harta, ruang makan, harem, kamar Sultan dan menara penjaga.
[caption id="attachment_268571" align="aligncenter" width="590" caption="Pemandangan dari area tempat pribadi Sultan (Dok. Herti)"]
Pada masa kekhalifahan Ottoman, the sacred relics yang berupa barang-barangpeninggalan Rasullulah SAW, keluarga dan sahabatnya, sejak tahun 1517 dibawa ke Istanbul dan disimpan di Hirkai Serif Odasi (Chamber of the Holy Mantle) yang merupakan bagian dari bangunan Istana Topkapi. Barang-barang sacred relics ini disimpan pada ruangan khusus di Topkapi oleh Sultan Mehmet sang penakluk.
[caption id="attachment_268573" align="aligncenter" width="590" caption="Teras dengan fountain di Iftar dan Baghdad Kiosk (Dok. Herti)"]
Beberapa tempat yang kami kunjungi semuanya menarik.Setelah masuk dari gerbang utama kami berhadapan dengan halaman dengan pohon-pohon yang menghijau. Dan ini merupakan halaman ke dua, dengan deretan bangunan dapur pada salah satu sisinya. Ketika kami berkunjung, untuk bagian dapur istana ditutup untuk umum, mungkin sedang direnovasi. Sementara di seberangnya adalah bangunan tempat menyimpan senjata.
[caption id="attachment_268576" align="aligncenter" width="590" caption="Pilar dan dinding dengan keramik iznik (Dok. Herti)"]
Setelah itu, kami memasuki gerbang lagi menuju halaman ke tiga, area ini merupakan bangunan-bangunan utama istana. Di dekat sebuah pohon yang berlubang di bagian tengahnya (pohon ini mungkin sudah berusia ratusan tahun), kami memasuki tempat penyimpanan harta. Karena pengunjung cukup banyak, kami antri cukup panjang untuk memasuki ruangan ini. Dan tidak sia-sia, karena memang koleksi harta dan perhiasan ini begitu menarik dan menakjubkan. Perhiasan-perhiasan dengan batu-batu permata yang begitu besar-besar ukurannya. Waah banget. Hanya saja saat itu terbayang, bagaimana orang-orang pada masa itu memakainya dengan pakaian yang seperti jubah yang begitu beratnya. Semua membuat berdecak kagum.
[caption id="attachment_268578" align="aligncenter" width="590" caption="Tempat pertemuan di salah satu bangunan pribadi Sultan (Dok. Herti)"]
Setelah itu, kami menuju bangunan yang nampaknya tempat pribadi Sultan dan keluarganya yang terdiri dari beberapa pavilion, kiosk, taman dan teras. Ada yang disebut dengan Circumsicion room, Yerevan kiosk, Baghdad kiosk, Iftar kiosk dan Terrace kiosk. Dari salah satu bangunan ini tampak pemandangan laut yang indah dengan air lautnya yang begitu biru. Pemandangan selat Bosphorus dengan kapal-kapalnya, dan bangunan yang tampak kecil di punggung bukit. Serta jembatan di kejauhan. Di area ini ada beberapa bangunan yang semua menarik. Bangunan tersebut dihiasi keramik iznik pada dinding dan juga ornament keemasan pada beberapa gerbang dan pilarnya. Ada juga yang dulunya kolam. Pemandangan dari area ini sangat bagus, terutama sebagai obyek untuk berfoto-foto.