Apakah Anda pernah mengalami, anak Anda menangis bahkan tantrum ketika gawai atau handphonenya diambil?
Hal ini cukup banyak dirasakan oleh orangtua saat ini, karena mau tidak mau hampir semua kegiatan masyarakat banyak menggunakan gawai pada era digital ini. Dari pekerjaan, belanja, pembayaraan, pendidikan, bahkan hiburan yang  low badget (contoh: nonton, main game) bahkan bisa dilakukan dari gawai yang ada di tangan kita.  Bagi beberapa orangtua gawai merupakan obat mujarab bagi anaknya yang tidak bisa diam atau sedang tantrum.Â
Orangtua menjadi mudah memberikan gawai kepada anak ketika anak menangis atau tantrum, karena biasanya anak akan langsung anteng ketika memegang gawai. Alih-alih menjadi obat, gawai ini ternyata menjadi racun bagi anak, hal ini terjadi karena aktivitas yang dilakukan berulang-ulang yang mengakibatkan anak kecanduan.Â
Kenapa anak menangis ketika gawainya diambil? Sadar tidak sadar, bagi orangtua yang anaknya sudah kecanduan gawai, ternyata kebanyakan dari orangtua sudah memberikan perannya sebagai orangtua  kepada gawai, berikut alasannya:
1. Peranan orangtua untuk mengasuh anak, Â orangtua berikan kepada gawai, contoh: anak menonton atau main game seharian, dimana harusnya anak bermain dengan orangtua, orangtuanya berikan kepada gawai.
2. Peranan orangtua untuk mengajarkan anak juga diberikan kepada gawai, contoh: anak belajar warna, belajar bahasa Inggris dari gawai.
3. Peranan orangtua untuk mengajarkan mengelola emosipun diberikan kepada gawai, contoh: ketika anak tantrum, orangtua langsung memberikan gawai dengan harapan anak tenang. Benar, anak langsung tenang, tetapi anak tidak belajar bagaimana cara ia meregulasi diri ketika ada masalah dan bagaimana ia menyelesaikan masalah, yang anak mengerti, jika aku ingin sesuatu cukup menangis atau teriak.
Dari alasan diatas, Anda dapat menilai sendiri, apakah anda termasuk orangtua yang memberikan peran Anda kepada gawai  atau tidak.  Jika iya, apakah Anda tetap akan memberikan peran itu kepada gawai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H