Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berkunjung ke Istana Versailles, Paris

28 Oktober 2012   16:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:17 2885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_213551" align="aligncenter" width="610" caption="Istana Versailles (dok. Herti)"][/caption]

Waktu itu hampir tengah malam, kereta Thalys yang kami tumpangi dari stasiun Brussel Midi sampai di Gare du Nord, Paris. Karena jarak hotel dengan stasiun lumayan dekat, maka taksi tidak mau mengantar. Dengan terpaksa akhirnya kami berempat (semua perempuan) berjalan kaki menuju ke hotel, dibantu oleh seorang keturunan Pakistan yang berbaik hati menunjukkan arah jalan menuju ke hotel.

Esoknya adalah hari pertama di Paris, sekitar jam 9 pagi kami janji bertemu 3 orang teman dari PPI Perancis, di stasiun Gare du Nord, untuk jalan-jalan. Kami menunggu agak lama, rupanya sekitar jam setengah 11 lebih mereka baru datang. Lalu kami diajak naik metro yang disebut kereta RER (Reseau Express Regional) atau jaringan ekspres regional dengan jalur RER C merupakan jalur ke arah pinggiran kota, turun di stasiun de Versailles Rive Gauche. Yah, ternyata kami diajak ke Chateu de Versailles atau Istana Versailles, merupakan salah satu obyek wisata yang banyak dikunjungi turis di Paris. Letaknya memang agak jauh, yaitu agak di pinggiran kota di bagian barat daya Paris. Dari stasiun itu, cukup berjalan kaki untuk menuju ke arah istana. Hari sudah siang, sehingga kami memutuskan untuk mampir membeli makan siang dulu di tengah jalan, sambil bekal itu dibawa dan meneruskan perjalanan.

[caption id="attachment_213553" align="aligncenter" width="610" caption="Jalan menuju istana Versailles (dok. Herti)"]

13514344151230702594
13514344151230702594
[/caption]

Kami berjalan di jalan kecil seperti trotoar yang dinaungi pohon di kanan dan kiri jalan, menuju istana Versailles. Dari kejauhan sudah terlihat kemegahan bangunan itu yang merupakan istana peninggalan raja Louis XIV. Awalnya Versailles dahulu adalah nama pedesaan yang kini merupakan suburban Paris. Tampak banyak pengunjung yang memenuhi area tersebut, mungkin karena pada waktu itu adalah hari Sabtu dan musim panas.

[caption id="attachment_213556" align="aligncenter" width="656" caption="Tampak pintu gerbang istana dari jauh (dok. Herti)"]

13514348141731205611
13514348141731205611
[/caption] [caption id="attachment_213557" align="aligncenter" width="656" caption="Denah dan keterangan tentang Istana Versailles (dok. Herti)"]
13514357421774327049
13514357421774327049
[/caption]

Istana Versailles ini ternyata sangat luas. Halamannya saja seperti lapangan. Luas seluruh area termasuk tamannya sekitar 100 hektar. Memang istana ini memiliki daya tarik sebagai obyek yang harus dikunjungi, selain megah, mewah, dan luas, keindahan bangunannya merupakan warisan sejarah ratusan tahun lalu yang oleh UNESCO telah dijadikan sebagai salah satu World Heritage Site atau situs warisan dunia pada tahun 1979.

Di bagian depan itu kami bisa menikmati bangunan yang megah dan terlihat mewah yang dibangun sekitar abad 17 itu. Semua sudut sangat indah untuk dipandang dan difoto. Berbagai tingkah turis, sedang bergaya untuk diambil gambarnya. Di sana juga terdapat patung Louis XIV (1638-1715) sedang berkuda.

[caption id="attachment_213562" align="aligncenter" width="365" caption="Patung Louis XIV di halaman sekitar istana (dok. Herti)"]

1351436776993326464
1351436776993326464
[/caption]

Banyak pedagang souvenir yang menawarkan dagangannya. Sama dengan yang berjualan di sekitar menara Eiffel, mereka kebanyakan adalah keturunan Afrika. Anehnya yang ditawarkan bukannya barang yang berhubungan dengan istana Versailles, tapi mereka menawarkan scarf, ‘rentengan’ gantungan kunci dan miniatur menara Eiffel. Ada pedagang  tua dan tangannya cacat, sehingga kami membeli miniatur menara Eiffel itu cukup dengan 5 euro.

[caption id="attachment_213564" align="aligncenter" width="656" caption="Para pedagang souvenir yang selalu menawarkan dagangannya (dok. Herti)"]

1351437308302164321
1351437308302164321
[/caption]

Sesampainya di lokasi tempat masuk istana, terlihat antrian panjang pengunjung. Akhirnya kami memutuskan tidak jadi masuk ke dalam istana, mengingat begitu panjangnya antrian. Untuk antri tiket makan waktu berjam-jam, dan kalaupun bisa masuk, hanya tersisa waktu sedikit sebelum tutup. Di sekeliling banyak turis juga tidak masuk, mungkin salah perhitungan seperti kami. Terus terang, kepergian ke sini tidak direncanakan terlebih dahulu, seandainya tahu situasinya tentu akan lebih baik jika membeli tiket masuk secara on line, dan pagi-pagi sudah berangkat, sehingga dapat menikmati kunjungan ke istana ini seharian.

[caption id="attachment_213565" align="aligncenter" width="656" caption="Antrian pengunjung istana (dok Herti)"]

1351437731118964457
1351437731118964457
[/caption]

Kami hanya bisa mengintip istana itu dari balik pagar yang berwarna keemasan. Di antara pagar dan bangunan istana terdapat halaman yang sangat luas. Bangunan berkeliling saling menyambung mengingat ada hampir ribuan kamar di dalamnya. Kemegahan bangunan istana dengan bentuk arsitektur khas French Baroque, sesuai dengan gaya keindahan arsitektur pada masa itu. Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1661 oleh seorang arsitek Louis le Vaud dan dibantu oleh Jules Hardouin Mansart. Bangunan ini baru selesai lebih dari 40 tahun kemudian, dengan hasil bangunan yang megah dan menawan.

[caption id="attachment_213567" align="aligncenter" width="656" caption="Kemegahan salah satu sisi bangunan istana Versailles (dok. Herti)"]

13514381801174012682
13514381801174012682
[/caption]

Sebenarnya ada ruangan megah yang terkenal di dalam istana tersebut, yang kini masih dibuka untuk publik. Yaitu antara lain ruang Hall of Mirrors dan Hercules Room. Ruang Hall of Mirrors adalah karya design dari arsitek Charles Le Brun, dan merupakan ruang megah yang berupa lorong panjang dilengkapi cermin dan plafon yang berupa lukisan, dengan lampu-lampu kristal yang cantik dan ornament-ornamen hiasan yang dilapis emas. Ruang ini dahulu dipakai sebagai ruang pesta dan juga bersejarah karena merupakan tempat penandatanganan Perjanjian Versailles. Hercules Room juga berupa ruang yang indah dan megah dengan lukisan cantik pada plafonnya.

[caption id="attachment_213569" align="aligncenter" width="800" caption="Hall of Mirrors (sumber : http://trav3ls.com/)"]

13514384792033554690
13514384792033554690
[/caption] [caption id="attachment_213571" align="aligncenter" width="500" caption="Hercules Room (sumber : http://www.panoramio.com)"]
1351438834455128792
1351438834455128792
[/caption]

Setelah puas dengan bangunan istana tersebut, kami lalu berjalan untuk menuju taman istana. Kami berjalan pada bagian sisi barat istana, dan bersama pengunjung lainnya saling beriringan dan berpapasan. Baru kali ini saya berkunjung ke suatu obyek wisata dengan begitu banyak orang dan dari berbagai penjuru dunia. Kadang ada yang berjalan terlihat bergegas seperti tidak sabar.

[caption id="attachment_213572" align="aligncenter" width="656" caption="Berjalan menuju taman istana (dok. Herti)"]

1351439284966858148
1351439284966858148
[/caption]

Taman Versailles ini tak kalah indahnya, dan merupakan salah satu taman yang terbaik di dunia. Taman itu terdiri dari ratusan tanaman beraneka jenis bunga warna-warni, ada air mancur di beberapa bagian jumlahnya hingga puluhan air mancur, kolam, dan patung-patung yang cantik. Area taman itu pun luas sekali. Dilihat dari bagian atas terlihat keindahan yang memukau mata. Kami membuka bekal makan siang yang kami beli tadi. Sambil makan kentang goreng dan minum orange juice, kami menikmati keindahan pemandangan di depan mata, diselingi dengan tiupan angin semilir dan kesejukan udara dan cerahnya langit biru di musim panas.

[caption id="attachment_213574" align="aligncenter" width="656" caption="Keindahan taman istana Versailles (dok Herti)"]

13514396271728152209
13514396271728152209
[/caption]
13514398511027100238
13514398511027100238

Setelah menikmati keindahan taman istana kami pun pulang dan di jalan mampir ke toko souvenir yang menjual berbagai pernak-pernik yang bisa dijadikan buah tangan, antara lain lukisan dan kartu pos yang menarik. Kalau dipikir, entah berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk membangun istana semegah itu dalam masa pemerintahan monarki absolutnya. Kini kita bisa menikmati istana tersebut sebagai bagian dari kejayaan masa lalu, juga merupakan saksi bisu pecahnya Revolusi Perancis dan jatuhnya dinasti Louis saat diperintah Louis XVI dan ratunya yang terkenal Marie Antoinette.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun