Mohon tunggu...
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc Mohon Tunggu... Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah -

Aparatur Sipil Negara, Provinsi Kalimantan Tengah, anak suku Dayak Ngaju.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Ada karena Sumber Daya Alam

25 Januari 2016   11:16 Diperbarui: 25 Januari 2016   15:18 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kata-kata SDM Sumber Daya Manusia dan SDA Sumber Daya Alam adalah dua komponen yang ada di alam ini sejak era terjadinya jagad raya alam semesta dan kehadiran planet bumi ini menjadi tempat yang sampai saat ini dikatakan habitat hunian yang paling ideal bagi mahluk hidup. Mahluk hidup terhebat diantara semua yang ada di bumi adalah manusia. Karena hanya manusia yang mampu berevolusi dan merevolusi membangun kecerdasannya yang berupa antara lain peradaban dan memberi label kepada seluruh aspek yang ada di bumi dan alam semesta.

Eksistensi peradaban manusia itu dengan uniknya membentuk keterpautan umat manusia yang secara sistematik mencakup merasuk semua kategori yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Buah tangan peradaban dengan label-label atau diberi penamaan dan disepakati melalui komunikasi verbal atau cara lainnya yang melahirkan pemahaman bersama baik lokal mau pun universal seperti politikus, pengusaha, pedagang, peneliti, pemangsa, makelar, buruh, pemerintah, swasta, masyarakat, perbankan, hukum, kemanusiaan multi aspek lokal, nasional, regional, global tak terbatas. Maka terentuklah jejaring peradaban yang melalui proses pembelajaran menjadi pangkal tolak polah tingkah manusia di bumi ini dari masa lalu dan masa seterusnya.

Dalam kecerdasan yang lahir dari proses pembelajaran itu, sejak purbakala manusia telah memahami nilai SDA dan SDM saling kompetisi untuk menguasai SDA itu. Dalam sejarah dominan SDM / bangsa yang kuat menjarah bangsa yang lemah untuk menguasai SDA. Contohnya bagaimana berlian India Koh-i-Noor yang tersohor itu menjadi milik Britania. Bagaimana Belanda mengejar menguasai bumi rempah ke Nusantara. Bagaimana hebohnya gunung emas Grasberg Freeport. Cerita bajak laut yang tempo dahulu suka singgah di Singapura dengan kapal penuh awak orang petualang yang rata-rata miskin namun nekad dengan mimpi cari SDA menjadi kaya instan.

Meski adagium kejayaan suatu bangsa amat tergantung SDM, bukan tergantung SDA, nyatanya misi-misi yang dilakukan oleh bangsa yang paling hebat di dunia ini masih sama dengan bajak laut purbakala yaitu mencari SDA bahkan kini misi angkasa ke planet lain yang masih juga belum berhasil dengan lebih menguntungkan menurut ukuran buatan manusia menggantikan nilai SDA yang ada di planet bumi. Bahwa SDA menentukan masa depan bumi manusia tak bisa dihindarkan. Kerusakan SDA oleh olah SDM pelan dan pasti menggilas SDM itu sendiri.

Bahaya lain datang dari kecerdasan manusia berupa SDM yang bertitel pendidikan tinggi sering terjebak dalam peran perusak SDA melebihi SDM biasa alami. Hasil pendidikan SDM yang katanya moderen tidak semuanya membuat orangnya melek SDA yang lestari bertambah berkelanjutan. Saat ini banyak SDM dengan titel pangkat status mentereng memfasilitasi membiarkan merekayasa mengoperasi akses orang papa menguras SDA. Dengan persuasi ilmu pengetahuan moderen dalam memperlakukan SDA maka konversi lahan bumi terus terjadi melampaui daya dukung bumi.

Dalam eksistensi peradaban mannusia itu, bahwa di dunia ini segala kejadian berawal dari surat yang merupakan isi dokumen. Tuhan Allah sampai sekarang tetap pakai surat dalam kitab suci untuk mengelola manusia. Kurirnya para Nabi dan pembawa pesan itu membawa misi kepada manusia. Manusia yang pandai membuat surat menjadi dokumen, mampu membuat pemanfaatan SDA dengan merekayasa surat dokumen untuk tujuan putih hitam abu abu.

Dengan surat dokumen Negara tertentu dengan tulusnya mengucurkan dana amat besar untuk pengelolaan SDA Lingkungan. Caranya dengan melalui PBB menunjuk negara tertentu menjadi obyek proyek massif lingkungan internasional. Dalam prakteknya terjadi uang habis dengan hasil nihil. Jangan tanya kemana duit itu habis. Pola ini sampai saat ini masih terjadi dilakukan bisnis dokumen. Cara lainnya di Kalimantan buruh kebun sawit dan atau usaha sumberdaya alam dominan dimiliki mempekerjakan pendatang kaya selaku bossnya dan semua  buruhnya orang miskin yang direkrut di gaji apa adanya. Nilai tambah SDA  dilalukan agar mengalir terjadi di luar daerah penghasil. Daerah lokasi SDA memang tak boleh maju pembangunannya, karena dengan kebodohan daerah akan memudahkan manipulasi sesuai niat memeras SDA. Populasi miskin yang dominan di daerah tertentu dimanfaatkan manusia petualang gaya baru seraya memperkaya diri seiring  untuk tujuan akhirnya menguasai SDA. Tokoh Nasional tertentu bahkan terkontaminasi dan terjebak memberi perannya dalam membangun jejaring eksploitasi SDA ini.

Tekanan populasi SDM daerah lain diarahkan akses SDA daerah yang rendah kepadatan penduduk. Kasus kelompok tertentu di wilayah tertentu pendatang kuasai aset / tanah. Menyalahkan aset tanah  tak terurus tak ada dokumen syah menurut ukuran mereka, bahwa aset bisa di cari, nyawa hilang tak bisa di cari. Kelompok manusia aneh ini adalah permainan peradaban manusia sendiri atas pendewaan gaya baru untuk menggunakan dokumen dan aspek lainnya seperti batas pemahaman terhadap supranatural berupa misalnya agama dipakai menjadi alat politik menguasai SDA memperkaya diri oleh inisiatornya. Pemerintah terkecoh karena di fight accomplied dengan upaya pengentasan kemiskinan dan hak azasi manusia yang juga dibuat berdasarkan ukuran manusia juga.

Di Indonesia orang yang menentang pola ini di ancam dengan kata "takut dampak sosial atau menghadapi dampak hukum". Kekuatan penguasaan aset tanah daerah ini ada di tangan pihak yang sudah profesional dari pusatnya (ibu kota) dan tahu persis kelemahan pemerintah dan masyarakat daerah. Mereka membuat kajian tersembunyi untuk menjalankan misinya. Sayangnya bila didalami hampir semua itu terkait monopoli orang-orang kuat dari pusat atau daerah tertentu. Pejabat lokal tak mau repot melawan orang-orang kuat itu, selain menghindar atau ikut main. Cara terbaru orang kaya dari luar mendanai mengatur seseorang lokal mengklaim SDA berupa tanah negara dan kemudian datang pihak lokal lain saling klaim tanah yang sama saling gugat seraya merekayasa dokumen sebagai alasan menghadapi kasus perkara. Ujungnya semua itu hanyalah sandiwara menilep tanah negara. Makanya terjadi kekacaun tata ruang daerah yang amat parah.

Proyek lingkungan difasilitasi para pakar PBB dan pakar terkemuka dunia bahkan masih dominan ternyata hanya terjebak menjadi askes legal menghabiskan dana pengelolaan lingkungan global. Para tokoh dari global sampai lokal yang menikmatinya saling menutupi jejak dalam menghabiskan dana seperti ini. Kegagalan global mengelola SDA menyajikan data informasi yang secara massif dipublikasi media mengglobal menakutkan tentang arah kelamnya hidup manusia di  dunia. Lalu kembali manusia menggagas proyek baru untuk mengelola dampak kegagalan proyek lingkungan global bahkan ke angkasa luar mencari kompensasi SDA. Pola proyek kelola SDA global seperti ini, meski tak berhasil, belum ada atau amat rumit untuk diajukan kepengadilan manusia. Indonesia yang SDA nya lengkap dan amat global strategis telah, sedang dan akan terus menjadi lokasi yang lukratif bagi lokasi proyek SDA global, baik yang putih hitam abu abu.

Orang-orang yang tak memperoleh akses ke SDA langsung tidak langsung merespon dengan ragam cara pula. Respon tersebut juga sama berbentuk hitam putih abu-abu.

Meninggikan SDM yang semua akhirnya mati balik jadi tanah/material wadagnya kembali jadi SDA, dalam isu SDA adalah krusial. SDA tetap eksis tanpa SDM. Meski SDM datang dan pergi ke dunia, SDA yang berkualitas dan kuantitas tinggi tetap menjadi basis utama kehidupan SDM yang terbaik. Jadi harmoni keseimbangan ekologi bumi itu sebagai indikator absolut eksistensi kelayakan hunian bumi sebenarnya tak pernah berubah atau indikator tersebut abadi. SDM wajib menjaga dan memuliakan SDA bagi kemuliaan SDM itu sendiri sesuai perintah dari Yang Maha Esa bagi yang percaya. Sehebat apapun peradaban manusia bumi, tetap saja SDA itu terbatas dan tak akan mampu menghadapi keserakahan SDM. Keserakahan SDM itu tak ada batasnya untuk dipenuhi, bahkan segenap alam semesta tidak cukup bagi satu orang serakah. Barangkali Yang Maha Kuasa atau alam itu sendiri mengatur keserakahan itu dengan memberikan waktu terbatas dan tidak membuat duplikasi isi otak kecerdasan manusia untuk setiap mahluk hidup termasuk SDM, supaya memutus mata rantai keserakahan generasi.

Barangkali pula “kiamat bumi manusia” datang pada saat semua keserakahan itu bersatu dari generasi ke generasi SDM merangkai keserakahan kumulatif menjadi peradaban generasi manusia yang hidup mengatur bumi dan semuanya menjadi pemicu berantakannya bumi manusia ini.  SDM yang baik dan benar bagi bumi manusia pada akhirnya adalah SDM yang saat eksistensinya di bumi sebelum mati kembali menjadi unsur SDA, memberikan karya nyata membawa damai sejahtera bagi bumi dan seisinya, sehingga memutus mata rantai generasi yang kecerdasannya penuh di isi keserakahan akan obsesi mereduksi SDA untuk kesenangan sesaat sesat hidup di bumi  dalam segala skala dan aspeknya. Waspadalah !.

Humans exist because Natural Resources

The words of HR Human Resources and NR Natural Resources the two components that exist in nature since the era of the universe, the universe and the presence of the planet into a place that until now said to be the most ideal habitat occupancy for living organisms. The greatest among all the living things on earth are human. Because the only man who was able to evolve and revolutionize build intelligence in the form of, among others, civilization and label the whole aspect of the earth and the universe.

The existence of human civilization with a unique form of humanity adrift in a systematic cover sets in all the categories created by the man himself. Souvenir civilization with labels or given naming and agreed through verbal communication or other means which spawned mutual understanding both locally would also universal as politicians, businessmen, traders, researchers, predators, realtor, labor, government, private, public, banking, legal, humanitarian aspects of the multi-local, national, regional, global infinite. Then terentuklah network of civilization through the learning process into a starting base of the doings of humans on this earth of the past and so on.

In intelligence which is born of the learning process, since immemorial humans have understood the value of NR and HR competition with each other for control of the NR. In the history of the dominant HR / strong nation plundered the nation's weak to master the NR. An example of how the Indian diamond Koh-i-Noor which is famous belonged to Britain. How it used to dominate the Earth Netherlands pursue spice to the archipelago. How exciting is Freeport Grasberg gold mountain. Pirate stories are due to become like a stopover in Singapore with a full crew aboard an adventurous person that the average poor yet daring to dream of searching NR become rich instantly.

Although the adage the glory of a nation heavily dependent HR, rather than depending NR, in fact, missions performed by the most powerful in the world is still the same as the pirate ancient is to look for NR even now space mission to another planet who still have not managed to more advantageous according to the size of the man-made substitute the value of NR that exist on the planet. NR that determine the future of the Earth humans are inevitable. NR damage by human though slowly and surely grind HR itself.

Another danger comes from human intelligence in the form of higher educated HR are often stuck in the role of destroyer NR exceed ordinary human experience. The results of his study of modern human resources are not all made the literate person to grow sustainable NR sustainably. Today many HR with flashy titles rank status facilitates access let manipulate operating on NR drain destitutes. With the persuasion of modern science in the treatment of the conversion of the earth's NR continue to occur beyond the earth's carrying capacity.

Human civilization in existence then, that in this world all the events starting from the letter which is the content of the document. God until now still wear the letter in scripture to manage human. Messenger of the Prophet and the messenger that brings the mission to humans. Humans are good at making the letter into a document, able to make use of NR by manipulating letter documents for the purpose of black white gray.

State documents with certain letters with heartfelt huge disburse funds for natural resource management environment. The way to designate certain countries through the United Nations become the object of massive international environmental projects. In practice occurs the money runs out with nil result. Do not ask where the money was exhausted. This pattern is still the case done business documents. Other ways in Kalimantan, oil palm plantation workers and or dominant natural resource owned businesses employ rich immigrant labor as the boss and all the poor people who were recruited in salary what it is. NR added value is passed to flow occur outside the producing regions. NR location area is not allowed to advance development, due to ignorance area will facilitate the manipulation suit squeeze intention NR. Poor populations are dominant in certain areas of human utilized adventurous new style while enriching themselves in line for the purpose of eventual control of NR. National figures given even contaminated and stuck giving role in building networks is exploitation of natural resources.

Human population pressures elsewhere directed access NR low population density areas. The case of certain groups in certain regions entrants controlled asset / land. Blamed slipshod land assets no valid documents according to their size, that could be an asset in the search, lost lives can not be searched. This strange human group is a game of human civilization itself on the deification of a new style to use documents and other aspects such as the limits of the understanding of the supernatural such as religion becomes a political tool used to master NR enrich themselves by it initiators. Government misled because accomplied fight with poverty reduction and human rights are also made based on the size of the human being as well.

In Indonesia, people who oppose this pattern threatened with the word "fear the social impact or face legal repercussions". The power control of the area of ​​land assets in the hands of parties who are professionals from the center (the capital) and know exactly the weakness of local governments and communities. They made a secret study to carry out its mission. Unfortunately when explored nearly all of it related to the monopoly of powerful people from the center or area of ​​interest. Local officials did not bother to fight the powerful people, other than avoidance or come to play. Latest way rich people from outside the fund set up a local person claiming NR form of state land and then come other local parties each claim the same land to sue each other while manipulating the document as an excuse to face court cases. End all the sham is to manipulate state land statutory. So happens spatial region disorderly are very severe.

Environmental project facilitated UN experts and the world's leading experts even still dominant was only stuck into access legal spend management of the global environment. The figures from the global to the local who enjoy trail overlap in spending such funds. NR presents a global failure to manage massive information data globalized media published on the direction of the dark scary human life on earth. Then return man initiated a new project to manage global environmental impacts of project failure and even outer space to seek compensation NR. The pattern of global NR management projects like this, though not successful, there has been no or very complicated for humans submitted to court. Indonesia, which complete its NR and highly strategic global has been, is and will continue to be a lucrative location for the project site of global natural resources, both black and white gray.

People who do not gain direct access to the NR did not immediately respond to a variety of ways as well. The response was equally shaped black white and gray.

HR elevate all eventually die behind so the soil / material body back so the NR, the NR is a crucial issue. NR exist without HR. Although HR are coming and going into the world, NR-quality and high quantity remains the main basis of the best human life. So the harmony of the ecological balance of the earth as an absolute indicator of the existence of the feasibility of residential real earth never changes or indicators of the eternal. HR must maintain and exalt the glory NR itself in accordance with instructions from the Almighty for those who believe. As good as any human civilization earth, NR was still limited and will not be able to face human greed. Human greed has no limit to be met, even the whole universe is not enough for the greedy. Perhaps the Almighty or nature itself regulate the greed to provide time-limited and does not create duplicate human intelligence brains for every living thing, including HR, in order to break the chain of generations greed.

Perhaps too "human earth apocalypse" comes on when all of the greed that united generations of HR stringing cumulative greed became a living human generation civilization regulanate the earth and everything becomes messy trigger this human earth. HR is good and right for earth humans in the end is the HR when its existence on earth before dying back into the element of NR, providing real work to bring peace to the earth and everything in it, thus breaking the chain of generations wit full content of greed obsession reduce NR for the momentary pleasure of life on earth astray in all scales and aspects. Beware!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun