Mohon tunggu...
herse
herse Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar Sekolah Menangah Atas di Kabupaten Ponorogo

Merupakan seorang pelajar sekolah menengah atas yang memiliki hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ice Breaking, Cara Efektif Menghilangkan Rasa Bosan dalam Penyampaian Materi

7 Oktober 2024   08:03 Diperbarui: 7 Oktober 2024   08:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia  presentasi dan penyampaian materi sangat diperlukan sebuah ide kreatif dari seorang pembicara atau narasumber untuk tetap menggait perhatian dari para audience. Tantangan terbesar dalam hal ini adalah menghilangkan rasa bosan yang sering muncul akibat sebuah hal yang dilakukan secara monoton dan terkesan kurang menarik. Pembicara harus selalu menjaga perhatian audience agar tetap fokus dan terlibat dalam sebuah forum yang sedang berjalan.

Tidak sedikit pembicara yang kewalahan menangani masalah tersebut. Hal ini dikarenakan banyaknya audience yang merasa bosan sehingga mengakibatkan perhatiannya terpecah. Salah satu strategi efektif yang dapat dilakukan utuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengunakan teknik Ice Breaking. Teknik ini bertujuan untuk mencairkan suasana, membuat audience merasa lebih nyaman, serta dapat menghilangkan kebosanan.

Ice breaking sangat diperlukan dalam sebuah penyampaian materi atau bahkan dalam sebuah proses belajar mengajar. Mengapa demikian? Karena ketika kita dihadapkan dengan sebuah situasi dimana otak kita terus menerus menerima informasi tanpa diselingi dengan sebuah kegiatan yang dapat mencairkan suasana atau membuat otak kita merasa fresh sementara waktu maka otomatis rasa bosan akan menyerang dan menyebabkan fokus serta perhatian kita menjadi terpecah.

Seperti yang sudah penulis terapkan di lapangan, ketika sedang melakukan sebuah sosialisasi atau pemaparan materi terkadang penulis menyelingi dengan Ice Breaking untuk menjaga fokus dan kenyamanan para audience. Penulis biasanya melakukan Ice breaking berupa permainan atau tebak-tebakan, diantaranya :

1.Kebalikan

 Permainan ini merupakan permainan kebalikan atau antonim dari apa yang ciucapkan.Cara bermainnya : Ketika penulis berkata Ular, maka tangan membentuk garis lurus pendek, sedangkan jika penulis berkata Ulat, maka tangan membentuk garis lurus panjang. Jika penulis berkata Gajah, maka tangan membentuk benda kecil, sedangkan jika penulis berkata Semut, maka tangan membentuk sebuah benda besar.

2.Tepuk tangan 1

 Permainan ini memerlukan fokus dari para peserta atau audience. Jika instruktur berkata tepuk tangan 1 maka peserta harus bertepuk tangan sebanyak satu kali, akan tetapi jika instruktur berkata satu maka peserta tidak boleh tepuk tangan.

3.Telur tangkap

 Permainan ini memerlukan dua tangan sekaligus. Satu tangan digenggam di letakkan di paling baah sebagai pondasi kemudian diatasnya ditaruh tangan temannya dengan possi menggengam juga. Kemudian instruktur akan memberikan perintah harus naik, turun, atau tangkap. Jika instruksinya naik maka tangan paling bawah naik ke atas sendiri, jika instrksinya turun maka tangan paling atas turun ke bawah sendiri,dan jika instruksinya tangkap maka tangan yang berada paling atas menangkap tangan yang ada tepat di bawahnya.

4.Genre Berkata

Permainan ini hampir sama dengan permainan tepuk tangan. Apabila instruktur memerintahkan melakukan sesuatu dengan diawali "genre berkata" maka peserta harus melakukan hal sesuai yang diinstruksikan. Apabila instruktur langsung menyebutkan sebuah perintah tanpa mengawalinya dengan "genre berkata" maka peserta dilarang mengikuti instruksinya. 

5.Pijat bahu teman

Permainan ini bertujuan untuk merilekskan tubuh terutama pundak yang sudah kaku dan lelah karena dipaksa duduk atau dalam posisi tertentu dalam waktu yang lama. Pada permainan ini para peserta akan memegang pundak teman yang ada di depannya kemudian saling memijat, jika sudah maka balik kanan kemudian kembali memijat bahu teman agar terasa rileks dan nyaman. 

6.Cerita bersambung

Permainan ini dilakukan dengan pembicara yang menyebutkan sebuah kalimat kemudian dilanjutkan oleh peserta yang ditunjuk untuk membuat sebuah kalimat agar terkarang sebuah cerita dari kalimat kalimat tersebut. 

7.Prok bum, prok tepuk tangan, boom tepuk paha

Permainan ini adalah permainan tepuk. Apabila instruktur berkata prok, maka peserta bertepuk tangan, apabila instruktur berkata bum, maka peserta menepukkan telapak tangan ke paha masing masing hingga berbunyi bum. 

8.1,2,3 tangkap

Permainan ini menggunakan jari tangan. Jika instruktur berkata Satu maka telunjuk jari tangan kanan diangkat, jika instruktur berkata dua, maka telapak tangan kiri dibuka dan jari telunjuk di letakan di telapak tangan kiri teman yang terbuka, kemudian jika instrktur berkata tiga tangkap jari telunjuk temann disampingnya. 

Ice breaking merupakan salah satu poin penting yang sangat berguna dalam penyampaian materi untuk memastikan audiennce tetap fokus dan ikut terlibat dalam sebuah diskusi atau forum. Dengan memilih jenis dan metode ice breaking yang sesuai dengan konteks kegiatan atau materi yang diberikan dan dilakukan maka kita dapat menciptakan pengalaman yang lebihmenyenangkan serta produktif bagi audience.

Tanamkan dalam diri bahwa tujuan Ice breaking ialah untuk membangun koneksi dengan para audience, membuat mereka merasa nyaman dan tertarik dengan topik yang sedang kita bawakan, dan terlibat aktif dalam forum serta materi yang kita sampaikan. Setelah melakukan ice breaking, audience akan dapat kembali fokus dengan materi yang disampaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun