Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melihat Cao Dai Temple di Ho Chi Minh

19 September 2013   12:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:41 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika berada di kota Ho Chi Minh kami sempat mengikuti paket tour dengan berkunjung ke Cao Dai Temple. Dengan bus kami menuju ke Tay Ninh, berjarak sekitar 100 Km dari kota Ho Chi Minh. Dari kota Ho Chi Minh ditempuh selama kurang lebih dua jam, untuk sampai ke tujuan.

Di tengah perjalanan, bus berhenti mampir sebentar ke tempat pembuatan kerajinan gerabah dan lacquer wood. Gerabah dengan bentuk aneka rupa, mangkok bulat kecil, nampan, piring atau vas. Dihiasi dengan cat atau hiasan dari kulit cangkang telur. Pengerjaannya sangat halus dan detil, dengan cat warna yang cerah. Sedangkan lukisan khas Vietnam atau lacquer wood tersebut juga yang dihiasi dengan kulit cangkang telur. Tema lukisan tersebut kebanyakan tentang alam yang menggambarkan sungai Mekong, selain itu juga bambu, nagaatau siluet gadis Vietnam yang memakai caping. Setelah singgah kurang lebih setengah jam, kami melanjutkan perjalanan dan bus menuju Cao Dai Temple.

13795669691562240681
13795669691562240681

13795670791040808722
13795670791040808722

13795671642074244456
13795671642074244456

Menurut keterangan yang saya dapatkan, Cao Dai adalah agama yang dibentuk di Tay Ninh, Vietnam pada tahun 1926. Tay Ninh ini berjarak sekitar 100 Km dari kota Ho Chi Minh. Sesampainya di tempat tersebut, terdapat bangunan yang cukup besar, dengan halaman yang cukup luas.

1379567362781717631
1379567362781717631

13795674661747554502
13795674661747554502

13795675241949901801
13795675241949901801

Bangunan ini bentuknya seperti kelenteng Cina, dengan warna krem dan pink yang mendominasi. Ada dua buah menara berbentuk segiempat ada di bagian depan bangunan. Sebelum masuk, para turis dipersilahkan melepas alas kaki tetapi tetap boleh berkaos kaki. Di dalam bangunan boleh mengambil foto aktifitas di dalam ruangan, tetapi turis tidak diperbolehkanuntuk mengambil foto diri. Jadi tidak boleh narsis di dalam bangunan itu. Di dalam bangunan interiornya mirip kelenteng dengan banyak hiasan naga.

13795676142062982104
13795676142062982104

13795677141898005426
13795677141898005426

13795678021539803011
13795678021539803011

13795678722019299742
13795678722019299742

Cao Dai artinya adalah‘tempat tertinggi’ atau High Tower yaitu di tempat tertinggi dimana Tuhan berada. Oleh karena itu digambarkan dengan adanya 9 anak tangga di dalam kuil Cao Dai.Menurut data, penduduk Ho Chi Minh dapat dibagi menurut agamanya adalah : sekitar 50%beragama Buddha untuk semua aliran, 12% beragama Katolik, 2% Protestan, 2% beragama lain-lain (Cao Dai, Hoa Hao, Islam dan Hindu), dan sisanya sekitar 34% tidak beragama atau agamanya tidak diketahui. Nah, yang beragama Cao Dai memang hanya sedikit,yaitu berjumlah sekitar 2-3 juta orang di Vietnam dan berbagai negara lain.

137956795088527924
137956795088527924

1379568025228989942
1379568025228989942

1379568095675765193
1379568095675765193

Para pengikut Cao Dai ini, mempercayai bahwa agama mereka beserta pengajaran, simbolisme, dan organisasinya ditunjukkan langsung oleh Tuhan. Agama ini bersifat sinkretis yaitu menyatukan agama-agama di dunia hanya menjadi satu agama saja, Mereka meyakini pengajaran Buddhisme, Taoisme, Konfusianisme, Kristen, Islam dan Sikh. Jadi kepercayaan mereka merupakan gabungan dari beberapa agama. Sebenarnya agama ini pernah dilarang pada tahun 1975, ketika komunis berkuasa, namun diperbolehkan lagi sejak 1985.

1379568180105805689
1379568180105805689

1379568231104701491
1379568231104701491

Kunjungan ke tempat ini sepertinya waktunya disesuaikan saatnya ketika umat Cao Dai ini sedang beribadah, jadi para turis bisa melihat keunikannya. Sepertinya cara beribadah dan agama yang unik ini sengaja dijadikan komoditi wisata. Mereka berpakaian semacam jubah berwarna putih. Sedangkan pemimpin agamanya, yang jubahnya berwarna kuning mewakili agama Buddha, merah agama Katolik, Kristen dan Kong Hu Cu, dan biru mewakili Taoisme.

1379568317606967472
1379568317606967472

13795684531663188706
13795684531663188706

Cara beribadah dengan menggenggam tangan seperti berdoa-nya umat Katolik, tetapi kemudian bersujud, seperti sujudnya umat Islam ketika shalat. Mereka beribadah sehari sebanyak 4 kali, yaitu jam 6 pagi, jam 12 siang, jam 6 sore dan jam 12 tengah malam. Oleh karena itu kunjungan turis, biasanya sekitar jam 12 siang, agar bisa melihat saat dimana umat Cao Dai sedang berdo’a. Di bagian belakang, ada anak-anak muda, nenek atau kakek. Juga ada group pemusik yang mengiringi ketika sedang berdo’a, dengan alat-alat musik tradisional khas Vietnam. Iringan musik yang agak pelan dan mendayu.

1379568550684967159
1379568550684967159

13795687001342282867
13795687001342282867

Setelah melihat-lihat bagian atas bangunan kuil, kami segera turun dan keluar, lalu dengan bus rombongan tour melanjutkan perjalanan. Saya hanya sekedar mengingat singgah ke kuil ini adalah suatu pengalaman yang unik, ternyata ada juga agama yang dibentuk berdasarkan bermacam-macam agama yang ada. Dan keunikan ini ternyata dijual untuk obyek pariwisata. Apakah umat tersebut tidak merasa terganggu? Karena setiap hari ketika tengah hari selalu ada rombongan turis yang melihat mereka beribadah. Hmm, entahlah.

Salam jalan-jalan.

****

Sumber informasi : http://id.wikipedia.org/wiki/Cao_Dai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun